Setelah selesai melampiaskan kesedihannya, Shazia dan Bryan kembali masuk ke dalam gedung utama. Sebelum pergi kesana, Shazia terlebih dahulu pergi ke ruangan wardrobe untuk membenarkan riasannya yang sudah luntur dan berantakkan. Memang tidak akan terlihat sama, namun setidaknya kedua matanya yang sembab dapat tertutupi oleh riasan wajah yang ia poles. Wanita itu tampak ragu-ragu berjalan menuju gedung pertemuan.
Wajahnya sedikit tertunduk dan enggan menyapa siapapun yg melintasinya. Setelah sampai di meja makan, Shazia langsung meminta maaf kepada seluruh mata yang ada di meja tersebut. Dengan mata yang sangat jeli, Freya langsung mengetahui perubahan rias wajah dari teman itu. Ia langsung tersenyum sinis dan mulai menyusun siasat.
"Zia, tampaknya ada yang berbeda dari wajahmu?" Freya tanpa malu langsung nyelonong berbicara di tengah heningnya pembahasan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com