webnovel

ueueue

this story has been removed.

MaxOfDarkSide · Others
Not enough ratings
47 Chs

accident#9

Jam menunjukkan pukul 1.30 siang waktu setempat, dan semua pemuda sudah siap menunggu di tempat mereka akan bermain.

Mau tau dimana?

Sebuah lapangan yang sangat luas dan panjang. Mereka saat ini sedang menunggu di sebuah gedung untuk menunggu performance dari Max.

Mungkin hal ini membuat kalian penasaran, apa yang akan Max tampilkan?

Menyanyi? Menari? Pertunjukkan atraksi?

Semua salah.

Saat ini, ia akan melakukan sebuah kegiatan yang sudah ia latih selama 5 tahun dan mempraktekkannya untuk kedua kalinya.

Ia sangat berjuang untuk hal ini. Berlatih di sekolah khusus yang biayanya saja hampir semilyar pertahun. Setiap hari senin hingga jumat ia akan sekolah seperti yang lain, tetapi pada hari sabtu dan minggu ia akan pergi ke sekolah khususnya untuk berlatih.

"Max udah kesana?" Tanya Marc sambil mencari tempat duduk, pada Peak.

"Lagi briefing sama yang lain" jawabnya. Ia sendiri sudah tidak sabar menantikan pertunjukkan Max kali ini begitu juga dengan yang lainnya.

Tak lama dari mereka berbincang, Max menghampiri sekumpulan orang itu yang disambut meriah oleh mereka semua.

"Waaah jas nya keren banget bro!!" Ucap Nanon sangat senang melihat jas yang dipakai Max.

"Dipake cuma buat foto nanti, pas perform juga di lepas" jawab Max seadanya.

"Wuidih bang, jadi siapa yang bakal ikut ke suit nya nanti?" Tanya Mick.

"Hmm, gue belom milih sih"

"Lah?"

" hmm, si Frank aja deh. Mau kan lu?" Tanya Max yang langsung diangguki semangat olehnya.

Merekapun bersiap menuju lapangan, setelah di soraki semangat oleh semuanya.

" ready for second flight, capt Max?" Sambut seorang staff disana. Max tertawa.

"Off course ready, mr.jo"

"Okay, then. Coming in" instruksi nya lalu Max dan Frank serta satu orang lagi memasuki sebuah kendaraan.

Apa itu?

Ya, itu adalah pesawat terbang yang akan digunakan Max untuk penerbangan keduanya.

Inilah Max, seseorang siswa sma tingkat akhir yang sudah mendapat gelar tingkat 2 pilot di sebuah maskapai indonesia.

Tetapi ia belum bisa menandatangani kontrak kerja karena belum lulus.

Hasil perjuangannya selama ini membuahkan hasil yang sangat kentara, dan itu membuatnya puas.

Jadi ia pun memulainya dengan menerbangkan pesawat kecil untuk layanan sky diving disana.

Frank duduk di cockpit, sementara Max duduk di kursi capten pilot dan satu orang lagi itu duduk di kursi co pilot.

Tiga orang yang akan sky diving hari ini adalah Ohm, Mean, dan juga Beam. Mereka sudah menaiki pesawat sedari tadi.

Dan dengan segala instruksi yang dilakukan, pesawat segera pushback ke taxiway dan akan lepas landas di landasan 7L.

Jujur saja Frank sangat gugup. Tetapi ia tetap menatap Max penuh kagum saat melihat ataupun mendengar apa yang dilakukan Max hingga lepas landas.

Sementara pesawat mulai berjalan, penonton yang berada di gedung berdebar gugup dan antusias, apalagi mereka sampai sampai berdiri di atas kursi seperti Chimmon.

" gue deg degan anjir, yang jadi pilot siapa eh gue yang deg degan" ucapnya. Ia memerhatikan dengan seksama pesawat itu mulai terbang dan semua orang disana bersorak sambil bertepuk tangan.

" WUIDIH MANTUL KALI!!"

" astaga ternyata selama ini Max gak cuma rebahan doang kerjaannya??" Heboh Tay setengah terharu.

" Pen ikooooot!!!" Kini giliran Plan yang berteriak.

"Pacar gue apakabar??" Tanya Drake pada diri sendiri. Ia hanya terlalu excited saat ini.

" kenapa kaga muter si anying pesawatnya??" Pertanyaan nyerempet bodoh milik Fiat pun keluar. Ia lalu mendapat pukulan dari Perth dan juga Jj bersamaan.

PLAK!!

"Oooiiih..."

" lu kira komidi puter??" Lelah Jj sambil menggeleng keheranan.

Mereka semua mulai menunggu ketiga temannya untuk terjun dari pesawat, dan tiba saatnya mereka bersiap.

"Anjir anjir anjir, kaga mau ah!!" Teriak Ohm ketika dituntun oleh pemandu nya untuk mendekat ke pinggir pintu belakang pesawat yang sudah terbuka lebar itu.

Mean merasa tertantang seperti biasa, ia sudah tidak sabar lagi.

Sedangkan Beam, ia justru sibuk menertawai Ohm yang sudah memucat ketika mencoba melihat ke bawah.

Ketinggian yang aman digunakan untuk sky diving hanya mencapai 1.000 kaki saja. Tidak begitu tinggi sebenarnya.

"Nah, yang pertama gue dulu!!" Ucap Mean lalu pemandu nya segera membawa dia untuk meminggir.

"Satu, dua, tiga!!"

"AAAAAA!!!" Merekapun melompat dari pesawat dan segera melakukan aksi dibawah sana. Ohm sudah tidak tahan, tapi mau bagaimana lagi, ia juga penasaran.

"Ayo selanjutnya!!" Ucap salah satu pemandu. Ohm menatap Beam, lalu ia mengode untuk lebih dulu melakukannya.

" gue aja!!" Sama seperti Mean tadi, Beam sudah terjun ke bawah dan terlihat parasutnya sudah terbuka.

Kini giliran Ohm.

"Ayo!!" Semangat pemandu nya sambil menarik Ohm untuk meminggir. Tetapi Ohm justru menahannya, dan hampir saja menangis saat pemandu itu membawanya terjun dengan cepat.

"AAAAAKKK!!! TOEY GUE MO JATOOH AAAAAKK!!!" heboh nya. Ia sangat takut, padahal pemandu yang terikat di belakangnya menikmati kegiatan itu dengan santai.

Ketika sudah cukup terjun bebas, pemandu menarik tali untuk membuka parasutnya, dan parasut itu mulai mengembang membuat mereka melayang dengan perlahan.

"ASTAGA TINGGI BANGET TOEEEYY!!!" oceh nya saat melihat ke bawah. Sudah bisa dipastikan ia menangis saat ini.

Berbeda keadaan disana dengan di cockpit, Max dan Frank justru sedang mengobrol santai.

"Woilah gan lu bisa se hapal itu sama ni tombol, kaga ngerti lagi gue" kagum Frank.

" mueheheheh, kerjaan gue komat kamit sendirian itu bukan mau jampe jampe anjir, ya ngehapalin ini"

"Oooh begitu" Max mengangguk. Ia lalu mendapat instruksi bahwa mereka sudah bisa landing karena ketiga temannya sudah mendarat di sana.

"Prepare to final approach" ucap Max memulai proses landingnya.

"Winding power?"

"5 knot paralel"

"Prepare to landing on 7L, landing gear down"

Sejujurnya Frank sangat pusing dengan kata kata yang diucapkan Max, tapi tak apa. Asal dia bisa menikmati performance dari Max secara langsung apa salahnya?

"Autopilot, off"

TULITTULITTULIT!!

Frank terkejut dengan suara itu, ternyata itu adalah peringatan bahwa sistem autopilot telah dimatikan.

"One thousand"

Max pun mulai memegang stick dan fokus pada landing way nya.

"Nine hundred"

"Five hundred"

"Four hundred"

Pesawat mulai mendekati landasan pacu, dan Frank bersiap untuk hentakan yang sedikit keras nantinya.

"Three hundred"

"One hundred"

"Ninety, fifty, fourty, thirty, twenty, ten"

Pesawat sudah menyentuh landasan, dan dengan cepat Max menggunakan thrust reverses nya untuk memperlambat pesawat dengan cepat.

Tak lama, pesawat kembali ke tempat semula dan berhenti.

"Landing procces, success. Thankyou mr. Joss" ucap Max berterimakasih pada co pilot nya.

"Thankyou too capt. Max"

Max selesai dengan urusannya, iapun membawa Frank kembali ke gedung dimana mereka semua sudah menunggu nya.

Disana juga ada Mean, Beam, dan Ohm. Ohm terlihat pucat dan menyedihkan.

"WAAH CAPTEN MAX!!!" sambut Sing lalu mendekati Max dan mengambil jas yang disampirkan di pundak Max tadi. Ia lalu memakainya dan memotret dengan senang.

" gila asli keren keren!! Lu bisa juga bawa pesawat ngebut, biasa bawa mobil lu pelan pelan" ucap Fiat kembali dengan pertanyaan bodohnya.

"Kalo pesawat nya pelan pelan namanya komidi puter yeu malen" cibir Peak membuat Fiat menyengir.

"Gue barbar kah bawa pesawatnya? Lu ampe kek mo pingsan gitu anjir panjul!!" Heboh Max lalu mendekati Ohm yang sudah tertawa kecil.

"Hahaha, kek mau ketemu malaikat gue"

_________________________________________