webnovel

You're Very Pretty

"Yu, boleh aku bicara?" Yoshito yang dari tadi menunggu Yu masih setia berdiri untuk meminta maaf.

"Aku sedang sibuk!!" Yu yang masih kecewa dengan kakaknya itu tetap fokus memasak.

"Sebentar saja aku mohon, aku ingin menjelaskan" Ucap Yoshito memelas.

"Aku harus mengirimkan makanan ini segera, maaf." Ucap Yu singkat.

Yuire mulai mengemasi makanan ke dalam kotak untuk mengirimkannya ke sebuah acara, tanpa mempedulikan Yoshito.

"Aku bantu!" Yoshito berinisiatif untuk mengambil setumpuk box yang akan dibawa Yu. Yu mengelaknya dan tetap melewati Yoshito menuju ke parkiran untuk memasukan makanan ke dalam mobil restoran.

....

"Hai sayang!!!" Di parkiran tiba-tiba mobil Sam datang dan yang sang empunya langsung membuka kaca mobil saat melihat kekasihnya sedang sibuk memasukan makanan.

"Mau kirim makanan??" Tanya Sam diiringi kecupan di kepala Yu, Yu hanya mengangguk.

"Aku ikut ya??" Bujuk Sam tersenyum

"Tidak perlu, kau temani saja Yoshi dan pacarnya di dalam!." Mendengar ucapan itu Sam mengerti suasana hati kekasihnya itu.

"Hmmm, kau sudah berbicara dengan Yoshi???"

"Saam, aku akan antar makanan ok!! Sekarang aku mau mengambil kunci mobil dulu, terserah kau mau tetap disini atau bagaimana." Yu langsung berlalu menuju pintu masuk restoran.

"Eh... Sayangku kenapa jadi marah padaku??" Sam berjalan terburu-buru menyusul langkah kekasihnya.

....

"Permisi aku mau lewat!!!" Ucap Yu kepada Yoshito yang menghalangi jalannya di pintu masuk. Sam yang berdiri di belakang Yu tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menikmati perang dingin yang sedang terjadi.

"Yuire Minato,, maafkan kakakmu ini. Aku mohon!!" Ucap Yoshito memelas, memandang wajah adiknya yang sedang emosi. Yuire hanya diam membalas pandangan kakaknya tajam.

"Yu.. Ini Kristin" Yoshito menggenggam tangan adiknya itu dan memperkenalkan wanita di sampingnya.

"Hai, He is your baby??" Tanya wanita itu kepada Yoshito.

"Yes. This is my baby, my only baby." Jawab Yoshito memandangi adiknya dengan tersenyum. Yuire hanya mengangguk dengan wajah muram. "Hai"

"You're very pretty, exactly like what yoshito told me." Kristin mengusap bahu Yu dengan senyum yang ceria.

"Sorry. I have to do something. Please enjoy the food." Ucap Yuire kepada dua sejoli itu dan berlalu menuju ke dalam restoran, Sam yang hanya penonton mengikuti langkah Yuire. Namun Kristin menahan tangan Yu "May I talk with you?? Please??"

Kristin membimbing Yu untuk duduk di salah satu meja. Sam berniat mengikuti kekasihnya itu.

"Mau kemana penguntit??" Yoshito menghalangi jalan Sam dengan sigap.

"Mengikuti kekasihku onii-chan.." Sam tersenyum dan menunjuk ke arah Yu

"Bisakah kau tidak membuntuti adikku sebentar saja??"

" Tidak bisa. Karena aku berguru padamu dan Chris. Hehehe".

...

Yuire hanya diam dan menunduk saat duduk berhadapan dengan Kristin. Akhirnya Kristin yang memulai pembicaraan.

"Aku tahu kamu marah pada Yoshi atau mungkin padaku juga." Ucap Kristin menggunakan bahasa Jepang.

"You can speak Japanese??" Yu sedikit takjub ternyata wanita bule yang dibawa kakaknya itu fasih berbahasa Jepang.

"You know why i can speak Japanese?? Karena Yoshi memintaku belajar bahasa Jepang agar aku bisa akrab denganmu."

Yu hanya terdiam mendengar ucapan Kristin, hatinya sedikit melunak mendengar Yoshito masih memikirkan tentangnya.

"But Im still dissapointed." Ucap Yu kesal.

"Sure. I understand what you felt. But we had a reason." Kristin menggenggam tangan Yu.

"Apapun alasannya, aku seperti orang yang tidak berarti. Bahkan dia menyembunyikannya selama ini."

"Berkali-kali aku memintanya bertemu denganmu. Tapi karena kau sangat berarti, dia selalu menolaknya."

Mata Yu memandang kekasih Yoshito itu.

"You know, what he told to me everything is about you, how you grow up, how you changes his life, how beautiful you are, and how you got this sickness." Kristin menyentuh dada Yuire.

"Dia memastikan bahwa kau dan Chris adalah yang pertama dalam hidupnya dan aku yang kedua. Sebelum aku menerima itu maka aku tidak boleh bertemu denganmu." Tangan Yu mulai mengusap perlahan tangan Kristin dan wajahnya menunduk untuk menutupi matanya yang mulai berkaca-kaca.

Kristin mengangkat dagu Yu, membuat mereka saling berpandangan.

"Yoshito really love you more than his life. Dan aku mulai jatuh cinta padamu bahkan sebelum kita bertemu. Bukankah kau ingin seorang kakak perempuan?? Hmm? Here I am" Yuire membalas senyuman Kristin

"Kenapa kakakku yang galak bisa mendapatkan wanita selembutmu??"

"Because Im not in love with him. Im in love with his story about you. May i hug?" Kristin membuka tangannya dan disambut Yu dengan pelukan yang erat.

....

"Tidak jadi antar makanan??" Tanya Sam kepada Yu yang sedang berbaring di kamar istirahat.

"Aku jadi malas. Biar pegawaiku saja." Yu merubah posisinya menjadi membelakangi Sam yang duduk di sisi kasur.

"Hei!! Berbalik lah!! Aku kesini bukan untuk memandangi punggungmu!!." Yu berbalik dengan malas.

Sam memandangi wanita yang terbaring dihadapannya itu, wanita yang sudah tak terlalu kurus lagi berbalut kemeja putih dengan beberapa kancing terbuka.

"Jangan pernah melakukan ini lagi.!!" Sam mendekatkan wajahnya dengan Yu yang sedang terbaring.

"Melakukan apa?? Membelakangimu lagi??" Tanya Yu ketus.

"Bukan, tapi ini!!" Sam mengarahkan tangannya ke arah kemeja Yu yang kancingnya terbuka

"Jangan pernah membiarkan leher dan dadamu terlalu terbuka seperti ini!" Sam Lin meraba leher Yu menuju dadanya.

"Ini fashion sayaang!!" Yu yang berpikir Sam terlalu berlebihan mengenai pakaiannya sedikit protes.

"Kau tahu kenapa tidak boleh?" Tanya Sam membuat hidungnya hampir bersentuhan. Yu hanya menggeleng.

"Aku tidak tahan melihatnya sayang.." Bisik Sam dengan nafas berat dan langsung meluncurkan ciumannya di leher Yu. Satu-satunya milik Yu yang tidak pernah gagal menaikkan nafsu Sam. Leher putih bersih Yu adalah fettish Sam.

"Hhmmmmm aahh Sam.. Jangan meninggalkan bekas!!!"

Sam menghentikan ciumannya sejenak. "Takut kakakmu memarahiku??" Tanya Sam memandangi kekasihnya

"Iya.. Hehehe."

"Biarkan saja!!! Aku sudah kebal dengan mereka." Sam langsung mengecup bibir Yu dan melanjutkan lagi menikmati lembut, harum dan sensualnya leher Yuire.

Saat ku tenggelamkan nafasku

Aku tidak takut apapun

Kehangatan tubuhmu

Penawar semua ketakutan ku

(ghandistri)