webnovel

Two Sides (Girls Love)

Cinta, sejenis rasa yang secara naluriah bisa muncul di hati setiap insan manusia. Tapi, apakah cinta itu selamanya wajar terjadi? Vanessa adalah seorang mahasiswa yang berprestasi di sebuah perguruan tinggi ternama di dalam negeri. Jika dilihat dari luar, hampir semua orang beranggapan bahwa hidup Vanessa sangatlah sempurna. Dimulai dari orang tua yang sangat menyayangi dan mendukung cita-citanya, prestasi yang memukau, dan yang paling membuat semua orang kagum sekaligus iri adalah, Vanessa memiliki pacar yang tampan dan perhatian. Hampir setiap hari pacarnya yang bernama Andri mengantar dan menjemput Vanessa ke kampus. Vanessa merupakan sosok yang terkenal di kalangan remaja. Prestasinya dan juga karirnya di dunia modeling membuatnya dikenal oleh publik. Penilaian hanyalah sebatas penilaian. Tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya hidup Vanessa dirundung kegalauan. Pepatah mengatakan, tiap orang memiliki dua sisi yang berbeda. Yang baik pasti ada buruknya, begitu pun sebaliknya. Vanessa selalu merasa rasa yang ada di dalam hatinya untuk Andri hanyalah perasaan nyaman karena sudah terbiasa bersama saja. Semuanya semakin tidak karuan semenjak hadirnya senior Vanessa yang merupakan seorang wanita tomboy yang bernama Alice. Vanessa merasakan perasaan yang sulit untuk dijelaskan.

weialin · LGBT+
Not enough ratings
1 Chs

Eps 1 : Sosok Sempurna

"Masalah pendidikan di negara tercinta kita bukan hanya menjadi tugas pemerintah, melainkan tugas kita bersama. Permasalahan di negara ini sudah terlalu banyak, sebagai generasi muda, mari kita mulai ubah pola pikir kita, dari "Apa yang negara bisa berikan untuk saya" menjadi "Apa yang bisa saya berikan untuk negara". Oleh karena itu, di sini, di tempat ini, saya mengajak teman-teman semua untuk aktif turun tangan membantu pendidikan adik-adik kita di daerah terpencil sana dengan menjadi sukarelawan mengajar di program ini. Teman-teman, saya Vanessa, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk teman-teman yang bersedia meluangkan waktunya untuk datang di acara hari ini. Rasa optimis saya akan nasib pendidikan adik-adik di wilayah terpencil semakin meningkat, melihat antusiasme teman-teman semua. Sampai jumpa di kesempatan lain!"

Suara riuh tepuk tangan mulai bergemuruh di auditorium megah ini. Vanessa, seorang mahasiswa berprestasi nomor satu di sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia. Hari ini adalah hari Pendidikan Nasional. Vanessa diundang oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia untuk menceritakan kisahnya saat sedang menjadi sukarelawan di daerah terpencil yang tertinggal. Tahun lalu, tepatnya 2018 awal, Vanessa menghabiskan masa liburannya selama dua bulan di sebuah daerah terpencil, sebut saja kota A. Di kota A ini, Vanessa belajar banyak tentang dunia yang tak pernah muncul di benaknya. Vanessa, berparas cantik, dengan tubuhnya yang tinggi dan langsing, memiliki kehidupan yang membuat banyak orang iri.

"Kak Vanessa, boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara? Saya Melly dari MBC News." Ucap seorang wartawan, menghentikan Vanessa yang sedang berjalan ke arah pintu keluar auditorium.

"Hallo, tentu saja boleh. Kebetulan waktu saya sedang luang." Jawab Vanessa dengan ramah.

"Syukurlah, Kak Vanessa bisa ikut ke stand kami?" Pinta wartawan tersebut.

"Oh iya. Tunggu sebentar ya, saya telepon dulu." Ucap Vanessa.

Vanessa mengambil ponselnya dari tas kecilnya.

"Halo, Andri, aku ada wawancara dulu sebentar. Kamu mau tunggu aku di parkiran atau temani aku wawancara." Tanya Vanessa.

"Kok Andri sih, panggil aku sayang lah. Aku ikut kamu aja. Kamu di mana sayang?" Balas Andri.

"Hehehe sayang. Ya sudah, temui aku di stand MBC News ya." Ucap Vanessa

"Okay Baby." Jawab Andri, lalu langsung bergegas menemui Vanessa.

"Ayo Mbak." Ajak Vanessa kepada wartawan MBC News.

Mereka berdua berjalan menuju stand MBC News, sambil mengobrol ringan. Mereka pun sampai di stand MBC News.

"Kak Vanessa, mari kita mulai wawancaranya ya. Baik, pertanyaan pertama, Kak Vanessa punya kebiasaan belajar seperti apa sih, yang bisa buat Kakak menjadi begitu berprestasi seperti ini?" Tanya Mbak Melly.

"Baik, sebenarnya kebiasaan belajarku biasa saja. Sama seperti pelajar lainnya. Tapi, aku selalu memegang prinsip tekuni sesuatu yang kita sukai dan fokus saat belajar. Jadi, bukan tentang berapa lama belajarnya, tapi fokusnya yang utama." Jawab Alisa.

"Jadi, fokuslah yang paling penting ya. Baik, pertanyaan kedua, sebelumnya maaf jika terlalu menyentuh privasi, dengan prestasi yang gemilang seperti ini, apa Kak Vanessa memiliki pacar? Hehe kan biasanya, orang pintar hanya fokus belajar." Tanya Mbak Melly.

"Hehe untuk itu aku sama saja seperti orang seumuranku..."

Sebelum perkataan Vanessa selesai diucapkan, Andri sudah sampai di stand tempat Vanessa diwawancara. Andri datang membawa bucket bunga, ia langsung memeluk Alisa dari belakang.

"Selamat atas presentasinya ya, aku selalu bangga sama kamu." Ucap Andri.

Begitu melihat perekam suara milik wartawan tersebut, Andri langsung meminta maaf, "Maafkan aku, aku kira wawancaranya belum dimulai. Baiklah, aku tidak akan mengganggu aku tunggu di sini dulu ya." Ucap Andre sambil pindah ke tempat duduk yang tidak jauh dari Alisa.

"Ish kamu ini ya, lanjut lagi nanti ya Andri. Oke, Mbak Melly, aku lanjut ya, iya aku sama seperti orang seumuranku. Aku itu bukan orang yang seperti di TV TV pakai kacamata terus tahunya hanya membaca buku, tidak. aku juga masih suka pergi ke mal, main bersama pacar, liburan bersama teman-teman." Lanjut Alisa.

Raut wajah Andri langsung terlihat muram lagi, begitu mendengar kata "Andri" terucap dari mulut Vanessa. Rasanya sedih sekali, Vanessa sangat memperlakukannya dengan baik, tapi entah kenapa apa Andri selalu merasa tidak ada cinta di hati Vanessa untuknya. Tapi siap kali Andri menanyakannya, Vanessa selalu menjawab, "Jangan merasa aku tidak mencintaimu hanya karena aku tidak memanggilmu baby atau sayang." Padahal Andri tahu, semua orang yang sedang menjalin hubungan pasti akan sedih jika memanggil pacarnya sayang tapi tidak dipanggil balik sayang oleh pacarnya.

Wawancara selesai, Vanessa langsung menggandeng tangan Andri, "Yuk pulang yuk, pasti bete kan nungguin aku lama. Sebagai gantinya makan es krim yuk."

"1000 tahun pun masih akan aku tunggu Vanessa, bahkan menunggumu untuk sepenuhnya mencintaiku aku pun aku akan sabar menunggunya." Ucap Andri agak dingin.

"Maksudmu apa Andri?" Ucap Vanessa yang sedikit heran juga kenapa Andri memanggil namanya.

Di sini Vanessa mulai sadar, Andri memang sudah mulai muak dengan dirinya yang terlihat sangat dingin kepada Andri.

"Sayang, maafkan aku. Aku belum begitu pandai dalam mengucapkan kata-kata yang romantis. Kasih aku kesempatan untuk memperbaiki diriku ya?" Pinta Vanessa.

Andri langsung tersenyum begitu mendengar ini, "Nah gitu dong, tumben peka. Ayo kita beli es krim.

Mereka berdua berjalan bergandengan ke parkiran mobil, lalu pergi ke mal terdekat yang sekaligus merupakan mal favorit Vanessa dan Andri. Sesampainya di pintu masuk mal, tiba-tiba 3 remaja mungkin berusia 13-15 tahun datang menghampiri mereka berdua.

"Kak Vanessa yang sering jadi pembicara ya? Aku follow IG kakak tahu, aku senang banget sekarang ketemu, ternyata aslinya lebih cantik daripada foto di sosmed kakak." Ucap salah satu remaja.

"Aku juga kak, aduh seneng banget sih." Ucap yang lainnya.

Vanessa dan Andri tersenyum melihatnya. Vanessa langsung menyapa mereka, "Halo wah makasih nih udah follow aku padahal aku juga bukan siapa-siapa."

"Aduh aduh selain pintar ternyata ramah juga. Kak kami boleh minta fotonya enggak? Buat kenang-kenangan gitu." Pinta seorang remaja yang belum berbicara sejak dari tadi.

"Tentu saja boleh." Ucap Alisa.

"Mau pakai handphone siapa? Sini aku bantu foto kalian." Ucap Andri.

"Pakai punyaku saja." Ucap salah satu remaja.

Setelah selesai berfoto, ketika remaja itu bergegas pergi.

"An... Yang, makasih ya." Ucap Vanessa

"Tak apa-apa, pelan-pelan saja. Jika kamu kesulitan memanggilku dengan sebutan itu, panggil mas saja. Untuk apa bilang terima kasih, sudah seharusnya kan aku yang di sini menganggur. Punya pacar selebgram yang harus siap menjadi fotografer dadakan, hehe." Ucap Andri.