webnovel

unSpoken

Hanny_One · Teen
Not enough ratings
42 Chs

BAB 23 : 'Aku Ingin Lebih Lama'

'rapi,bersih,dan pinky' pikir marcel. macello mengedarkan pandagan nya didalam rumah liana. Memperhatikan warna,tata letak barang didalam rumah itu. 'dia mandiri dan hidup dengan baik walaupun hidup seorang diri.'

"ini lah tempat tingal saya" liana berujar

"rapi dan bersih" marcel berkomentar

"terima kasih,silahkan duduk pak" liana mempersilahkan marcel

"mau minum apa?"

"terserah. Apa aja bisa. Air putih pun tidak apa"

"masa Cuma air putih,gimana kalo teh atau susu?"

"kopi ada?"

"kalo kopi,nga ada pak" liana merasa menyesal,dia mengigit bibir bawah nya

"Mm… ya sudah,susu aja" marcel menjawab setelah berpikir sejenak

"susu putih atau coklat?"

"kamu ini ya…" marcel mencondongkan badan nya sambil tersenyum gemas pada liana, dia sunguh tidak menyangka liana orang yang cukup cerewet seperti ini. Urusan minuman saja begitu ribet nya

"hehehe . . ." liana cengegesan sambil mengaruk lehernya yang tidak gatal

"susu coklat" marcel menjawab mantap menentukan pilihan nya

"baiklah,tunggu sebentar ya" Liana bergegas ke dapur

Marcel menyandarkan punggung nya. Memejamkan mata nya. Seberkas senyum tergambar pada wajah nya. 'coba saja bisa seperti ini setiap hari' pikir marcel 'pulang kerja ada yang nunggu, disambut di depan pintu, masuk kerumah ditawari minum dan makan. Bukan kah akan sangat menyenangkan' benak marcel. Tanpa sadar dia tertidur ditemani impian nya.

Di dapur, liana membuat susu coklat itu dengan sepenuh hati. Memotong kue dengan hati-hati. Menata nya pada nampan. Senyum nya tidak lepas dari wajah nya. 'serasa melayani suami pulang kerja saja' benak nya. dia tertawa kecil sendirian.

Liana berjalan keruang tamu. Di lihatnya marcel terpejam. 'tidurkah?'benaknya. diletakkan nya nampan yang dibawa nya dengan hati-hati. Dia takut marcel terganggu. Liana berjongkok didepan marcel. memandang wajah nya lekat. Dia terpana.

'hidung nya mancung,bibir nya merah,bibir bawanya penuh,kulit nya terawat,mata nya' liana menjulurkan tangan nya,ingin menyentuh

Marcel membuka mata,liana segera berdiri karena kaget. Dia Nampak kikuk karena kedapatan sedang mengagumi sosok laki-laki di depan nya.

"aku ketiduran ya?" tanya marcel sambil memegang pundak nya sendiri. dia Nampak lelah.

"iya,sepertinya begitu" liana menjawab

"pak,mau saya bantu pijat kan?" liana bertanya ragu

"saya tidak salah dengar?" marcel memandang liana

"kaya nya bapak kelelahan,saya bisa bantu pijat kan kalo bapak mau" lagi-lagi liana mengigit bibir bawahnya sendiri.

'tolong,jangan lakukan itu lagi.' batin Marcel merasa gemas melihat ekspresi Liana.

"baiklah" marcel membalik kan badan "pijat di sini" marcel menunjuk pundak nya

Dengan ragu liana duduk disamping belakang nya. Mulai memberi pijatan pada pundak marcello.

"Mmm …,lumayan" marcel berkomentar "beri tenaga memijat nya,itu terlalu pelan" marcel memerintah

Liana menuruti. Dengan tenaga penuh dia menekan tangan nya pada pundak marcel. 'badan nya terlalu keras,padahal aku sudah kencang tadi' protes liana di dalam hati. Jantung liana lagi-lagi berdegup kencang. dia takut marcel mendengar nya. Dia berusaha mengatur suasana hati nya,meredakan genderang yang bertabuh pada dadanya.

"liana,aku akan pergi besok pagi" marcel memotong kalimat nya, menunggu reaksi liana

Liana menghentikan pijatan nya sesaat. Marcel tersenyum mendapati reaksi liana yang tergambar lewat gerak tubuhnya.

"aku akan pergi cukup lama kali ini,kemungkinan besar 10 sampai 15 hari. jika ku kebut bisa sih selesai dalam 8 hari. selama aku nga ada,jaga diri baik-baik ya. Dan … , saat aku pulang nanti bisakah kita menjalin sebuah hubungan serius?"

Tangan liana terhenti,dia terkejut dengan pernyataan marcel.

Marcel berbalik,menatap liana,tangan nya mengenggam tangan liana. Wajahnya Nampak serius

"aku sunguh ingin mengenal mu dengan baik. aku sadar lamaran ku kemarin sungguh tidak sopan,jadi aku ingin memperbaiki nya. Ayo kita lewati proses perkenalan singkat,ijin kan aku memberi tahu mu lebih banyak tentang diri ku,dan setelah itu tolong pertimbangkan aku sebagai calon suami mu,yang akan menemani mu sampai hari tua." Dengan penuh keyakinan marcel mengatakan nya

Liana menarik tangan nya,wajahnya menyiratkan ketidak percayaan dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut bos nya ini.

"hahaha …,bapak ini bisa saja. bapak jangan bercanda gitu,nga lucu tau" liana protes sambil tertawa terpaksa

"aku tidak sedang bercanda liana" marcel memasang tampang yang lebih serius

"udah ah .., aku mau ambil minum dulu" liana berdiri dan melangkah pergi

Marcel menahan langkah liana. Tangan nya mengenggam tangan liana.

"liana aku SERIUS" ditekan nya nada suaranya sambil berdiri

"saya mau ambil minum" liana menarik tangan nya yang digengam erat

Marcel tidak membiarkan liana. Dia menarik nya mendekat,memutar tubuh liana kearah nya,merangkul pingul nya membuat liana berada dalam pelukan .

"aku sunguh meinginkan mu menjadi milik ku," marcel berkata dengan lirih pada liana

Aroma sampo tercium dari rambut liana. Marcel menghirup nya dalam. Menikmati aroma liana yang menyeruak masuk ke indra penciuman nya.jantung nya berdetak kencang.

"menjadi istri ku" marcel melanjutkan

Tangan besar milik marcel melingkar pada pingul liana. Terasa hangat. Aroma mint dari nafas nya tercium. Satu tangan liana yang bebas berada tepat didada marcel. dapat ia rasakan detak jantung marcel yang mengebu tidak kalah dari jantung nya yang berdetak sama kencang nya.

"aku benar-benar menginginkan mu" marcel berkata lembut,berbisik pada telinga liana

dengan jarak segitu dekatnya liana dapat mencium aroma tubuh marcello. Liana menikmati aroma musk dari parfum marcel. aroma maskulin tubuhnya sunguh memanjakan penciuman liana. Membuatnya ingin lebih lama disana,didalam dekapan nya.

"liana aku serius dengan mu" marcel berusahameyakin kan, mata nya menatap liana lekat

"jika ini karena bapak merasa bersalah atas kejadian yang lalu. Sungguh saya tidak perlu pertangung jawaban dari bapak. Saya baik-baik saja." Liana balas menatap marcel dengan serius

"liana …" marcel tidak menyangka liana berpikir demikian tentang diri nya

"kejadian malam itu murni kesalahan saya karena salah masuk kamar. Jadi bapak tidak perlu segini nya ingin bertangung jawab. Saya benar-benar baik-baik saja"

Liana tidak memungkiri betapa bahagian nya dia mendengar pernyataan marcello barusan. Tapi dia takut salah sangka, dan terlalu percaya diri. Dia memikirkan kemungkin marcel yang ingin bertangung jawab atas diri nya. Bukan kah sebelum kejadian malam itu marcel sama sekali tidak mengenal nya,bahkan tidak mengingat wajah nya sebagai salah satu karyawan nya. Bahkan bukan kah selama ini marcel tidak pernah memandang nya walau pun berada dikantor yang sama,bertemu dibeberapa kesempatan yang lain selama ini. marcello baru menyadari keberadaan nya dan menaruh perhatian setelah kejadian malam itu tidak salah bukan liana meragukan kebenaran perkataan nya.

Perkataan liana sunguh menyakiti marcello

"bukan kah sudah saya katakana sebelum nya,saya tidak akan menuntut anda. Saya juga meminta supaya tidak memperdulikan saya ketika bertemu lagi."

Tiba-tiba marcel mendaratkan sebuah ciuman pada bibir liana. Menghentikan kata-kata nya yang mengiris hatinya. dia sungguh tidak ingin mendengar perkataan Liana. Liana terkejut dan mendorong marcel.

"liana,beri aku kesempatan" marcel memohon, tatapan nya sendu

"beri aku waktu 3 bulan saja, Mm …" tanya nya

Liana terdiam menimbang kebenaran perasaan marcel lewat ekspresi wajah nya.

"2 bulan?" marcel menawar dengan wajah memelas nya

Liana masih diam seribu bahasa tanpa melepaskan pandangan nya diwajah marcel yang kian binggung dibuat nya.

"1 bulan,gimana?" dengan pasrah marcello makin menurunkan waktu yang di minta nya

"baiklah" liana menjawab mantap

"benarkah? " wajah marcello seketika berubah begitu cerah,bagai pelangi yang muncul setelah hujan "terima kasih,"ucap nya sambil mendekap liana "aku akan membuat mu jatuh hati dan mengatakan 'iya' pada lamaran ku"