Suasana konferensi pers dan perpisahan semua pemeran series yang dibintangi Sam berlangsung meriah. Ya, series percintaan remaja yang dimainkannya bersama Eunice telah rampung ditayangkan.
Sekarang waktunya para penggemar Eunice dan Sam yang menjodoh-jodohkan mereka, meminta mereka berpose mesra dan menggoda. "Sungguh melelahkan harus berpura-pura seperti ini" Pikir Sam. Belum lagi ada hati yang harus dijaga, Hua Lu sudah menatapnya dengan tajam dibelakang para wartawan yang mengabadikan semua momen.
"Oke semua waktunya kita makan!!.. Box makanan sudah disediakan di meja sebelah sana." Teriak sutradara menunjuk ke salah satu meja tempat menumpuknya box-box makanan.
" Yeaaaah. Akhirnya,, aku sudah lapar sekali!!! Makan apa kita hari ini??" Tanya Sam Lin bersemangat.
Merasa tak ada yang menjawab, Sam langsung menuju tempat makanan itu berada, tak lupa menarik tangan Hua Lu untuk mengajaknya makan juga. Sam memberikan satu box dan mengambil satu untuk dirinya.
"Wow Sushi..!!" Ucap Hua Lu.
"Oya??" Sam menjawab singkat sambil fokus dengan handphonenya dan belum sempat memeriksa isi box.
"Kita duduk di sana saja!!" Mengajak Hua Lu menuju meja yang sudah terdapat Evan, Eunice dan Sutradara terlebih dahulu.
"Coba sayang aaaa!!" Hua Lu memberikan suapan sushi ke mulut Sam yang masih asyik membalas pesan-pesan di handphonenya. Sam terlihat menikmati makanan yang diberikan pacarnya itu.
"Hmm enak.." Komentar Sam dengan mulut penuh makanan. "Beli dimana Pak??" Tanyanya pada Sutradara
"Restoran baru favoritmu." Jawab Sutradara singkat.
Sam menghentikan kunyahan di mulutnya, buru-buru dia melihat box pengemas makanan itu. "YU's Resto" tulisan hitam di pojok kanan box yang begitu jelas tertera.
Sam beranjak dari tempat duduknya tergesa-gesa menuju ke arah lift. "Baby mau kemana??" Teriak Hua Lu tapi tak digubris. Sam memencet tombol lantai 1. Tempat dimana pintu masuk Kantor Agency berada. Kakinya diketuk-ketuk tidak sabar ke lantai lift.
........
Begitu pintu lift terbuka, Sam langsung berlari menuju halaman kantor, berharap menemukan mobil makanan ataupun sepeda milik seseorang. Tapi nihil, Restoran dimana makanan itu berasal pun sudah terlihat tutup.
Sam memijat kepalanya dengan kasar dan terlihat kesal. Langkah lunglainya mengiringi dia masuk kedalam Kantor. Beberapa kali dia menarik nafas panjang, ketika melewati meja resepsionis Sam mendapat ide untuk bertanya.
" Makanan untuk konferensi pers tadi datang jam berapa??" Tanya Sam pada resepsionis
" Sekitar 75 menit yang lalu." Jawab resepsionis terlihat mengingat-ingat
" Oke. Terima kasih." Jawab Sam lemas. "75 menit, pasti dia sudah pergi. Coba saja aku menyadarinya lebih cepat."
Sam menunggu di depan lift dengan malas. Dia harus kembali ke lantai 3 dimana bagian administrasi dan acara makan-makan dilaksanakan.
Sam menunduk menendang-nendang kan kakinya ke lantai. Sampai pintu lift terbuka akhirnya dia mengangkat wajahnya kembali. Tapi Sam tidak masuk, dia terpaku. Dihadapannya, di dalam lift sudah berdiri seseorang dengan rambut terurai diselipkan ke telinga. Memakai sweater coklat dan dengan damai memejamkan mata menikmati musik yang terdengar dari earphone yang terpasang di telinga.
Wajahnya terlihat damai dengan senyum kecil terlihat di bibirnya yang kecil. Rambutnya yang hitam berkilau memberikan kesan segar pada wajahnya. Sam baru tersadar ketika pintu lift akan tertutup. Terburu-buru dia masuk tanpa melepaskan pandangannya pada sosok didalam lift.
Yuire tetap memejamkan mata dan tidak terusik dengan gerakan Sam yang rusuh. Mata Sam terus terpaku, wajah damai itu telah membuat Sam tersenyum tanpa disadari.
Cukup lama lift terhenti karena Sam lupa memencet tombol. Hal itu membuat Yuire membuka matanya, mata mereka beradu tanpa ekspresi cukup lama.
"Lantai berapa??" Yu mendekati tubuh Sam, hendak menekankan tombol lift untuk Sam. Wajah mereka hampir beradu.
"Heuh?? Lantai 3." Sam tersentak.
Setelah menekan tombol Yu kembali ke tempat sebelumnya. Sam masih terus terpaku memandanginya.
"Apa dia tidak mau mengobrol denganku?? Lalu apa sebenarnya yang sedang dia dengarkan??" Ucap Sam dalam hati. Tiba-tiba Yu memberikan salah satu earphone ke arah Sam.
"Eh??" Kedua alis Sam berkerut ke arah Yu, Yu mengangguk dan tetap menawarkan earphone miliknya ke arah Sam.
Melihat Sam yang masih terdiam, Yu menarik tangan Sam hingga berdiri sebelahnya dan memasangkan earphone ke telinga Sam.
"Instrumental piano ini membuatku tenang. Kau harus mendengarkan, agar kau lebih rileks dan tidak terburu-buru seperti tadi." Yu memejamkan mata lagi dan tersenyum, tidak mempedulikan mata indah yang fokus memandangi disampingnya, mulut yang terus tersenyum ditemani alunan piano yang menenangkan hati.
Aku selalu terburu-buru untuk melihatmu
Dan kau hanya meledek dengan terpejam
Sedangkan aku disini mengedip saja tidak berani
Takut kau hilang lagi
(ghandistri)