webnovel

eins

Tap...tap...tap

Kudengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, aku mendongakkan kepala melihat siapa yang datang. Dan seketika mood ku hancur.

Ugh, namja tengik ini lagi

Manik mata coklatnya bertemu dengan milikku untuk beberapa detik sebelum aku mengalihkan pandanganku kearah pancake yang masih tersisa setengah di piringku.

Dia berjalan mendekat kearah meja makan dan menarik kursi kosong didepanku. Segera saja, kuteguk habis segelas susu coklat milikku dan berdiri.

"Aku selesai. Gamsahamnida. Annyeong" kataku tepat saat dia duduk di kursinya

"Eh, kenapa buru-buru, Yeonjoo-ya?" kata seorang wanita paruh baya yang masih nampak cantik

"Ada keperluan di kampus, ahjumma" kataku

"Tapi ini masih terlalu pagi. Tunggulah sebentar lagi sampai Jungkook selesai sarapan lalu kalian bisa berangkat bersama" kata wanita itu, ibunya Jungkook

"Tapi kasihan kalau Jungkook harus buru-buru, ahjumma" aku berdalih

"Tidak. Aku juga harus berangkat pagi, mau pinjam buku" sahutnya

Cih, dasar namja tengik sialan. Aku menahan diri untuk tidak mengumpati bocah sialan itu disini karena aku menghormati ibunya.

"Nah, duduklah" kata ibunya Jungkook yang mau tidak mau aku menurutinya

Dari sudut mataku, kulihat ia tersenyum penuh arti padaku. Ya Tuhan, selamatkan aku dari segala niat jahat yang tersembunyi di hati namja itu.

"Aku selesai. Kajja" katanya sambil berdiri dan meraih kunci mobilnya

"Kami berangkat dulu, ahjumma" kataku berpamitan

"Ne, josimhae" kata ibunya Jungkook sambil melambaikan tangan

Namja itu duduk dikursi kemudi sedangkan aku lebih memilih duduk di belakang karena tidak sudi berdekatan dengannya.

"Kau pikir aku supirmu, hah?!. Pindah ke depan" teriaknya

Aku mendecak kesal. Kenapa harus teriak-teriak seperti itu padahal kita berada dalam satu ruangan yang tidak lebih lebar dari kamar mandi. Dia pikir aku tuli?. Enggan berdebat, aku pun menurutinya dan duduk didepan tepat disebelahnya.

Hanya suara deru mesin yang menemani perjalanan kami ke kampus. Aku memfokuskan pandanganku kearah luar sementara Jungkook fokus memperhatikan jalan raya.

Tiba-tiba Jungkook menepikan mobilnya dan berhenti didepan sebuah toko alat tulis.

"Hey!" itu Jungkook, aku enggan bergeming meskipun aku tahu dia sedang berbicara padaku

Jungkook menarik lenganku kasar sehingga aku berhadapan dengannya. Aku meringis dan menatapnya penuh kebencian.

"Aku sedang berbicara denganmu! Apa kau tuli?!" katanya tajam

"Itu karena namaku bukan 'Hey!'" kataku tak kalah tajam

Jungkook mendengus lalu menghempaskan tanganku dengan kasar. Dia mengeluarkan beberapa lembar won dari saku almamaternya dan menyodorkannya padaku. Namun aku tidak mengerti apa maunya.

"Bolpoinku ketinggalan. Belikan" suruhnya

"Shireo!" tolakku

Jungkook memicingkan matanya dan memasang creepy smilenya "Kau menantangku, Yeonjoo-sshi?"

Aku mengambil uang dari tangannya dengan kasar lalu keluar dari mobil. Sambil menggerutu dan mengumpat, aku berjalan menuju toko alat tulis.

Aku mengamati jejeran bolpoin yang dijual toko itu untuk mencari bolpoin kesukaan Jungkook, dan akhirnya aku menemukannya. Bolpoin gel hitam dengan aroma mint.

Setelah membayarnya, aku pun keluar dari toko. Namun, yang ku dapati adalah Jungkook sudah melajukan mobilnya meninggalkanku sendirian disini. Marah, aku meremas bolpoin dan sisa uang yang ada digenggamanku. Benar-benar keterlaluan!

Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sejauh 3km ke kampus dengan berjalan kaki karena aku tidak bawa uang. Tidak mungkin aku menggunakan sisa uang bolpoin Jungkook, dia akan membunuhku kalau tahu.

                          🐇

Sesuai dugaanku, dosen telah mengunci pintu ruang kelas saat aku tiba. Ku kumpulkan segenap keberanianku untuk mengetuk pintu kaca didepanku. Dosen itu membukakan pintu dan menatapku dengan killer look nya.

"Joesonghamnida, pak dosen" kataku sambil membungkuk

"Kenapa kau selalu terlambat saat mata kuliahku, huh?! Kalau tidak suka lebih baik tidak usah hadir saja!" dia menghardik

"A..animida. Bukan begitu..." seseorang memotong perkataanku

"Hukum saja dia, pak dosen" siapa lagi kalau bukan si Jeon sialan itu

"Kau tidak diizinkan mengikuti mata kuliahku selama seminggu kedepan dan sebagai gantinya, bersihkan kamar mandi belakang!" kata dosen itu

Aku menggigit bibir bawahku untuk menahan buliran air yang siap keluar dari pelupuk mataku. Akan ku buktikan pada namja tengik iku kalau aku bukan yeoja lemah yang bisa ia buat menangis sesuka hatinya.

"Baiklah, pak dosen. Permisi" kataku

                          🐇

Aku meletakkan tasku diatas wastafel dan melihat pantulan diriku dicermin. Rambut kusut, wajah berminyak dan penuh peluh serta mata yang memerah dan berair. Mengerikan.

Aku membuang nafas kasar dan segera mengambil peralatan yang biasa digunakan office boy untuk membersihkan kamar mandi dan mulai mengepel lantai kamar mandi yang kotor.

"Permisi, office girl baru ya?" kata seseorang padaku

Aku mendongakkan kepalaku dan menemukan sang queenka kampus bersama dengan kurcaci-kurcacinya. Dia adalah Choi Raeun, pacar Jeon Jungkook.

Hi! I'm newbie here.. I hope you'll give me a warm welcome and lemme know your presence xD

find me on wattpad : @rhdwnsla_

rhdwnsla_creators' thoughts