webnovel

Identitas Yang Terbongkar

Insiden yang terjadi di butik membuat Gu Changdi terpaksa menunda keinginan mengajak Lin Xiang untuk melihat cincin kawin mereka. Pria itu memutuskan membawa Lin Xiang pulang menaiki mobilnya. Tidak satu mobil lagi dengan Su Rongyuan.

Selama perjalanan menuju mansion, Gu Changdi tidak pernah melepaskan pelukannya dari Lin Xiang. Ekspresi wajahnya jauh dari kata baik setelah mendengar sendiri pengakuan dari Lin Xiang. Gadis itu baru saja selesai menceritakan detil pembicaraan karyawan butik saat dia melakukan fitting busana pengantin.

"Lin Xiang, seharusnya kau mengatakannya saat di butik tadi." Gu Changdi mengatupkan bibirnya kesal. "Dengan begitu, aku langsung memberitahu pemilik butik untuk memecat perempuan itu."

Hati Gu Changdi benar-benar serasa mendidih. Ia tidak bisa membayangkan betapa besar tekanan yang diterima Lin Xiang karena cibiran orang lain.

Lin Xiang sudah menduga reaksi Gu Changdi. "Tidak perlu. Hanya kesalahpahaman dan semua sudah selesai."

"Salah paham?!" Nada bicara Gu Changdi meninggi. "Dengan menyebutkan perbandingan langit dan bumi, itu sudah jelas menghinamu. Kau masih bilang salah paham?!"

Lagi-lagi, Lin Xiang hanya merespon dengan senyuman tipis. Ia memeluk Gu Changdi yang kini tengah memalingkan wajah ke arah jendela mobil. Lin Xiang menyandarkan kepalanya di bahu Gu Changdi, meraih sebelah tangan pria itu lalu menggenggamnya dengan erat.

"Setidaknya aku bisa membuktikan bahwa aku layak untuk bersanding denganmu."

Gu Changdi tercenung. Ia mulai memahami perkataan Lin Xiang. "Kau sengaja menolong karyawan itu agar dia mengubah pandangannya tentangmu?"

"Tentu saja aku melakukannya secara refleks, Gu Changdi. Itu sikap spontan yang aku lakukan saat menolong orang lain. Aku melakukannya dengan tulus, bukan karena ingin pencitraan di hadapan mereka," jelas Lin Xiang memberikan pengertian pada Gu Changdi. "Tetapi, jika akhirnya tindakanku ini bisa menepis pemikiran buruk mereka tentang diriku, aku merasa sangat bersyukur."

Perlahan urat ketegangan di wajah Gu Changdi mulai mengendur. Ia kembali memeluk Lin Xiang, menarik tubuh gadis itu agar semakin menempel padanya. "Ya, aku tahu. Kau bukan tipe gadis seperti itu."

Lin Xiang tersenyum senang. Ia sedikit terkejut saat tangan Gu Changdi menyentuh pipinya. Pria itu memandangi wajahnya lamat-lamat, terutama pada bagian kening.

"Maaf, aku tadi sempat emosi. Aku bereaksi seperti itu karena sangat mengkhawatirkanmu." Gu Changdi mengusap kening Lin Xiang, "Kau bebas menolong siapa saja, tapi kau juga harus memperhatikan keselamatanmu sendiri."

"Aku tahu." Lin Xiang menyamankan tubuhnya dalam pelukan Gu Changdi. "Maaf, sudah membuatmu khawatir."

Gu Changdi meletakkan dagunya di atas kepala Lin Xiang, kemudian menciumi pucuk kepala gadis itu berulang kali dengan penuh kasih sayang.

Tak lama lagi, mereka akan segera mengikat janji suci pernikahan. Insiden di butik tadi benar-benar dianggap tamparan keras bagi Gu Changdi, dan membuatnya merasa kecolongan hingga melukai hati Lin Xiang.

Gu Changdi bertekad kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali. Sampai hari H pernikahannya dengan Lin Xiang, dia akan memastikan bahwa semua persiapan mereka berjalan lancar tanpa terkendala apapun.

***

Gu Jinglei berdiri di dekat kaca jendela kamarnya. Ekspresi wajahnya tampak serius, seperti sedang memikirkan sesuatu. Perlahan terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang. Saat Gu Jinglei berbalik, dia melihat Wang Chen berdiri di dekat kusen pintu. Pria yang sudah Gu Jinglei tunggu kedatangannya ini membungkuk sopan kepadanya.

"Duduk." Gu Jinglei menyuruh Wang Chen duduk di sofa yang ada di kamarnya. "Bagaimana? Apa kau sudah menemukan apa yang aku cari?"

Wang Chen mengangguk. Ia mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah map berwarna hijau.

"Ini data tentang Wu Yifeng," Wang Chen menyodorkan map itu kepada Gu Jinglei. "Wu Yifeng diketahui bekerja sebagai pengawal pribadi seorang pengusaha yang sangat berpengaruh di Sichuan. Sampai detik ini, statusnya masih bekerja dengan orang itu, Tuan."

"Siapa?"

"Orang itu bernama Lin Zhaoyun. Menurut informasi yang saya peroleh, Zhaoyun merupakan keturunan salah satu raja yang pernah memimpin pada era Dinasti Qing."

"Lin Zhaoyun? Marga keluarganya Lin." Gu Jinglei membaca laporan itu. "Huh? Kedengarannya tidak asing. Bukankah marga ini sama dengan marga Lin Xiang?"

Wang Chen belum menjawab pertanyaan Gu Jinglei. Ia memilih mengeluarkan berkas lain dari map yang berbeda. "Ketika saya mencari informasi tentang Wu Yifeng, saya justru menemukan sesuatu yang sangat penting. Ini ada kaitannya dengan Lin Zhaoyun."

Dahi Gu Jinglei mengernyit. Ia menerima berkas tersebut dan mulai membacanya. Seketika matanya membulat sempurna melihat sebuah foto yang menampilkan dua orang pria. Pria yang lebih tua sedang duduk, sementara pria yang lebih muda berdiri di belakangnya.

"Ini ...."

"Itu adalah foto Lin Zhaoyun dengan putra semata wayangnya."

"Kau bilang apa? Putra semata wayangnya?" Gu Jinglei menatap tak percaya. "Ta-Tapi foto pria muda ini kan ... "

"Benar, Tuan." Wang Chen melanjutkan penjelasannya. "Lin Hangeng ternyata merupakan putra semata wayang Lin Zhaoyun."

Mulut Gu Jinglei terbuka lebar. "Itu berarti ... Lin Xiang adalah ..."

"Lin Xiang adalah cucu Lin Zhaoyun," lanjut Wang Chen tanpa ragu.

Gu Jinglei terlihat syok luar biasa. Semula dia hanya menginginkan informasi tentang Wu Yifeng dan Huang Chuan. Siapa yang menyangka Wang Chen justru mendapatkan informasi tentang jati diri Lin Xiang yang sebenarnya.

"Tunggu!" Gu Jinglei teringat masih ada yang kurang. "Bagaimana dengan Huang Chuan?"

Wang Chen menyerahkan berkas baru lagi kepada Gu Jinglei. "Diketahui bahwa Huang Chuan merupakan putri dari pasangan Huang Zhoumi dan Song Qiyuan. Huang Zhoumi merupakan putra dari Huang Chenxin. Huang Chenxin sama seperti Lin Zhaoyun, seorang pengusaha. Dia juga berteman baik dengan Zhaoyun."

"Putri pengusaha? Lantas mengapa dia harus bekerja sebagai pengawal pribadi di keluarga ini?" Gu Jinglei kebingungan, tetapi tiba-tiba teringat lagi dengan pengakuan Huang Chuan. "Tunggu, Huang Chuan bercerita bahwa dia ke sini karena sedang mencari seseorang. Apa mungkin dia sekarang sedang menyamar dengan menjadi pengawal pribadi Lin Xiang?

"Tuan?"

Gu Jinglei menoleh saat Wang Chen memanggil.

"Ada yang harus Anda ketahui soal Huang Zhoumi," Wang Chen terdiam sejenak. "Dia adalah ayah tiri Huang Chuan. Marga Huang dari Huang Chuan sebenarnya marga milik Huang Zhoumi."

"Apa katamu?! Huang Zhoumi ayah tiri Huang Chuan?!" Gu Jinglei tercengang dengan fakta baru yang dibeberkan Wang Chen. "Lalu ... siapa ayah kandung Huang Chuan?"

Wang Chen terlihat ragu saat Gu Jinglei menuntut jawaban darinya.

"Wang Chen!" desak Gu Jinglei tak sabar.

"Dia ... putri kandung dari Song Qiyuan dan ...." Wang Chen mengeluarkan sebuah foto. Kali ini adalah potret keluarga kecil yang terlihat bahagia. Melihat sosok pria yang ada dalam foto itu, Gu Jinglei kembali mendapatkan kejutan tak terduga.

Foto itu bahkan sampai terlepas dari genggaman tangannya.

"Tidak mungkin ...."

TO BE CONTINUED

Halo, lama tidak bertemu

Maaf, saya baru bisa update kembali di sini

Terima kasih atas dukungan kalian untuk Gu Changdi dan Lin Xiang

cloverquacreators' thoughts
Next chapter