webnovel

ueueue

this story has been removed.

MaxOfDarkSide · Others
Not enough ratings
47 Chs

accident#22

Belum lama dari Max pergi untuk memesan makanan, tiba tiba saja Sing sudah dihujani air dingin yang ia tahu adalah boba, dari atas.

Iapun terdiam sambil merasakan dinginnya air itu di kepalanya, lalu menatap pelaku dari penyiraman itu.

Itu Nam dengan teman temannya.

"Bangsat" umpatnya kesal.

"Napa lu? Mau marah?" Tantang Nam sambil menyedekap dada. Sing berdiri dengan perlahan, lalu menunduk untuk menatap Nam.

Yang lebih pendek darinya.

"Lu gaada hak mau marah bangsat!! Max pacar gue!! Suka suka gue dong mau ngapain sama dia!! Lu mau ngapa emang hah??" Seru Sing. Kali ini ia akan mengeluarkan uneg uneg nya pada perempuan itu.

Sementara Max yang mendengar keributan itu segera menuju kesana, karena ia pikir anak anak ada yang berkelahi lagi.

Ternyata yang ia lihat adalah Sing dengan rambut basah dan kotor dan juga bajunya yang basah.

Astaga.

"Gue udah suka sama dia lebih dulu daripada lu!! Harusnya gue yang jadi pacarnya bukan elu!!"

Max menghela napas. Ia lalu membelah keramaian disana dan menatap Nam.

"punya otak kan lu?" Tanya Max dingin pada Nam. Perempuan itu menatap Max bingung.

"GUE TANYA PUNYA OTAK KAN LU??" Teriaknya. Bahkan membuat semua orang yang ada disana terkejut begitupun Sing.

"Iya aku punya otak lah" jawab Nam. Max mengangguk mendengarnya.

"Hmm,lu punya otak. Jadi lu mikir geh, GUE PACARNYA SING HARIT, LU MAU APA??!" Bentaknya.

"Gue sukanya sama dia, cintanya sama dia, belongs nya sama dia, apa apa sama dia, trus hubungannya sama elu apa?"

"Ya kan aku duluan yang suka sama kamu Max!! Kenapa kamu malah pacaran sama cowo gajelas gini sih? Tepos kek gitu juga apanya yang harus dibanggain?" Ucap Nam santai.

Max yang mendengar bahwa Sing direndahkan pun tak terima. Kali ini ia tak peduli apakah ia ketua osis ataupun lainnya, ia akan mengamuk sekarang.

"Tepos lu bilang? Haha, ketawa gue" sarkas Max. Ia tak peduli apakah Jane perempuan atau laki laki, ia akan menghabiskannya.

Ia lalu menuntun Sing untuk mendekat padanya, lalu membuka kemeja itu dengan cepat.

Hingga terlihat tubuh mulus Sing yang dipenuhi hickey dan bitemark nya.

"Kalo lu bilang Harit tepos, lu salah" Nam menatap Max heran. Ia lalu memerhatikan lelaki itu akan berbuat apa.

"Gue making love sama dia sekali aja bisa 7 ronde dan lu bilang dia tepos?? Apalagi lu liat nih banyak hickey gue nyampe penuh gini?? Hahah, kalo gue udah tergila gila sama Harit luar dalem lu mau apa hah? Jadi lu gausah kebanyakan omong, gue tekenin sekali lagi. Gue cuma cinta sama Sing Harit, dan gaada yang bisa ganggu gue" ujar Max panjang lebar.

"Dan untuk kelakuan lu segala numpahin boba ke Harit gini, lu tau? Boba minuman kesukaan gue, tapi kalo ditumpahin ke orang yang gue suka juga dengan sengaja dan tidak bertata krama, gue anggap itu pembulian. Maka dari itu, lu harus ke ruang BK sekarang" ujar Max lalu segera melepas kaosnya, ia lalu memasangkan kaos itu pada Sing dan membawa lelaki kecil itu ke toilet.

"What the fuck??! Damn this??!" Marah Nam. Ia lalu segera ditarik Fiat dan Jj ke ruang BK tentunya dengan senang hati.

Sementara di kamar mandi, Sing terdiam saat Max sedang menghanduki nya. Saat itu ia sudah selesai mandi.

Untung saja Sing memiliki kebiasaan mengestok baju seperti Max, jadi ia memiliki baju lainnya.

"Udah gausah cemberut gitu ih, sayang nya Max kan keren" bujuk Max sambil mengeringkan rambutnya.

"Hnnngg!!!" Geram Sing membuat Max tertawa kecil, tetapi tak lama Max terkejut ketika lelaki kecilnya itu menitihkan air mata.

"Astaga sayang!! Kok nangis? Cup cup" paniknya. Ia lalu segera mengangkat Sing ke gendongan koalanya, lalu menepuk punggungnya perlahan untuk menengangkan lelaki yang sudah terisak di bahunya.

"Balik ajalah kita, udah gak mood di sekul" ujar Max kesal.

Mulai hari ini, ia akan mem blacklist Nam dari catatan siswanya. Ia akan memberikan hukuman yang seganjar dengan apa yang sudah ia perbuat.

Sing hanya menangis kecil di ceruk leher Max, ia tak peduli pada tatapan murid lain sementara Max membawanya menuju mobil.

"Brat gue balik ya, lu tanggung si tu ciwik sama Marc, jijik banget gue ama dia. Gue balik dulu dah"

"Yoe bro, tenang aja. Gue bakal kasi tu ciwik hukuman yang sangat menyiksa" Jawab Aj.

"Sip" Max lalu segera pergi meninggalkan sekolah untuk kembali ke dormitory.

Sesampainya disana, ia langsung merebahkan Sing di kasur dan membiarkan lelaki itu menyamankan dirinya.

"Astaga, jahat banget ya Maxnya Harit? Pacarnya lagi nangis tapi kok malah gemes ngeliatnya" ujar Max sambil memerhatikan wajah memerah Sing.

PLAK

Sing memukul pelan bahu Max kesal, ia lalu memunggungi kekasihnya itu.

"Lah? Malah ditabok nih Max nya, trus maunya Harit gimana hm?"

"Apa Max pe--"

"Max, Sing dedek apain???"

Astaga. Itu Ben. Matilah kau Max, Ben bisa mengamuk besar jika tau yang sebenarnya.

"Eeee..." bingung Max. Ia lalu menatap Ben yang sedang berkacak pinggang di depannya.

"Ehehe, ada something aja tadi di sekolah" jawabnya.

"Hmm, kalo abang tau dedek yang bikin Sing nangis, abang pites kamu dek" ujarnya sadis. Ia lalu mendekati Sing dan menatapnya.

"Cup cup cup, calon adek ipar nya gue gausah nangis lagi, nanti digigit Fiat"

"Apaan Fiat??" Sewot Sing.

"Buaya, eheheheeh" jawab Ben bercanda.

"Candaan abang kek bakwan" ujar Max.

"Lah kenapa kek bakwan?"

"Garing, eheeehehh" Ben menatap Max datar, ia lalu mengusap pelan rambut Sing dan bangkit berdiri.

"Ih apa apaan bang pegang pegang! Harta tahta nya Max itu bang!" Sewot Max. Sing tertawa kecil memerhatikan perdebatan kakak beradek itu.

Entahlah, ia hanya kesal pada Nam jadi ia ingin menangis tadi.

_________________________________________