"Ega kamu ingin memilih jurusan apa?" tanya wakil kepala sekolah sembari menyodorkan formulirnya
"Saya memilih akuntansi saja pak" jawab ega yakin.
ega pun mengisi formulir pendaftaran dengan sangat teliti, iya ega bersekolah di SMK.
Mereka pun berjabat tangan tanda kesepakatan telah terjadi.
Kini Ega benar benar akan bersekolah ditempat itu, sekolah yang Ega sendiri tidak pernah membayangkannya.
Nampak lega wajah kedua orangtua Ega, kini putrinya bisa melajutkan sekolah.
Hari itu juga mereka membeli semua perlengkapan sekolah, dan segera pulang kembali ke mess untuk melajutkan kerja.
Sesampainya di mess Ega merebahkan badannya untuk beristirahat sejenak.
Ega merasa gugup dengan hari pertama sekolah besok, ia merasa akan memerlukan sedikit waktu untuk beradaptasi karena sifatnya yang pemalu.
Untuk mencairkan suasana ia pun memilih jalan - jalan di sekitar tempat kerja orangtuanya, karena wajahnya yang rupawan dan sikapnya yang ramah sehingga banyak orang menyukainya, bahkan terdengar suara pria memujinya, tetapi Ega adalah tipe wanita yang cuek, sehingga ia tidak memperdulikanya.
Sore hari waktu nya ega membantu ibu nya memasak untuk para karyawan dan bos nya,
ibu ega bekerja sebagai juru masak ditempat itu, sedangkan bapak ega bekerja sebagai supir.
Setelah siap ega lah yang memberikan masakan itu kepada para karyawan dan bos.
"Selesai" gumam ega merasa lelah.
setelah membantu ibu nya bekerja ega segera mandi untuk menyegarkan badannya, karena bapaknya berjaji sore nanti akan mengajak mereka berjalan jalan di alun alun kota.
"Ayo bu, adek cepat aku tidak sabar ingin segera melihat lihat ada apa saja disana." pinta ega penuh semangat
"iya iya ayo berangkat" sambung ibu.
mereka bergadengan tangan menuju parkiran tempat mobil tua itu diparkir.
Ngenggg, akhirnya mereka berangkat.
Disepanjang perjalanan ia dihidangkan pemandangan yang belum pernah ia temui.
Sesampainya di alun alun ia langsung mengajak turun dan mulai berkeliling keseluruh penjuru alun alun, dengan hati ceria. maklumlah ega anak desa melihat pemandangan kota membuatnya sudah bahagia, ditambah lagi mereka membeli jajanan untuk cemilan begitu saja sudah membuat mereka bagaikan di surga.
Lelah berjalan jalan mereka pun pulang, sesampainya di rumah langsung tertidur dengan lelap nya.
Kriiinnggg.....
Alarm berbunyi tepat pukul 05.00 ega langsung bangun dan mandi, ia memakai seragam baru nya "putih abu abu" serapi mungkin ia berdandan.
Setelah sarapan ia segera diantar berangkat ke sekolah oleh bapaknya.
Hanya sampai sebrang sekolah bapaknya mengantar, ia pun turun dari mobil tua itu.
Ini adalah langkah pertama nya masuk ke sekolah itu, ia menuju ruang guru.
Saat bel masuk berbunyi ia diajak ke kelas oleh guru itu dan diperkenalkan kepada semua siswa lainnya.
Itu adalah kelas akuntansi semua siswa nya perempuan kecuali 2 pria yang duduk paling belakang, mereka satu satu nya siswa laki laki di kelas itu.
Ia duduk disamping hesti, teman pertama yang berjabat tangan dengannya.
Tak pelak semua siswa di ruang kelas itu melihatnya dan mulai menggunjingnya entah gunjingan seperti apa yang mereka katakan mereka hanya berbisik bisik.
disaat jam istirahat seperti teman yang lainnya ia pun ikut ke kantin.
"Syukurlah ternyata semua teman sangat baik dan bisa menerimaku dan mau membantu ku"
gumam ega sembari ikut memakan nasi yang telah ia pesan.
Setelah makan, hesti mengajak ega untuk berkeliling sekolah, menunjukkan semua ruangan di sekolah itu, hesti teman yang baik ia dengan ramah memberitahu ega.
Hesti menjadi teman pertama ega di sekolah itu, kini ega lega telah memiliki teman baru.
Karena masih pertama masuk sekolah, pulang sekolah pun ega dijemput oleh bapaknya.
Ega dan hesti berpisah dan pulang kerumah masing masing, rumah hesti ternyata jauh ia selalu naik bus untuk berangkat dan pulang sekolah, tak lupa mereka saling bertukar nomor telepon.
Sekarang ega memiliki semangat untuk bersekolah..
Pagi itu seperti biasa ega berangkat diantar oleh bapak nya, sesampainya di sekolah ia segera menuju ruang kelasnya menanti temannya hesti yang belum sampai.
Tiba-tiba anak anak kelas lain mulai masuk ke ruang kelas ega, sambil berbisik dan sesekali memandang ega tidak tahu apa yang mereka bicarakan tapi sepertinya mereka menggunjing ega, mereka adalah anak kelas otomotif, ega hanya cuek dan tidak perduli dengan mereka.
Tak lama menunggu hesti datang dan langsung duduk di samping ega, dia tampak kelelahan karena bagi yang tidak membawa motor dari jalan utama ke sekolah harus jalan kaki kurang lebih 300meter.
"Capek?" dengan tersenyum sembari menyodorkan minum yang dibawa ega kepada hesti
"Terimakasih" jawab hesti sambil mengambil minum itu dan langsung meminumnya.
"Ga, nanti kuajak mencari kos yang dekat sini ya, aku lelah kalau setiap hari harus pulang pergi naik bus dan harus berjalan kaki cukup jauh". pinta hesti kepada ega
" iya nanti aku temenin" jawab ega
Ega mengabari ibu nya bahwa hari itu dia akan pulang terlambat karena mengantar temannya yang mau mencari kost,
siang itu mereka mencari kost bersama sama hingga sore hari.
Akhirnya mereka mendapat kost yang diinginkan, kostnya dekat dengan mess tempat ega tinggal, bertambah senang hati ega karena temannya tinggal tidak jauh darinya.
Hesti tinggal di kost bersama teman satu kelas mereka bernama ratih, akhirnya mereka bertiga kini menjadi sahabat.
Setiap hari disekolah kemanapun mereka selalu bertiga, seperti pinang dibelah 3.
"Ega, ini kan hari sabtu besok kan libur nanti malam temani kami tidur di kost ya, teman kost lainnya pulang kami takut tinggal sendirian" pinta hesti dan ratih kepadanya.
"Tentu saja, nanti aku izin ibuku dulu, jawab ega semangat.
" baiklah nanti aku akan memasak untuk kalian" kata hesti sambil tersenyum.
"harus yang enak yaa" jawab ratih menggoda hesti
mereka saling menggoda dan bercanda.
Setelah ega mendapat teman dia jarang dijemput bapaknya, dia selalu pulang bersama kedua temannya itu, meskipun berjalan cukup jauh tidak membuat mereka lelah karena disepanjang perjalanan mereka saling mengobrol dan bercanda.
"Ibu, aku mau meminta izin tidur di kost temamku hesti, tempatnya tidak jauh dari mess hanya berjarak 15 rumah dari mess, besok kan libur" pinta ega kepada ibu nya.
"dimana kost itu," tanya ibu nya
Ega memberi tahu tempat nya dan menjelaskan siapa pemilik kost itu, ternyata ibunya mengenal pemilik kost itu, akhirnya ibu nya memberi izin kepada putri nya, dengan syarat tetap harus hati hati.
"Terimakasih bu" jawab ega senang.
Sebelum maghrib ega sudah berangkat menuju kost hesti sambil membawa mie sayur dan telur dalam kresek untuk nanti dimasak disana.
"Assalamualaikum,, sapa ega sambil masuk ke kost
" Walaikumsalam,, ayo masuk", tanggapan hesti sambil menyambut temannya itu.
"Wah kamu bawa apa ga?" tanya ratih
"Aku bawa mie instan yuk kita masak" ajak ega.
Meraka pun memasak bersama dan memakannya.
"apakah kalian tahu, ini adalah pengalaman pertamaku menginap di rumah orang" kata ega sambil tersenyum gembira
"benarkah?! berarti kamu betul betul anak mama" goda hesti dan ratih.
Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk berjalan jalan diluar karena malam itu adalah malam minggu, pasti ramai pikir mereka.
Mereka duduk dipinggir jalan tidak jauh dari mess ega sambil bercerita dan bercanda tiba tiba teman bapak Ega datang dengan tampang sok ganteng, menyapa ketiga gadis tadi. dia adalah rudi duda beranak satu.
mendekati ketiga gadis itu dan memulai percakapan,
"Uwihh cewek cewek mau kemana"?
" Cuma jalan jalan saja mas, ini kan malam minggu" jawab ratih agak genit.
Dari mereka bertiga memang ratih lah yang paling genit,
mereka berdua terus ngobrol dengan asyik sedangkan ega dan hesti ngobrol sendiri. "Kenapa kita seperti obat nyamuk yaa" kata hesti sambil tersenyum kepada ega
"Hahaha iya, gapapa mas rudi itu temen bapakku kok" jawan ega santai
Tidak lama waktu sudah menunjukkan pukul 21.30
"Yuk pulang ke kost", ajak ega kepada kedua temannya,
" Yuk, aku juga sudah mulai mengantuk" jawab hesti
Rudi pun pamit kembali ke mess sambil mengendarai motornya, ia mengendarai motor dengan gaya sok ganteng ngebut dan sedikit atraksi di depan ketiga gadis itu, awal nya semua normal dan baik baik saja, tapi tiba tiba rudi terjatuh dari motor karena ulahnya sendiri yang kurang hati hati, spontan saja ketiga gadis itu justru menertawakan rudi yang terjatuh di aspal, dengan wajah malu rudi menghidupkan motornya kembali dan dengan hati hati menuju mess, ternyata dompet rudi terjatuh dan tertinggal di aspal, ketiga gadis itu segera mengambilnya dan mengembalikannya kepada rudi, dia bertambah malu, wajahnya mulai memerah.
Perjalanan pulang ke kost mereka bertiga tidak henti hentinya membahas rudi yang terjatuh tadi dan yang paling tertawa keras atas kejadian tadi adalah ega, ia begitu merasa terhibur sampai terpingkal pingkal jadinya.