webnovel

Dengarkan Jika Orang Tua Bicara!!!

"Lusa kau akan pergi denganku dan Marie, kau tidak boleh kelelahan karena ini pertama kalinya kau naik pesawat setelah operasi." Ucap Chris pada adiknya Yuire yang sedang fokus di depan laptop.

Yoshito yang berbaring di sofa di dalam kamar Chris mendengarkan dengan acuh tak acuh.

Chris mendekati Yuire yang tidak menjawabnya, menatap serius adiknya itu dan menutup laptop dihadapan adiknya secara tiba-tiba.

"Dengarkan jika kakakmu bicara!!" Ucap Chris tegas

Yuire sedikit kaget melihat laptopnya tiba-tiba ditutup hampir menjepit jari-jarinya. "Ouh,, tadi kau bicara apa??" Tanya Yuire terbata-bata

"Yuire Minato.. dengarlah jika orang tua sedang bicara!!" Teriak Yoshito dengan nada meledek.

"Apa yang kau cari??" Tanya Chris tajam

"Tidak ada!." Yuire meletakan tangannya diatas laptop agar tidak dibuka kembali oleh Chris.

"Jangan mencari berita yang membuatmu semakin sakit hati!!" Ucap Chris tajam

"Aku hanya ingin tahu yang terjadi di dunia luar. Handphoneku kau ambil dan aku tidak boleh menonton TV."

"Biarkanlah Chriiiiss... Kasihan adikku tidak ada hiburan!!" Ucap Yoshito dengan tubuh yang menghadap ke punggung sofa dan membelakangi saudaranya.

"Kau diam Yoshito Minato!!" Bentak Chris

"Jadi kau tadi bicara apa Onii-chan??" Tanya Yuire

"Lusa kau, aku dan Marie akan pergi. Yoshito dan Kristin menyusul." Chris berjalan menuju kursi dekat Yoshito dan duduk.

"Hah??" Yoshito terperanjat dari sofa setelah mendengar bahwa dia akan ditinggalkan, langsung menatap kakaknya yang telah duduk di sebelahnya.

"Ya. Kau disini dulu. Aku punya tugas untukmu!!" Perintah Chris kepada Yoshito

"Onii-chaaaan. Anak buahmu hampir seperempat rakyat negeri ini. Kenapa harus adikmu ini yang melakukannya??" Yoshito memelas

"Tidak usah sok manis!! Jijik aku melihat kau seperti itu!!" Chris memicingkan mata menatap Yoshito.

"Kalau kau tidak percaya dengan orang lain. Kenapa tidak kau saja yang melakukannya dan aku pergi terlebih dahulu dengan Yuire." Yoshito memasang wajah manis

"Membiarkan Yuire pergi bersamamu?? Lebih baik aku mati kelaparan daripada aku mati membayangkannya!!"

.....

"Pak Lim, kenapa kau membuatku menunggu seperti ini? Apa sebenarnya yang ingin dilakukan kakakku?" Tanya Yoshito kepada orang dibelakang kemudi.

"Kita sedang menunggu seseorang Tuan." Jawab Pak Lim dengan tegas namun sopan.

"Aku ditinggalkan mereka hanya untuk menunggu seseorang??" Yoshito mulai heran dengan perintah kakaknya, jika untuk hal sepele seperti ini, kakaknya seharusnya menyuruh orang lain.

"Tuan Chris ingin kau belajar." Jawab Pak Lim masih memperhatikan sekitar dan tetap tidak mematikan mesin mobil.

"Belajar apa? Aku sudah pintar." Yoshito mulai gusar ditempat duduknya, hampir satu jam menunggu membuat tubuhnya mulai berkeringat.

"Kau akan tahu nanti Tuan, kepintaran kakakmu akan mengagetkanmu." Ucap Pak Lim tersenyum ke arah Yoshito

"Ah yang aku tahu dia hanya kasar padaku. Selebihnya tidak ada kelebihan yang dia punya." Pak Lim hanya tersenyum mendengar adik bosnya itu menggerutu. Sudah sejak dulu ketika ayah mereka masih ada, Chris dan Yoshito memang tidak pernah bersikap lembut satu sama lain.

Tidak lama kemudian seseorang berlari dibawah hujan mendekati mobil mereka, Pak Lim membuka kaca mobil disebelahnya. Orang yang berseragam perawat itu memberikan sebuah amplop besar dan Pak Lim menukarnya dengan amplop yang lebih kecil dan tebal. Dari ukurannya semua orang akan tahu bahwa amplop yang diberikan Pak Lim berisi sejumlah uang.

Pak Lim segera menutup kaca mobilnya dan perawat itu kembali menghilang dibawah hujan tanpa mengatakan apapun. Yoshito hanya bengong melihat transaksi itu.

"Apa itu pak Lim?? Apa kalian melakukan kejahatan?? Ya Tuhan, apa kakakku menjual narkoba agar bisa sekaya itu." Wajah Yoshito terlihat kalut dan stress. Pak Lim hanya tersenyum melihat tingkah Yoshito yang mencercanya dengan pertanyaan bertubi-tubi, lalu mengemudi meninggalkan area tersebut.

...

"Sam ada yang mencarimu!!" Teriak salah satu kru kepada Sam. Sam menyimpan script yang sedang dibacanya dan mencari tahu siapa yang sedang mencarinya.

Sudah terduduk seorang pria di kursi taman yang tak jauh dari lokasi syutingnya. Pria yang sudah sangat akrab dengannya, pria yang pernah memukulnya dua kali ketika dia berusaha mendekati adiknya.

"Apa kabar Sam??" Ucap pria itu santai menghisap rokok yang sedang diapit oleh jarinya.

Sam tersenyum dan berjalan mendekati pria tersebut lalu duduk disampingnya tanpa menjawab sapaan Yoshito.

"Besok adalah hari besar untukmu, tapi calon mempelai pria masih asyik bekerja?" Ucap Yoshito menepuk bahu Sam Lin.

"Hmm, aku harap ingatanku akan hilang dengan bekerja Yosh."

"Jangan memasang wajah menyedihkan seperti itu Sam!! Biasanya wajahmu sangat menyebalkan saat bertemu denganku." Yoshito membenarkan posisi duduknya, memandangi pria yang masih tertunduk meratapi nasibnya.

"Aku berharap kalian tidak datang di acaraku besok. Melihat salah satu dari kalian membuatku semakin merasa bersalah." Ucap Sam putus asa

"Apa kau tidak akan menanyakan kabar adikku?"

Sam menarik nafas panjang dan tersenyum "Aku tidak sanggup untuk menyebutkan namanya Yosh, itu membuatku semakin merindukannya." Sam menatap nanar ke arah Yoshito.

"Yuire sudah kembali ke Jepang, bersama kakakku Chris." Sambung Yoshito menatap serius wajah Sam.

Tatapan mata Sam berubah, berusaha merasa lega namun hatinya semakin sakit karena kini dia sudah lebih jauh dari orang yang dicintainya.

"Chris, dia memang pelindung yang sangat hebat. Dia merencanakan apapun dengan sangat detail."

"Ya, dia membawa Yuire untuk menghindari acara pertunanganmu. Adikku sudah tahu Sam, ketika dia melihat berita tentangmu. Tubuhnya langsung demam tinggi."

Mata Sam membesar, mulai berkaca " Bahkan saat tidak bersamanya pun aku masih menyakitinya." Ucap Sam dengan wajah menyesal dan suara bergetar.

"Kau masih bisa menebus kesalahanmu pada Yuire." Yoshito memberikan amplop yang pernah diberikan seorang perawat kepada Pak Lim. Sam membukanya dan menatap dengan pandangan bertanya-tanya.

"Aku tidak tahu kalau Chris bisa sepintar itu, luar biasa dia bisa menemukannya." Ucap Yoshito setengah tertawa. Sam hanya tersenyum mendengar ucapan Yosh, membaca berkas-berkas yang dia pegang.

"Jalani sebentar lagi saja.!" Tambah Yoshito.

....

"Aku pamit Sam. Aku akan menyusul saudaraku kesana. Maaf aku tidak bisa menghadiri acaramu." Yoshito berdiri dan diikuti oleh Sam yang ikut berdiri.

Yoshito memeluk Sam dan mengelus-elus punggungnya "Jaga dirimu baik-baik. Aku dan Chris tidak bisa menemuimu dalam waktu dekat. Hubungi kami jika kau membutuhkan bantuan."

"Apa kalian tidak akan kembali??"

"Tentu kami akan kembali. Aku tidak bisa meninggalkanmu sendiri dengan wanita licik itu. Ingatlah, bukan hanya Chris dan Yuire yang menyayangimu. Aku juga menyayangimu"

"Arigatou,, Onii-chan"

Apa kau menerima sapaku sayang??

Sapa yang setiap hari kutitipkan pada awan.

Sapa berupa bisikan dan tawa kecil tentang apa yang pernah kita jalani.

Apa kau mendengarnya??

Karena suaramu selalu terngiang di telingaku.

(ghandistri)