webnovel

Tycoon's Lover

Saat berusia 8 tahun, Lin Xiang kehilangan orang tuanya yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Saat pemakaman orang tuanya, dia bertemu dengan Gu Changdi yang baru saja kehilangan ayahnya dan sama-sama tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Lin Xiang tidak pernah tahu, pertemuannya dengan Gu Changdi kala itu akan membuat mereka terhubung di masa depan. Melalui Gu Changdi, Lin Xiang mengetahui fakta tentang identitas mendiang ayahnya. Perlahan Lin Xiang pun menemukan identitas jati dirinya. Gu Changdi, seorang taipan muda yang terkenal arogan, kejam, dan tidak punya hati. Namun, mereka tidak tahu bahwa Gu Changdi hanya akan berlaku kejam pada orang-orang yang mengusik kehidupannya, termasuk kehidupan bidadari hatinya, Lin Xiang. Dengan segala kekuasaan yang dia miliki, apapun akan Gu Changdi lakukan untuk melindungi Lin Xiang dan orang-orang terdekatnya. Mulai dari mengusut dalang pembunuhan ayahnya, hingga mengungkap jati diri Lin Xiang.

cloverqua · Urban
Not enough ratings
54 Chs

Melarikan Diri dari Mansion Gu

Hampir 1 minggu Lin Xiang tinggal di mansion Gu. Lin Xiang sebenarnya merasa betah berada di sana. Semua pekerja di mansion Gu bersikap baik padanya. Apapun yang dia butuhkan akan disiapkan hanya dalam hitungan detik.

Penilaian soal Su Rongyuan yang terbaik di antara semua orang, turut menjadi alasan kenapa Lin Xiang masih bertahan tinggal di sana. Ibu Gu Changdi itu memperlakukan Lin Xiang seperti putrinya sendiri. Terlepas fakta bahwa Su Rongyuan sudah mengklaim Lin Xiang sebagai calon menantunya.

Bagaimana dengan Gu Jinglei?

Bicara soal kakek berusia 70 tahun itu, Lin Xiang selalu kehabisan kata-kata. Gu Jinglei satu-satunya orang yang bersikap dingin padanya.

Gu Jinglei tak pernah mengajak Lin Xiang berbicara sekalipun mereka berpapasan atau menghabiskan waktu makan bersama. Sikapnya seolah menganggap Lin Xiang tidak ada sama sekali di mansion Gu.

Lalu bagaimana dengan Gu Changdi?

Jangan tanya soal pria itu. Tidak peduli berapa banyak perhatian yang sudah dia berikan, bagi Lin Xiang tetap tidak mengurangi kadar sifat arogan yang begitu kental dalam diri seorang Gu Changdi.

Sampai detik ini, Lin Xiang masih belum bisa menerima sikap seenaknya Gu Changdi yang mengklaim dirinya sebagai calon istri. Ditambah dengan keputusan sepihak Gu Changdi yang memaksanya harus tinggal di mansion Gu. Bahkan yang lebih parah, Lin Xiang sama sekali tidak diperbolehkan keluar dari mansion meskipun sekedar untuk berjalan-jalan.

Jika sebelumnya Lin Xiang sering berdebat, selama beberapa hari terakhir gadis itu mencoba berdamai dengan keadaan. Bisa dibilang tidak berdamai sepenuhnya.

Sebab, Lin Xiang hanya menunggu situasi yang tepat baginya untuk melarikan diri.

Benar, melarikan diri.

Lin Xiang sudah bertekad akan pergi dari mansion ini bagaimanapun caranya.

***

Percobaan pertama, pagi itu cuaca sedang cerah dan udara di sekitar mansion terasa sangat sejuk. Mungkin berkat banyaknya tanaman hijau yang menghiasi sekeliling mansion, udara di sana tidak jauh berbeda dengan udara di daerah pedesaan.

Selesai sarapan, Lin Xiang meminta Meimei untuk menemaninya jalan-jalan ke kebun belakang mansion. Usai memastikan tidak ada pekerja lain di sekitar kebun, Lin Xiang mulai melancarkan aksinya.

"Ah, aku lupa." Lin Xiang mendesah pelan, kemudian menoleh pada Meimei sambil menghadiahi sorot mata memohon. "Bisakah kau ambilkan sarung tangan untukku? Aku ingin memetik bunga mawar."

Meimei belum mengiyakan permintaan Lin Xiang. Keraguan menghiasi wajahnya. Ia tidak mungkin meninggalkan Lin Xiang sendirian di kebun. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan nonanya itu?

"Gu Changdi bilang aku harus memakai sarung tangan saat memetik bunga mawar. Supaya jariku tidak terkena duri," lanjut Lin Xiang dengan nada merengek. Cukup menjadi alasan yang logis bagi Meimei untuk tidak menolak permintaannya.

"Baik, Nona. Saya akan mengambilnya," setelah menyetujui, Meimei membungkuk sopan lalu bergegas masuk ke dalam mansion.

Lin Xiang menghela napas panjang. Ia lega karena berhasil mengelabuhi Meimei untuk meninggalkannya seorang diri. Sebersit rasa bersalah muncul dalam benaknya karena sudah memanfaatkan kebaikan Meimei, tetapi Lin Xiang tidak punya pilihan lain. Tekadnya untuk pergi meninggalkan mansion Gu sudah bulat.

Tidak heran Lin Xiang merasa gugup saat berjalan pelan menuju area depan mansion. Ini adalah percobaan pertamanya untuk meninggalkan mansion Gu. Sesekali gadis itu menengok ke belakang, memastikan apakah Meimei muncul atau tidak, hingga dia merasa bahwa situasi sudah aman.

"Nona Lin Xiang?"

"Sial!"

Umpatan kesal itu meluncur begitu saja dari bibir mungil Lin Xiang. Ekspresi gembira Lin Xiang yang berharap segera menghirup udara kebebasan seketika sirna, setelah dia mendapati dua pria berbadan kekar menghalangi jalannya.

"Anda mau pergi ke mana, Nona?"

"Aku mau keluar."

"Tuan Gu Changdi berpesan bahwa Anda tidak diperbolehkan keluar meninggalkan mansion, Nona."

Lin Xiang mendengus kesal. "Aku ingin membeli sesuatu!" balasnya spontan. Ia benar-benar tidak siap dengan pertanyaan yang diberikan dua pria itu. Batinnya terus memaki Gu Changdi. Tampaknya pria itu sudah memperhitungkan aksinya yang berniat pergi meninggalkan mansion.

"Nona bisa meminta bantuan pelayan untuk membelikannya."

Mata Lin Xiang melotot lucu. Belum sempat dia kembali berbicara, teriakan dari belakang membuat kekesalannya kian memuncak.

"NONA LIN XIANG!"

Meimei datang dengan langkah tergopoh-gopoh dan napas tersengal-sengal. Kepanikan begitu kentara di wajahnya yang dibanjiri keringat.

Bagaimana tidak?

Baru sebentar meninggalkan Lin Xiang untuk mengambil sarung tangan, Meimei tidak mendapati nonanya di kebun belakang mansion. Meimei panik bukan main dan langsung berlari mengelilingi mansion hanya untuk mencari keberadaan Lin Xiang. Ia takut bila terjadi sesuatu pada Lin Xiang.

"Saya mencari Anda ke mana-mana, Nona. Saya pikir Anda diculik," ujar Meimei super polos dan sukses membuat bibir Lin Xiang mencebil imut.

"Kebetulan kau datang, Meimei. Nona Lin Xiang bilang beliau ingin keluar untuk membeli sesuatu. Bisakah kau yang melakukannya?"

"Eh?" mata Meimei berkedip-kedip. Ia jelas bingung dengan sikap Lin Xiang hari ini yang terlihat sedang banyak permintaan. "Nona mau membeli sesuatu?"

"Tidak jadi!" Lin Xiang berjalan menuju mansion dengan kaki menghentak. Ia berbalik sebentar sambil menatap nyalang. "Kalian menyebalkan!"

Meimei bersama kedua pria lainnya hanya saling memandang dengan ekspresi bingung. Tidak tahu kesalahan apa yang sudah mereka lakukan hingga membuat Lin Xiang tampak begitu marah.

..

Percobaan kedua.

Gagal memanfaatkan Meimei untuk melarikan diri, bukan berarti mematahkan semangat Lin Xiang. Kali ini dia mencoba pergi secara diam-diam dengan memanfaatkan suasana mansion yang sedang sepi.

Lin Xiang baru saja tiba di ruang tengah setelah menuruni tangga di sayap timur. Senyuman lebar menghiasi wajahnya. Lin Xiang senang bukan main mengetahui tidak ada satu pun pekerja yang ada di ruangan itu. Mengingat biasanya ada salah satu dari mereka yang tengah kedapatan membersihkan ruangan.

Lin Xiang sudah berjalan mendekati pintu utama mansion. Namun, seruan yang memanggil namanya membuat gadis itu berjengkit kaget dan refleks berhenti.

"Aku mencarimu di kamar ternyata kau di sini."

Belum sempat Lin Xiang menjawab, ia sudah lebih dulu ditarik Su Rongyuan menjauhi pintu utama mansion. Lin Xiang tidak tahu ke mana Su Rongyuan akan membawanya pergi, hingga mereka masuk ke dalam sebuah ruangan.

Hal yang dilihat Lin Xiang adalah lemari pakaian pria dan wanita beserta aksesoris pelengkap yang tertata rapi di setiap sudut ruangan.

"Sebelumnya ruangan ini khusus untuk pakaian Gu Changdi saja. Tapi karena kau akan menjadi menantuku, aku menambahkan pakaian-pakaian baru untukmu. Lihatlah!" Su Rongyuan menggiring Lin Xiang untuk mendekati salah satu lemari pakaian wanita.

Mata Lin Xiang nyaris tak berkedip melihat bagaimana potongan gaun yang tampak cantik menggantung di lemari pakaian.

"Kau suka?"

Bohong jika Lin Xiang tidak suka. Sewaktu kecil, dia selalu memimpikan ingin memakai gaun yang sangat cantik bila sudah dewasa nanti. Dan saat mengetahui kesempatan itu ada di depannya, Lin Xiang menganggukkan kepala sebagai respon atas pertanyaan Su Rongyuan.

"Kalau begitu, seharian ini kita akan mencoba semua pakaian barumu!" seru Su Rongyuan bersemangat. Ia segera sibuk mengambilkan satu setel pakaian maupun satu potongan gaun untuk Lin Xiang.

Lin Xiang masih terlena mendengar ucapan Su Rongyuan, hingga beberapa menit kemudian dia tersadar akan rencananya semula.

Ah, sepertinya Lin Xiang kembali gagal untuk kabur dari mansion.

TO BE CONTINUED