Hari cepat berlalu dan kini sudah hari keenam dimana iska harus melunasi semua hutang ayahnya. iska sangat lega karena sekarang sudah terkumpul uang 17 juta. uang 10 juta di genggam ditangan kanan yang ia pinjam dari sahabat dekatnya. kini ia akan menarik uang di ATM untuk mengambil sisa 7 juta dan akan segera mengirim uang tersebut lewat kantor pos, karena kedua orangtua iska tidak mempunyai rekening dan hanya bisa via kantor pos.
belum sempat ia beranjak dari tempat duduk tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kos, dengan segera iska membuka pintu tersebut dan alangkah terkejutnya ternyata paman dan bibinya dikampung datang menemui iska. mereka berdua adalah saudara dikampung dari ibunya.
"paman, paman dan bibi tiba-tiba kok datang kemari "tanya iska keheranan.
"iska, paman dan bibi menemui kamu sekarang karena ada sesuatu hal yang ingin paman sampaikan, sebelumnya kamu harus tau mengenai keadaan ibumu sekarang" ucap sang paman dan berlinang air matanya.
"ada apa paman!! ibu kenapa, apa yang terjadi padanya" ketakutan iska saat bertanya.
"begggini ka, paman dan bibi datang kesini untuk menjemputmu pulang, kamu harus pulang sekarang" tutur sang paman.
"iya tapi ada apa paman, aku akan pulang sekarang tapi tolong paman cerita kepada iska apa yang terjadi sebenarnya?" sahut iska sambil mengambil tas dan beberapa baju ganti untuk dibawa pulang.
sesampainya dirumah iska melihat ada bendera kuning di rumahnya dan ia bertanya kepada sang paman, kenapa ada bendera kuning dirumahnya dan kenapa ada banyak orang dirumahnya, tetapi sang paman hanya terdiam.
berlari dengan cepat iska memasuki rumah, betapa terkejutnya ternyata salah satu adik iska yang masih bayi meninggal karena penyakit asma yang di deritanya sewaktu lahir. di dekat jenazah sang adik ibu iska sangat terpukul karena kehilangan salah satu buah hati yang sangat ia sayangi.
iska yang tidak menyangka apa yang terjadi pada keluarganya dan mencari sang ayah, kenapa tidak ada di sisi adiknya yang sudah siap akan disemayamkan.
"paman dimana ayah, kenapa kok iska tidak melihat ayah dirumah?" tanya iska.
"ayahmu nggak ada dirumah ka, dia main judi di pos dekat sungai kampung sebelah" sahut kekesalan sang paman.
"apa tidak ada yang memberitahu ayah kalau dodo sakit dan sekarang ia meninggal" ucap iska.
"kakekmu sudah menemui ayahmu tapi ia tidak mau pulang dan menyuruh pulang kakek" sahut sang paman.
menetes air mata membuat mata iska memerah dan bengkak, kini iska akan mencari sang ayah dan akan membawa pulang karena ini hari terakhir melihat adik kesayangan yang akan di kebumikan.
"ayahhhh!! kenapa ayah ada disini ayo pulang yah dodo akan segera di makamkan, apa ayah tidak mau melihat dodo untuk yang terakhir kalinya" ucap iska.
"ngapain kamu disini, sana pulang urus aja adikmu yang meninggal, ayah nggak perduli mau adikmu mati atau hidup" sahut sang ayah.
"ayahh ayo pulang kalau ayah mau pulang sekarang iska akan membayar semua hutang ayah ke pak candra tapi sebagai gantinya ayah harus pulang dan ayah harus ikut mengantar dodo ke peristirahatan terakhir" permintaan iska.
"emang kamu punya uang, jangan bohongi ayahmu hanya untuk adikmu yang nggak berguna" bentak sang ayah.
"benar yah ini uang 10 juta untuk ayah melunasi hutang ke pak chandra tapi ayah harus pulang sekarang" ucap iska sembari mengeluarkan uang di dalam tas.
"baiklah tapi mana uang sisa yang 7 juta, kapan kamu akan berikan ke ayah" tegas sang ayah.
saat tiba dirumah dengan sang ayah, dodo sudah di dalam keranda yang akan segera di bawa oleh sang paman dan tetangga dekat rumah iska.
"apa-apa an ini siapa yang memberi hak kepada kalian untuk mengangkat anak ku, aku sendiri yang akan mengantar dan memakamkan dodo ke dalam liang kubur" tutur sang ayah.
semua orang terkejut akan semua pernyataan sang ayah dan dengan wajah gembira sang ibu melihat perubahan yang sangat drastis terhadap perilaku suaminya, membuat ia berhenti sejenak akan kesedihan yang dialami karena kehilangan seorang anak.
setelah pulang dari makam sang ayah berteriak dengan keras "iskaaa mana janjimu kau bilang akan memberi ayah uang, mana iskaaa kalau sampai kamu bohongi ayahmu ini maka kau akan menyusul adikmu" teriak sang ayah.
"iya yah aku akan memberikan uang itu pada ayah tapi untuk melunasi hutang ke pak chandra dan itupun aku harus ikut saat ayah akan mengembalikan hutang yang sudah ayah pinjam" sahut iska.
"kamu itu tau apa!! anak baru kemarin sore aja udah sok-sok an mau ngatur kehidupan orang yang udah buat kamu ada di dunia ini dasar kamu anak nggak berguna" bentak sang ayah.
"bukan begitu yah maksud iska, iska yakin kalau ayah akan mengembalikan uang itu kepada pak chandra tetapi iska mau memastikan kalau pak chandra dan anak buahnya nggak akan datang lagi ke rumah ini dan menggangu ibu bahkan mengambil dimas" ucap iska dengan belas kasih.
tiba-tiba sang ayah merampas tas iska dan mengambil uang yang ada di dalam tas tersebut. "enak aja uang ini nggak akan ayah balikin ke chandra orang sombong itu, biarin kalau chandra mau ambil dimas ayah nggak akan perduli, dan uang ini bakal ayah buat main judi lagi dan buat minuman segarr yang buat ayah bahagia" ucap sang ayah.
"ka tolong antar ibu mau ke pasar beli bahan untuk acara nanti malam" permintaan sang ibu dari dapur.
disaat akan pergi pasar tiba-tiba pak chandra datang kembali ke rumah beserta anak buahnya yang sekarang semakin banyak dan membawa senjata tajam ditangan kanan.
"mana ayahmu, hari ini hari terakhir dia buat lunasin semua hutangnya kalau tidak aku akan bawa salah satu anaknya dan akan ku jual di kota sebagai pelunasan semua hutang karno yang kere itu" teriak pak chandra dengan menunjuk jari telunjuk kanan ke arah iska.
"ayah udah pergi barusan pak dan saya sudah memberikan uang 10 juta kepada ayah dan saya minta tolong ke pak chandra untuk tidak menggangu keluarga saya hari ini, karena dodo adik saya meninggal" ucap iska memohon kepada pak chandra.
mendengar hal itu pak chandra dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah iska.
tak lama setelah itu iska mengantar sang ibu belanja di pasar dengan membawa sejumlah uang 6 juta gaji awal bulan ini.
di dalam pasar sang ibu bingung mau membeli bahan apa saja karena ia hanya membawa uang 300 ribu saja sisa hasil penjualan krupuk ketela yang ibu jual.
"ada apa bu, kenapa ibu tidak segera belanja?" ucap iska.
"ibu cuma punya uang ini ka, apa cukup buat beli bahan untuk acara tahlilan nanti malam?" tanya sang ibu.
"ibu nggak perlu khawatir iska punya kok uang buat belanja sekarang, ibu perlu apa saja nanti iska yang akan bayar" ucap iska.
ibu merasa kasihan kepada putri sulungnya karena ia sangat perhatian kepada ibu dan keluarganya, sang ibu merasa berdosa karena pada masa kecil dulu iska hidup menderita bersama kedua orangtuanya dan sang ibu tidak pernah perduli pada pendidikan iska saat akan melanjutkan pendidikan ke tingkat sarjana strata 1 tapi iska bisa melanjutkan sampai wisuda hasil dari kerja kerasnya dan bantuan dari pemerintah karena ia sangat berprestasi.