Kedua mata Harshad kembali menatap kaki yang masih mengeluarkan darah itu. "Kakinya kembali berdarah. Dan kenapa dia masih berusaha untuk mengejarku? Dia ini manusia apa? Kenapa dia tidak memikirkan kesehatannya sendiri?" pikirnya terheran.
"Harshad, ini ponsel kamu," ucap Shazia sekali lagi.
Harshad kembali membuang tatapannya. "Kenapa kamu harus repot-repot mengejar kepergianku?" tanyanya ketus.
Shazia langsung meletakkan ponsel itu di telapak tangan suaminya. "Karena aku tahu ponselmu adalah hal paling penting dalam segala hal. Segeralah pergi, nanti kamu terlambat berangkat bekerja," ucapnya dengan ramah.
Harshad langsung masuk ke dalam mobil. Tidak ada ucapan apapun yang dikatakan oleh pria itu. Setelah berlalu jauh, ia kembali melihat ponselnya yang ada di depan cap setir mobil. Ia mulai mengambil ponselnya dan mencoba membuka isi di dalamnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com