webnovel

Chapter 15

『Anda telah berhasil menaklukan portal rahasia tingkat G』

『Statistik anda meningkat pesat』

『Statistik』

Kekuatan: 31

Ketahanan: 21

Kecepatan: 26

Sihir: 17

Reflek: 26

"Gila... statistikku naik semua. Dan naiknya tidak main main."

Setelah bos goblin hijau dikalahkan, Andress mendapatkan notifikasi dari layar sistem. Notifikasi itu memberi tahu dia kalau statistik Andress telah meningkat.

"Apa aku akan naik level sebanyak ini setiap kali aku menyelesaikan portal rahasia?"

"Kalau memang iya, maka aku tidak perlu cape cape latihan seperti kemarin."

[Penjelasan tentang statistik rata rata tingkatan knight]

Statistik Knight tingkat G sekitar 01-10.

Statistik Knight tingkat F sekitar 10-20.

Statistik Knight tingkat E sekitar 20-30.

Statistik Knight tingkat D sekitar 30-40.

Statistik Knight tingkat C sekitar 40-50.

Statistik Knight tingkat B sekitar 50-60.

Statistik Knight tingkat A sekitar 60-70.

Statistik Knight tingkat S sekitar 70-80.

『Anda mendapatkan senjata Bos goblin hijau』

『Jenis: kapak. Tingkatan: B』

"Wahh... senjata ini ternyata tingkat B. Kalau dijual pasti akan dapat uang lumayan banyak."

『Notifikasi dari author』

『Anda dapat pesan, apa anda ingin membacanya?』

『Ya/tidak』

"Ya"

『Selamat atas keberhasilanmu Andress. Sebagai ucapan selamat, aku akan memberimu sedikit hadiah』

『Apa anda ingin menerima hadiahnya?』

『Ya/tidak』

"Ya."

『Anda mendapatkan skill baru』

『Nama skill: Inventory』

『Anda bisa memasukan benda apapun kedalam inventory』

[Skill inventory]

Skill inventory adalah skill dimana penggunanya bisa memasukan benda apapun kedalamnya. Konsepnya sama seperti gelang senjata. Perbedaannya hanyalah skill inventory bisa memasukan benda apapun dan tanpa batas.

"Aku dapat skill inventory? Boleh juga, mari kita coba."

『Sentuh benda yang akan anda masukan kedalam inventory』

Andress mengambil batu yang ada didekatnya. Dia lalu mencoba mengaktifkan skill itu dan secara tiba tiba batu itu menghilang dan masuk ke inventory.

"Keren, benar benar seperti didalam game."

Andress kemudian mengambil batu itu kembali dari dalam inventory. Dan benar saja, batu itu kembali muncul ditangan Andress

"Sekarang aku sudah mengerti cara menggunakan skill ini."

Setelah itu Andress kemudian kembali berkeliling untuk mengumpulkan inti monster.

[Inti monster]

Didalam dunia 'Bad End'. Setiap monster memiliki inti didalam tubuh mereka, inti itu berbentuk seperti bola kelereng yang kecil.

Inti monster itu sangatlah penting didunia 'Bad End' karena memiliki banyak manfaat. Salah satu contohnya adalah bola inti bisa dijadikan sebuah bahan dalam pembuatan senjata untuk para knight.

Beda tingkat monster maka beda juga kualitas inti monster itu. Semakin tinggi tingkat monsternya maka intinya juga menjadi sangat mahal.

Kenapa Andress baru mengambil inti itu sekarang? Alasannya karena Andress tidak bisa membawa bola inti itu tadi. Namun karena sekarang dia sudah punya skill inventory. Jadi dia baru mengambil inti itu sekarang.

[6 jam kemudian]

"Akhirnya... aku... selesai... juga...." ucap Andress yang sudah kehabisan nafas karena kelelahan.

"Aku... sangat lelah... mengumpulkan bola inti dari semua ini... aku benar benar lelah..."

Andress kemudian istirahat dan tiduran di tanah. Dan tanpa disengaja, dia lagi lagi ketiduran.

[6 jam kemudian]

"Sial, aku ketiduran lagi. Sudah berapa lama aku disini."

『Anda sudah 42 jam berada di dalam portal』

"Berarti sekarang sudah 21 jam di dunia nyata."

"Aku harus segera pulang. Bisa bisa aku terlambat masuk sekokah nanti."

Andress memasuki portal rahasia sekitar jam 7 pagi. Artinya, dia keluar dari portal sekitar jam 4 pagi.

『Anda telah keluar dari portal rahasia』

"Akhirnya... aku menghirup udara segar. Bukan udara yang berbau darah."

Andress kemudian berjalan kaki dari lokasi portal hingga sekolah. Soalnya, tidak ada kendaraan umum yang beroperasi sekitar jam 4 pagi.

"Sial, aku harus berjalan 9 kilometer untuk pulang..."

...

...

[Di gerbang sekolah]

Setelah sampai di gerbang sekolah. Andress tidak sengaja bertemu dengan Frisa yang sedang lari pagi.

"ANDRESS!!??" Frisa terkejut melihat Andress yang badannya dipenuhi dengan darah.

"Frisa? Kau sedang apa jam segini?"

"Seharusnya aku yang bertanya. Ada apa denganmu? Kenapa badanmu dipenuhi dengan darah?"

Tampilan kondisi tubuh Andress saat ini sangatlah mengerikan. Mulut dia di penuhi dengan darah akibat dari memakan daging mentah. Lalu hampir seluruh baju dan celana dia juga dipenuhi dengan darah. Disekujur badan dia juga terdapat banyak luka akibat pertarungan melawan para goblin hijau.

"Eeehhh... a- aku... aku habis..." Andress bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin bagi dia untuk memberi tahu Frisa yang sebenarnya.

"Ini rahasia. Kamu tidak perlu tau." Andress tidak tau lagi harus beralasan apa. Jadi dia hanya mengatakan 'rahasia'.

"..."

Suasana mereka kini menjadi sangat hening. Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain tanpa mengatakan apa apa.

"Kamu... tidak melakukan kejahatan kan? Seperti membunuh orang misalnya." Tanya Frisa yang sedikit ketakutan.

Wajar bagi Frisa untuk berpikir demikian. Tampilan Andress kali ini benar benar seperti seorang psikopat yang habis membunuh dan memakan korbannya.

"Tidak, aku tidak membunuh orang. Aku hanya..." Andress tidak melanjutkan perkataannya.

"Hanya apa?" Tanya Frisa sambil mengeluarkan pistol PR dari gelangnya.

Tidak ada pilihan lain lagi, Andress akhirnya memilih untuk membuat suatu kebohongan besar yang akan mengubah sudut pandang Frisa tentang Andress selamanya.

"Baiklah, aku akan jujur padamu. Jadi simpan pistol itu dan dengarkan aku baik baik."

Frisa mengikuti permintaan Andress untuk menyimpan kembali pistol miliknya. Namun dia tetap waspada terhadap Andress dan menjaga jarak dengannya.

"6 bulan lalu, aku tidak sengaja berseteru dengan suatu organisasi. Organisasi itu adalah organisasi yang sangat jahat."

"Mereka menculik adik perempuanku saat aku sedang lengah. Mereka lalu membunuh dia dan memutilasi tubuhnya."

Andress berakting sangat hebat saat ini. Dia memasang ekspresi wajah yang sangat dingin dan tampak seperti orang yang depresi.

"Semenjak saat itu, aku selalu punya dendam terhadap mereka. Lalu 6 bulan kemudian, tepatnya hari ini. Aku berhasil mendapatkan lokasi mereka."

"Tanpa pikir panjang, aku mendatangi mereka dan membantai mereka semua dengan sangat sadis. Aku mengoyak ngoyak tubuh mereka sampai hancur berkeping keping. Sama seperti apa yang mereka lakukan terhadap adiku."

"Jadi... itulah alasan sebenarnya kenapa tampilanku seperti ini." Ucap Andress dengan nada suara yang datar dan raut wajah yang suram.

Frisa terdiam mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Andress. Dia tidak tau harus berkata apa karena dia sangat terkejut mendengar ceritanya.

"Apa aku berhasil mengelabui dia?"

Melihat reaksi Frisa yang tak bisa berkata apa apa, Andress merasa yakin kalau aktingnya berhasil. Dia lalu melanjutkan aktingnya dan kembali ke kamarnya.

"Kalau begitu, aku permisi dulu. Sampai jumpa."

Dengan raut wajah yang dingin dan juga depresi. Andress meninggalkan Frisa begitu saja.

...

...

[Jam 7 pagi, di ruang kelas]

Frisa saat ini sedang duduk dikursinya. Dia terus melamun memikirkan perkataan Andress tadi pagi.

"Jadi selama ini... Andress sangatlah menderita. Dibalik sikap tenangnya itu ternyata dia menyimpan kesedihan yang sangat mendalam."

Andress masuk kedalam kelas. Dia kemudian disapa oleh Leonil yang sedang mengobrol dengan Tengli dan yang lainnya.

"Andress, kamu tidak akan percaya dengan apa yang aku lakukan kemarin...." mereka kemudian mengobrol seperti biasanya.

"..."

Dari kejauhan, Frisa terus melihat kearah Andress. Dia terus memerhatikan tingkah dan prilaku Andress yang sedang bersama dengan yang lainnya.

"Andress... dia terlihat biasa biasa saja. Sama seperti sebelumnya."

"Jika tadi pagi aku tidak bertemu dengannya, aku pasti tidak akan percaya kalau dia adalah orang yang sangat menderita."

"Hei!" Zelen membuat Frisa terkejut.

"Astaga... jangan mengagetkanku seperti itu."

"Iya maaf. Lagian kamu sedang melihat siapa sih? Serius sekali."

Zelen kemudian melihat kearah Andress dan yang lainnya.

"Ohhh... aku mengerti. Kamu lagi melihat Leonil kan?"

"Bukan."

"Atau mungkin... Andress?"

"B-Bukan! A-Aku tidak memikirkan dia."

"Apa? Jadi bener, kamu mikirin Andress?" Zelen sudah kenal lama dengan Frisa. Jadi dia tau bagaimana sifat Frisa saat dia sedang berbohong.

"Apa kamu suka sama dia? Gara gara apa? Apa karena dia kapten di tim kamu?" Zelen bertanya dengan sangat bersemangat.

"Aku tidak suka dengannya!"

"Benarkah?"

"Aku hanya... khawatir dengannya...." ucap Frisa dengan suara kecil.

"Kau bilang apa barusan? Aku tidak dengar."

"Sudah sana pergi! Jangan ganggu aku!"

"Hahaha, iya iya, aku akan pergi."

Zelen pergi meninggalkan Frisa dengan suasana hati yang senang (dia salah paham, dia mengira kalau Frisa suka Andress padahal tidak).

"Andress... dia tidak apa apakan?"

...

...

BERSAMBUNG...