webnovel

01 Orang Pintar

Suasan rumah Nea, bukan, lebih tepatnya rumah ayah tiri Nea, tampak ramai ada sanak saudara, tapi suasananya begitu sedih, Karena ayah tiri Nea baru saja pulang dari rumah sakit akibat jatuh di kamar mandi, tidak ada yang luka, hanya mengeluh kepalanya sakit rasanya seperti berputar putar dan ada otot yang terjepit akibat jatuh. Itu saja cukup membuat mereka khawatir dan panik, pasalnya Yusni ayah tiri Nea sudah masuk umur lanjut usia sekitar 70 Tahunan.

Setelah semua saudara sudah pulang tinggal lah hanya anak dan menantu ayah Yusni. Ayah Yusni mempunyai 3 anak laki laki. Tapi hanya satu yang sekarang ada di sini.

"Bu kita tidak bisa menginap, lagi sibuk dan Rafi sedang tidak sehat", tutur Atar .

"Tidak apa, ayah juga terlihat sedikit membaik". Jawab ibu Arum, sebenarnya ia merasa lelah selama di rumah sakit tidak ada yang menggantikan dirinya mengurus ayah Yusni, ibu Arum sedikit berharap salah satu menantu ayah Yusni bergantian menjaga.

setelah kepergian Atar, Nea duduk di depan ibunya, memberikan secangkir teh manis hangat.

"Bu, mulai besok aku akan ijin untuk libur bekerja", Nea merasa kasihan pada ibunya, lebih baik ia membantu selama ayah nya masih sakit yang terbaring di ranjang bahkan tidak bisa bangun sendiri.

"Iya bantu ibu, rasanya ibu seperti mau sakit",

Ibu Arum menyeruput teh manis yang ternyata tak semanis ekspetasi nya, rasanya tidak pahit pun tidak manis, sepertinya Nea terlalu irit memberi gulanya.

"Nea, ayah sangat takut jika umurnya tidak lama lagi dan tidak bisa melihat kamu menikah", ucap ibu Arum dengan sendu, sendu bukan karena teh yang tidak manis melainkan memikirkan nasib jodoh putrinya.

Nea sudah menebak, sudah lama ia di desak agar cepat menikah, ia sendiri pun juga sebenarnya sudah ingin menikah, tapi bagai mana lagi jodohnya belum di nampakan oleh sang pencipta.

Nea sekarang berusia 25 tahun, ia tergolong sebagai gadis yang tidak jelek jelek amat, malah terkesan manis dan cantik walaupun tidak secantik artis Bollywood, setidaknya pantas lah jika di gandeng ke kondangan sebagai pasangan, tapi entah karena apa sampai sekarang jodohnya belum datang juga, entah masih nyasar di hati gadis lain atau juga sama seperti Nea yang Galau sedih merana serta pusing tujuh keliling menanti untuk di pertemukan.

"Bu, haruskah Nea nikah kontrak seperti di novel novel?", Nea mengutarakan ide gilanya.

"Hus nikah itu bukan permainan", jawab ibu Arum malah di buat semakin pusing dengan pertanyaan ngawur putrinya.

Di saat Nea dan ibu Arum merenungi langkah apa yang akan di ambil, terdengar teriakan ayah Yusni begitu mengagetkan memanggil ibu Arum. Ibu Arum dan Nea pun seketika berdiri dan berjalan yang lebih mirip berlari ke kamar yang berjarak begitu dekat. Ayah Yusni mengeluh kan bagian belakang atas punggung sampingnya sakit sekali katanya, bahkan sampai menagis membuat ibu Arum dan Nea sangat panik.

"Nea coba kamu ke rumah orang pintar komplek sebelah, bawa ke sini, ibu takut ayah Kesambet", titah ibu Arum saking paniknya pasalnya ayah Yusni menangis seperti tidak sewajarnya membuat ibu Arum berfikir yang tidak tidak.

Nea langsung keluar menuruti titah ibunya, ia menyambar kunci motornya, mengendarai motor dengan tidak santai ke rumah orang pintar tersebut. Sampai di sana Nea langsung masuk menemui orang itu, mengutarakan tujuannya dan mengajak orang itu kerumahnya sekarang juga. Musko si orang pintar ikut ke rumah ayah Yusni dengan tergesa gesa sampai lupa memakai alas kaki langsung mengendarai motornya akibat Nea yang tadi menceritakan kondisi ayah Yusni dengan panik dan di bumbui ke dramatisan yang menegangkan.