"Jack, Ryle dimana?" Tanya Max sambil menarik tempat duduk untuk Sing.
Kini mereka tengah di restoran tempat para siswa ATRI makan siang.
Kenapa tiba tiba siswa ATRI berada di yogyakarta? Karena mereka memiliki cabang sekolah disini juga, dan saat itu mereka memiliki pelatihan sama dengan Max. Jadi sekalian saja.
Jujur saja Sing sangat canggung dengan teman teman Max, apalagi mereka semua adalah pilot dan beberapa petugas ATC, mereka semua orang orang keren menurutnya jadi ia gugup. Sebenarnya ada beberapa yang bukan pilot yang ia lihat.
"Bini gue lagi di kamar mandi, ntar juga balik" jawabnya.
Max lalu duduk di samping Sing, ia lalu mulai memesan makanannya dengan Sing dan menunggu.
"Btw, ini calon bini lu?" Tanya Jack sambil menatap Sing.
"Oh iya dong" jawab Max bangga. Ia lalu merangkul Sing didepan mereka semua.
"Ooh jadi ini??" Ucap Kevin lalu menatap Sing penasaran.
"Halo gue Kevin!!" Sapanya. Lelaki ini adalah pilot dari maskapai lion air. Lelaki yang perutnya sudah mulai membesar itu pun menyapanya dengan pria disampingnya.
"Gue Sing" jawab Sing seadanya sambil tersenyum.
"E bused ni bocah bawa kecengan uy!!" Heboh Loen sambil mendekati meja. Ia baru saja balik dari toilet bersama Ryle.
"Yaiyalah, masa elu kaga bawa kecengan??" Goda Max.
Lelaki yang perutnya sudah sedikit membesar itu pun menatap nya datar. Jadi Kevin dan Loen sama sama hamil, hanya saja lebih dulu Loen daripada Kevin.
" si bang Victor lagi tugas di Manila, ih lu mah gak berenti gado gue" ujarnya kesal lalu duduk di bangkunya.
"Awoakwoawok!!" Max tertawa.
"Oh iya yang, ini Ryle istrinya Jack. Dia mirip kayak Harit" ujar Max memperkenalkan Ryle pada Sing.
"OH BANGSAT JADI INI PACARNYA MAX YANG GUE DENGER ITU?? ASTAGA LUCUK BANGET WOEY BUAT GUE AJALAH!!" Sorak Ryle heboh membuat Sing terkejut.
Apa apaan yang mirip dengannya? Lelaki ini bahkan lebih barbar daripada dirinya.
"HEH MARMUT SELOKAN!! PAWANGNYA GALAK ITU" balas Jack sambil membawa Ryle duduk.
Astaga, pasutri itu sangat mirip satu sama lain.
"Ohiya, hehe. Btw nama lu siapa?? Astaga uwu banget pacarnya Max huhu gakuat gue" tanyanya pada Sing.
" ooh Sing Harit" jawabnya sekenanya.
"Oalah, gue Ryle Utampan, salken yaa" mendengar Ryle menggunakan nama itu, Jack menatap nya datar.
"Heh lu tuh bini nya sapa? Yang bener itu Ryle Delson oke??" Ujarnya mengkoreksi.
"Oh iya ampe lupa gue udah punya suami, awoakwoawok"
Sing hanya tertawa kecil mengamati teman teman Max yang sama servernya dengan penghuni dormitory.
"Oh iya, lu suaminya Kevin?" Tanya Max pada pria yang sedang merangkul Kevin itu.
" iya, lu Max kan? Kevin pernah cerita tentang lu" jawab pria itu.
Dia adalah Aaron.
"Wah pin lu cerita apa ke suami lu tentang gue? Curiga gue" tanya Max.
"Gue cerita ke eren kalo lu pernah rusakin Machine Pratt nya capten Ash, awoakaoawok" ujarnya membuat Max menatap nya datar.
"Cerita memalukan itu, lagian gak gue aja yang ngerusakin properti. Si Ryle ngerusakin Stick di Cessna 207, si Jack salah masukin bahan bakar, jadi gak cuma gue yang punya cerita memalukan,awoawok"
"Heh sat!!//heh sat!!" Umpat Jack dam Ryle bersamaan. Max hanya tertawa menanggapinya.
Mereka semua menikmati makan siang dengan aman walaupun sempat gaduh karena Loen yang merasa bayinya sudah menendang perutnya tadi.
"Temen temen Max asik banget, lucu tadi yang lagi hamil itu heboh banget" ujar Sing saat sudah masuk ke dalam mobil.
Max tertawa pelan, lalu mengusap rambut Sing pelan.
"Emang kek gitu mereka mah" jawab Max lalu menjalankan mobilnya.
Ia akan mengantar Sing ke penthouse lalu ia akan kembali ke bandara Adisucipto.
"Oh iya, habis ini Harit istirahat yaa. Kalo ada tugas dikerjainnya pelan pelan, jangan minum kopi juga, nanti Max jam 7 malem udah balik kok" pesan Max pada Sing yang kini tengah memainkan tangannya.
"Siap capt!! Harit mau langsung tidur aja, gaada tugas kok. Nanti malem mau makan apa? Biar Harit masakin" Max menatap Sing, ia lalu mengeluarkan senyuman khasnya.
"Mau makan yang masak aja deh" ujarnya membuat Sing memerah malu tetapi tak urung memukul pelan lengannya.
"Ih, seriusan??" Tanyanya heran.
"Kalo serius Harit mau?"
"Y-ya itu sih, tergantung nantinya" ujarnya dengan malu yang luar biasa. Max tertawa, ia bahkan mencubit kecil pipi chubby kekasihnya itu.
"Okey, ditunggu yaa Harit ku sayang~~"
_________________________________________
"Wah lu jan kek gitu wahai miskah, anna sudah susah susah melewati gunung es hingga hutan cemara untuk membeli ini makanan, dan miskah memprotesnya?? Sungguh jahat sekali dirimu miskah" ujar Ohm dengan lebaynya pada Beam yang menatapnya datar.
"Lagian lu beli yang choux cream, kan gue minta yang eclair" ujarnya protes.
Ohm menatap nya datar, lalu meletakkan paper bag itu di meja dengan kesal.
"Asudahlah, anna tak mau kembali untuk membeli yang benar, anna terlalu lelah miskah" ujarnya.
Beam menatapnya heran, lelaki ini jadi begitu semenjak kuliah.
" lu sehat kaga si Ohm?" Tanyanya.
"Tidak semenjak berpisah oleh Toey ku sayang" ujarnya mendramatisir.
" pantes ae ni bocah kelakuannya kek gitu" ucap Beam kemudian membuka paperbag itu dan mengeluarkan isinya.
"Btw bro, gue baru inget ada tugas sama anak teknik sipil, kapan yak itu?" Tanyanya. Beam yang sedang memakan dessertnya itupun menatapnya kaget.
"Heh wati!! Lu kaga ngingetin gue anjir!!" Ujarnya heboh.
"Lah gimana gue kaga ngingetin, lah gue aja baru inget sekarang tuyul!!" Ucap Ohm kemudian mengambil salah satu dessert itu dan memakannya.
"Trus kita harus cari kelompok dulu kan ya? Ke siapa dong anjir??"
"budi aja budi"
"Budi siapa bambank??" Heran Beam.
"Si Rey sama siapa? Tanyain aja dah suru ajak temennya sekelompok ama kita" saran Ohm.
" betul juga, yaudah kuy!!" Beam lalu bangkit berdiri dan membawa ranselnya.
"Kemana??"
"Ya ke fakultas teknik sipil lah maemunah!!"
"Ohiya, awoaawokaowk"
Keduanya pun sibuk mengurus tugas mereka, sama seperti yang lain yang berada di univ berbeda dengan mereka.
_________________________________________