webnovel

unSpoken

Hanny_One · Teen
Not enough ratings
42 Chs

BAB 20 : 'Gadis kecil itu sudah besar'

Marcel berada dikamar nya,baru saja dia sampai di apartemen nya. Dia sungguh sangat lelah hari ini,setelah berkeliling seharian. Dia merebahkan diri nya. Memejamkan mata. Tanpa sadar dia ketiduran. Wajahnya Nampak tenang,tidak lagi takut saat memejamkan mata.

Reza pulang ke rumah malam ini,ke rumah orang tua nya. 1bulan terakhir dia tidak pulang atau pun menjenguk keduanya. Tapi malam ini dia berkesempatan pulang,karena marcel tidur diaparteme nya,bukan pulang ke rumah pribadinya. Jarak rumah orang tua reza dan apartemen marcel cukup dekat.

Pukul 22.23

Marcel terbangun. Melirik jam dinding. dia duduk sejenak mengumpulkan kesadarannya. Bibirnya tersenyum tipis mengingat mimpi indah yang baru saja menghiasi tidurnya. Dia berjalan kekamar mandi. Badannya sungguh terasa tidak nyaman. dia membersihkan diri. Berendam air hangat. Pada benaknya terbayang wajah liana.

*8 hari yang lalu saat marcel berada dikamar nya di rumah utama*

Marcel akan beristirahat siang itu sebelum pulang dan bersiap pergi ke bandara. Tapi saat dia memejamkan mata dia teringat wajah liana,teringat disaat mereka melewati malam bersama,disaat pagi yang mendebarkan,disaat bernegosiasi dengannya,disaat dia berpisah dengannya. Semua teringat,dan tersusun rapi pada benaknya. Tiba,tiba bayangan liontin yang berada dileher liana terbayang dengan jelas,dan terasa tidak asing bagi marcel. dia terbangun dan mengingat kalung itu. dia tersentak,saat menyadarinya liontin itu sungguh familiar untuknya.

Marcel bergegas mencari sesuatu dilemari nya. Di bukanya laci kecil disana,banyak album foto didalam nya. Dia mengambil semuanya. Membukanya satu persatu. Foto masa kecil sampai dia dewasa ada semua disana. Dia mengabadikan moment-moment dalam hidupnya dengan foto. Foto-foto itu ditaruh sesuai urutannya. Album itu juga diberi nama sesuai isinya. 'masa SMP' 'masa SMA' 'kuliah' 'liburan bersama'. Album-album itu seperti diary yang menceritakan perjalanan hidupnya.

Awalnya ibunya yang mengajari marcel bercerita dengan foto. Mengabadikan sesi hidupnya dengan gambar. Kala itu ulang tahun marcel yang ke-10. Ibunya memberi hadiah dua buah album dan sebuah kamera. satu penuh dengan foto Marcel saat kecil sampai hari itu. dan satu lagi album kosong. dari situ lah marcel mulai mengambil foto dan menyusunnya didalam album.

Marcel membuka album SMP nya. Dia membuka dengan pelan,menikmati lagi kenangan dimasa itu. banyak gambar bungga dan radit disana. Karena mereka memang berteman dari kecil. dan saat itu mereka bertiga satu sekolah. Walaupun berbeda kelas dengan bungga. Duduk di bangku kelas 7 saat itu,sedangkan marcel dan radit kakaknya kelas 9.

Marcel terhenti,dia memandang lekat wajah anak kecil yang ada difoto. Gadis kecil itu berada diatas pangkuan marcel,dengan menggenggam es krim. Pada wajah nya terdapat noda es krim. Dan dilehernya tergantung liontin dengan bentuk hati.

'mungkin liana adalah anak ini?' benak marcel

Marcel teringat kejadian waktu itu. dikala itu dia dan radit bolos sekolah. Mereka memang merencanakan nya beberapa hari sebelumnya. Bungga yang tahu rencana mereka memaksa untuk diajak. Dia mengancam kedua nya akan memberi tahu orang tua mereka jika kedua nya tidak bersedia mengajaknya. Akhirnya mereka bertiga bolos bersama. Mereka pergi kesebuah mal,disana mereka menghabiskan waktu. Sampai disaat ketiganya akan membeli es krim,seorang gadis kecil menggenggam tangan marcel.

Anak kecil itu sepertinya tersesat,terpisah dari orangtuanya. dia mendekati marcel,menggenggam tangannya dengan erat tanpa takut. Sepertinya wajah tampan marcel muda kala itu juga sangat menarik untuk gadis kecil ini.

"eh…anak siapa ini?" marcel terkejut dengan kehadiran gadis kecil itu. radit dan bungga juga Nampak terkejut.

"cantiknya kamu dek?" bungga berjongkok dan mencubit pipinya.

"au…' dia meringis sakit,lalu bersembunyi dibelakang marcel

"dek,mana papa mama mu?" tanya radit

Gadis itu menggeleng. Lalu menarik tangan marcel,menunjuk kearah es krim dengan mata memelas dia menatap marcel. marcel mengerti maksudnya. Dia ingin dibelikan es krim. Marcel pun menurutinya. Lalu menggendongnya untuk memilih rasa yang disukainya. Mereka bertiga membawanya duduk di bangku. Gadis itu sungguh menikmati es krimnya.

"manisnya" ucap bungga sambil memperhatikan gadis kecil itu memakan es krimnya. Tangannya menjulur akan mencubit pipinya lagi,tapi anak itu segera menyembunyikan wajahnya di dada marcel.

"eeeh…," jar bungga

"hahaha" mereka bertiga tertawa melihat tingkah gadis itu

Dia duduk dipangkuan marcel,tidak mau duduk dikursi sendiri. gadis kecil itu sepertinya baru berusia sekitar 3 tahun kala itu. dia sungguh tidak mau pisah dari marcel.

"gimana ini,kita tidak tahu orang tua anak ini,dia juga ditanya hanya mengeleng" radit bertanya kepada keduanya

"nanti kita lapor kesatpam aja,jadi biar di bantu cariin orang tua nya" marcel menjawab

Bungga dan radit meangguk setuju. Gadis itu masih menikmati es krimnya dengan tenang dipangkuan marcel.

"pelan-pelan makannya" marcel meingatkan gadis itu

"iiihhh…kamu makannya berantakan ya" bungga menghapus es krim pada pipi dan mulutnya

"nama kamu siapa?" radit bertanya lembut

Gadis itu menatapnya binggung, lalu menatap marcel,menarik telinga nya ringan berbisik padanya.

"ana,katanya" marcel menyampaikan kata-kata gadis itu

Mereka terus mengali info dari gadis itu. tapi tiap kali dia akan menjawab dia hanya akan berbisik pada marcel,tidak ingin berkata langsung pada bungga atau radit. Mereka binggung dengan sikap gadis ini.

"ah…aku hampir lupa. Ini…" kata marcel

marcel mengeluarkan kotak kecil,memberikan nya pada bungga. Hadiah itu baru dibelinya tadi saat mereka berada ditoko aksesoris. Dia pikir bungga akan suka dengan apa yang dipilihkan nya.

"apa ini?" tanya bungga

"buka sendiri dan lihat isinya"

Bunga membukanya dengan pelan. Matanya melebar melihat isi didalamnya. Dia memandang marcel.

"terima kasih" ucapnya sambil mengeluarkan isi kotak itu

Sebuah liontin dengan bandul hati kecil. itulah isinya. Ada sebuah inisial,huruf M terukir kecil pada bandulnya. Gadis kecil yang ada dipangkuan marcel tiba-tiba menangis. Tangannya menunjuk kearah kalung yang akan dipakai bungga. Mereka bertiga saling bertatapan binggung. Lalu. . .

"mau ini?" tanya bungga sambil menyodorkan kalungnya

gadis itu meangguk,lalu menatap mercel dengan mata berkaca-kaca

"baiklah,ini. . ." bungga menyerahkan kalungnya.

Gadis itu berhenti terisak. Matanya berbinar menatap kalung ditangannya, lalu menyerahkan nya pada mercel.

"kamu benar-benar suka ini?" marcel bertanya

Gadis itu meangguk dengan gembira,sambil menghapus sisa air matanya

"bagaimana ini?" tanya marcel pada bungga

"tidak apa,lain kali tinggal belikan aku yang lain" bungga menjawab

"tapi ini aku beli khusus untuk kamu" marcel bimbang

"kan ada waktu lain kali kalo sama bungga,tapi gadis ini kau hanya bertemu saat ini. Kalo dia dijemput sama papa mamanya,kau tidak akan punya kesempatan untuk memberinya hadiah lagi" radit memberi saran "kau bisa menganti hadiah itu lain kali pada bungga"

Marcel Nampak berpikir sejenak,lalu menatap bungga,menatap gadis kecil dipangkuannya,

"baiklah,ini untuk mu. Jaga baik-baik ya" marcel memasangkan liontin itu pada leher gadis kecil itu

Gadis itu memberi kecupan terima kasih pada pipi marcel

"eh…" marcel terkejut

"sepertinya dia sudah jatuh cinta pada kakak deh…" ucap bungga

Mereka membawa gadis itu berkeliling bersama mereka,tapi dia sungguh tidak inggin lepas dari marcel. lengket seperti perangko. Macel menikmati menjaga gadis itu. dia terbiasa menjaga adik nya marsha saat libur sekolah jadi dia cukup piawai menghadapi gadis kecil ini. Tepat satu jam setelah mereka melapor pada satpam tentang gadis kecil ini,orangtua nya datang melapor. Akhirnya mereka menyerahkan gadis itu pada orangtuanya yang sangat berterima kasih pada ketiganya karna sudah berbaik hati menjaganya.