webnovel

Death Throes

Malam hari saat tengah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) terdengar suara dentuman yang sangat keras dari luar jendela kamarnya.

Ia pun langsung berlari menghampiri asal suara tersebut untuk menyaksikan keadaan diluar. Namun tidak terlihat adanya kejanggalan di luar sana yang membuatnya harus menyelesaikan tugasnya kembali.

Setelah selesai mengerjakan tugasnya Ia turun kebawah untuk mengambil segelas air dari dalam kulkas.

Saat akan kembali lagi ke kamarnya terdengar suara seperti bola yang dilemparkan ke lantai dari dalam kamar kedua orang tuanya.Ia pun langsung memanggil ayah dan ibunya sambil mengetuk pintu kamar,namun tak ada satu pun jawaban dari dalam.Ia fikir ayah ibunya sudah tertidur dan suara tadi merupakan handphone yang terjatuh sehingga segera ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya lagi.

Ketika tengah tertidur Ia merasa seperti ada yang suara langkah kaki yang berat dari arah tangga menuju kamarnya,namun Ia tidak menghiraukannya dan mengira itu hanya suara ayah atau ibunya.

Keesokan paginya Ia dibuat terkejut dengan kondisi kasurnya yang penuh dengan bercak merah serta terdapat sebuah pisau berdarah di lantai kamarnya.Ia pun berteriak sambil berlari menuju kamar kedua orang tuanya.

Sesampainyaa di sana Ia dibuat semakin histeris dengan kondisi kedua orang tuanya yang sudah dipenggal dengan posisi kepala tergeletak di lantai dan tubuh berada di atas ranjang.

Melihat rumahnya disegel oleh polisi para tetangga langsung berdatangan, mereka mereka terkejut ketika melihatnya keluar dengan tangan terborgol serta dipenuhi dengan darah di sekujur tubuhnya.Warga sekitar pun langsung menduga bahwa dialah yang telah membunuh kedua orang tuanya sendiri.

Saat investigasi berlangsung, polisi menemukan sidik jari dari sebuah pisau yang terkegeletak di lantai kamarnya.Diketahui sidik jari tersebut sama seperti sidik jari yang Ia miliki.Tetapi Ia membantahnya dan mengatakan bahwa Ia tidak tahu apa pun tentang pembunuhan tersebut bahkan Ia sama sekali tidak memegang pisau tersebut saat kejadian. Namun polisi masih bersikeras memaksanya untuk mengaku sambil menunjukkan semua bukti yang ada padanya.

Merasa kecewa dan sakit hati karena dituduh sebagai seorang pembunuh Ia pun langsung memukul sambil mencekik polisi tersebut. Tak berapa lama tiba- tiba Ia tersungkur lemas dilantai karena sentruman yang diberikan oleh salah seorang polisi kepadanya. Sambil berbisik Polisi yang menyetrumnya diam- diam mengancam akan memberikannya hukuman yang sangat berat apabila Ia tidak mau mengakui sebuah kejahatan yang sebenarnya sama sekali tidak pernah Ia lakukan.

Saat sidang tengah dilaksanakan, ada yang aneh pada sidang tersebut sebab salah seorang Irjen yang menangani kasus tersebut mengatakan bahwa gadis ini tidak bersalah.

Hakim pun langsung bertanya alasannya.

Sang Irjen mengatakan

"bagaimana mungkin seorang gadis pelajar SMA dapat memenggal kepala orang dewasa yang tubuhnya lebih besar darinya hanya dengan menggunakan pisau dapur yang berukuran kecil, dan tidak ada motif yang jelas dari pembunuhan tersebut"

Mendengar penjelasan Sang Irjen hakim tidak percaya dan menolak pembelaan apapun. Hingga pada akhirnya saat sidang akan ditutup Hakim menjatuhka hukuman penjara seumur hidup dan seberat- beratnya hukuman mati meskipun Ia baru berusia 17 tahun.

Merasa sangat tertekan dengan keputusan tersebut Ia langsung membanting kursinya ke arah hakim dan mengatakan bahwa Ia tidak oernah membunuh kedua orang tuanya sambil menangis histeris.

Sipir pun langsung menariknya untuk keluar dari persidangan dan langsung menjebloskannya ke dalam penjara.

Karena kasus pembunuhan tersebut teman sekolahnya sampai menghujatnya dengan kalimat kasar di media sosial. Sehingga semua akun media sosial yang ia miliki sekarang telah di banned oleh pemerintah.

Ia yang dulunya dikenal sebagai anak yang cerdas dan berprestasi disekolahnya tetapi sekarang sekarang berbanding terbalik, Ia lebih dikenal sebagai seorang iblis yang mengerikan hingga monster yang menjijikan.

Selama di penjara ia hanya menghabiskan waktu dengan berbaring di kasurnya sepanjang hari tanpa melakukan kegiatan apa pun. Sehingga membuat salah seorang nara pidana yang satu sel denganya langsung memakinya.

"pemalas! bantu kita bersih-bersih, jangan hanya tidur saja di sana seperti sebuah bangkai"

Namun ia sama sekali tidak menghiraukan teriakan tersebut dan tetap berbaring di ranjangnya. Merasa kesal karena diacuhkan, wanita tersebut langsung mendatanginya sambil menyiramnya dengan sebuah ember yang berisikan air pel yang kotor. Ia pun langsung terkejut sambil menggumal dengan kalimat kasar karena kedinginan.

"Kau siapa berani menghinaku? usiaku jelas lebih tua darimu tapi kau tidak punya sedikitpun sopan santun pada ku. Tidak heran kenapa kau sekeji itu membunuh kedua orang tuamu sendiri"

Celoteh wanita tersebut sambil menarik rambutnya dengan kasar.

Merasa sakit hati karena dihina sebagai seorang pembunuh Ia pun langsung menggenggam dan mematahkan salah satu pergelangan tangan wanita tersebut sambil berkata.

"aku bukan pembunuh! Kalau memang aku seorang pembunuh! Kaulah orang pertama yang akan ku bunuh!"

Wanita itu berteriak kesakitan sambil menggenggam tangannya yang putus.

Napi lain yang melihat kejadian tersebut langsung histeris karena takut.Mendengar jeritan dari para napi beberapa sipir yang berjapa pun langsung berlari ke dalam sel.

Ketika masuk sipir dibuat terkejut melihat lantaibbergelimang darah dan salah satu dari pergelangan tangan wanita itu telah terputus. Sipir pun langsung menodongkan senjata api kerahnya abil mengancammnya.

Karena kejadian tersebut Ia langsung dipindahkan kedalam penjara yang sempit dan kotor serta diasingkan dari narapidana lainnya.

Dua bulan telah berlalu, datanglah seorang Irjen yang dulu itu sempat membelanya.

Ketika di ruang kunjungan Irjen tersebut sangat terkejut melihat kondisinya yang sangat mengkhawatirkan.Sebab terdapat banyak luka dan nanah di sekujur tubuhnya karena percobaan bunuh diri yang ia lakukan.Irjen tersebut dengan halus langsung menyuruhnya duduk.Dengan kaki yang gemetar Ia perlahan duduk dihadapan Sang Irjen sambil menunduk.

"kau.."

Belum sempat berbicara Ia langsung memotong perkataan Irjen tersebut.

"aku bukan pembunuh"

Belanya dengan pelan sambil menangis.

Mendengar perkataan tersebut Sang Irjen hanya tersenyum tipis sambil berbisik

"aku percaya padamu"

Ia pun menatap Sang Irjen dengan sambil meneteskan air mata.

"jadi kau harus tetap hidup untuk membuktikan semua kebenarannya"

lanjut Irjen tersebut.

Ia hanya mengangguk sambil menangis tanpa berkata apa pun. Waktu pertemuan pun telah berakhir seorang Sipir langsung mengajaknya untuk kembali ke sel.

Saat itulah Ia memberikan senyuma pada Irjen mengisyaratkan bahwa ia sangat berterimakasih karena masih percaya padanya.

Keesokan paginya untuk pertama kalinya ia dapat merasakan udara segar dan sinar matahari setelah dikurung didalam penjara yang kecil dan kotor.

Namun tak lama merasakan surga tersebut, tiba-tiba wanita yang pernah ia patahkan tangannya datang menghampirinya.

Tak mau membuat masalah lagi ia pun langsung bergegas pergi dari sana untuk menghindari wanita tersebut.