Dua bulan berlalu, keadaan Kisha masih tetap sama. Ia tidak juga bergerak, dan membuka matanya. Bahkan semua cara sudah di lakukan untuk membuatnya segera bangun, tapi Kisha belum juga mau kembali kepada mereka.
Kini semua sudah berkumpul di luar ruang rawat Kisha, mereka selalu menunggu dan menunggu. Berharap jika ada kabar baik yang segera datang, namun kenyataannya begitu menyesakkan dada.
'Nona bangunlah, aku merindukanmu. Kami semua menunggumu, bangunlah nona.' batin Michel berharap.
'Bangun Kisha, aku akan selalu menunggumu. Aku kakakmu, aku yakin kau pasti kembali lagi.' batin Ryan mencoba kuat.
'Aku rindu suaramu Kisha, aku rindu kata-kata tajam yang selalu kau lontarkan padaku. Kapan kau akan mengatakannya lagi? Aku menunggunya Kisha, dan selalu menunggumu.' batin Edgar pasrah.
'Kisha, ada banyak hal yang ingin aku ucapkan padamu. Tolong beri aku kesempatan untuk mengatakannya, bangunlah Kisha! Kami menunggumu, kami yakin kau pasti kembali.' batin Rendy sendu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com