webnovel

Menguji Adrenalin

Setelah sore ega dan keluarga nya pamit pulang dari rumah kakek, mereka tidak ingin terjebak macet di jalan.

Terlebih di cuaca yang tidak menentu seperti itu mereka harus selalu berhati hati.

Bagaimana tidak terkadang saat pagi matahari panas menyengat sama sekali tidak ada awan putih di langit, yang ada hanya langit biru yang menunjukkan pesona nya dengan matahari yang merah menyala,tapi saat menjelang mahgrib tidak ada mendung seketika langit meredup dan terjadi hujan lebat bahkan sampai berjam jam.

Ega melihat mata bapak nya berkaca kaca saat berpamitan dengan kedua orangtuanya, padahal selama ini bapak nya adalah seorang yang sangat tegas.

"Bapak bisa sedih juga to" gumam ega dalam hati

Mereka segera berpamitan dengan seluruh anggota keluarga, kali ini budhe (kakak dari bapak) memberi angpau untuk ega dan adikya.

Setelah semua masuk dalam mobil ayah segera menyetarter mobil nya dan mereka melaju meninggalkan rumah kakek, sembari melambaikan tangan perpisahan.

Mereka pun dibawakan oleh oleh dari rumah kakek, jajanan yang mereka buat sendiri.

Rumah kakek sangat dekat dengan jalan raya, di epan jalan raya itu ada sebuah waduk untuk irigasi sawah, bapak sengaja mengajak mereka untuk melewati jalan alternative seraya jalan jalan.

Disepanjang perjalanan adalah sawah, dan diantara sawah itu ada waduk yang cukup panjang yang digunakan untuk penampungan air sekaligus irigasi sawah, meskipun waduknya tak sebesar dan selebar waduk di dekat rumah ega, tapi tetap saja pemandangannya cukup bagus.

Menjelang larut jalanan semakin ramai, dipenuhi oleh pemudik dan juga masyarakat setempat yang ingin menikmati keramaian kota.

Disekeliling jalan banyak warung dan angkringan sehingga membuat banyak kendaraan parkir di bahu jalan membuat jalanan semakin macet.

Meskipun lelah tapi ega sangat menikmati perjalanannya kali ini.

2 jam perjalanan telah mereka tempuh tapi baru beberapa kilo jaraknya dari rumah kakek, betul betul sangat ramai padat merayap.

Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat sejenak.

"Anak anak mau makan apa?" tanya ibu

"Aku pengen nasi goreng buk"jawab vika keras, ternyata sedari tadi vika menahan lapar

" Kalau kamu ga"tanya ibu nya

"Sama buk, nasi goreng saja" jawab ega

Mereka pun sengaja mencari warung nasi goreng yang berada di kiri jalan.

Segera mereka makan dan beristirahat sejenak.

Ibu memesan 4 porsi nasi goreng dan empat gelas es teh, mereka segera menyantap makanan yang telah disediakan.

Tiba tiba terlihat muncul kilat dilangit diikuti suara guruh.

"Ayo cepat dihabiskan sepertinya akan turun hujan" pinta bapak

Mereka segera menghabiskan makanan dan minumannya, dan segera melanjutkan perjalanan.

Benar saja, baru setengah jam perjalanan hujan sudah turun, diiringi dengan kabut yang tebal.

Hujan turun dengan sangat lebat diikuti kilat yang beberapa kali menyambar.

Ayah melambankan laju mobil nya, untungnya masih berada di area kota sehingga terbantu penerangan jalan.

Sepanjang perjalanan ega sering berpapasan dengan mobil ambulance yang silih berganti lewat, dengan kondisi hujan lebat dengan kabut tebal dan suara sirene ambulance membuat keadaan mencekam.

Ega meringkuk di kursi belakang berharap hujan segera reda.

Semua jalan telah tergenang air, tiba tiba

"Glodak" Dug ...mobil nya seperti menabrak sesuatu membuat kepala ega dan vika terbentur body mobil

"Kenapa pak?" tanya ega spontan

Bapak segera menepi dan menghentikan mobil nya ternyata tadi ada lubang besar yang tertutup genangan air.

Bapak turun untuk mengecek keadaan mobil.

"Astaga pantas saja gelap sekali, jalanannya tidak terlihat, ternyata lampu depan kedua dua nya mati, aneh bagaimana bisa kedua lampu ini bisa terbakar" ujar bapak

Mereka menjadi cemas.

"Terus gimana dong pak?" tanya ega

"Nanti sambil jalan sambil nyari toko spare parts mobil ya,," pinta bapak nya

Mereka mengangguk paham, mereka pun kembali masuk ke mobil.

Bapak mengendarai mobil dengan pelan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari toko spare parts yang masih buka.

"Pak, itu disana ada" ega menunjuk ke arah kanan

Bapak langsung menghentikan laju mobil nya dan putar balik, mereka semua turun.

Itu adalah toko kecil yang sudah ditutup sebagian pintunya "Pak mau beli lampu mobil yang seperti ini" tanya bapak kepada penjual

"Tapi nggak bisa masang pak" jawab si penjual

"Nanti saya pasang sendiri pak" jawab bapak

Pasangan suami istri penjual itu segera mencari lampu yang dimaksud bapak, cukup lama mereka mencari, kemudian bapak penjual itu keluar dan berkata

"Habis pak stock nya,"

"Owh ya sudah pak, permisi" jawab bapak ega sembari mengajak anak dan istri nya kembali menaiki mobil.

Mereka kembali menyebrang mengikuti arah jalan pulang.

Ega kecewa karena toko itu kehabisan stock lampu yang dibutuhkan bapak.

Tak lama kemudian bapak melihat toko spare parts yang lebih besar pintu gerbangnya sedikit terbuka, bapak segera memarkirkan mobil nya, kebetulan toko itu di sebelah kiri jalan,

Bapak berlari menuju toko itu

"Permisi" kata bapak sambil sedikit menggedor pintu gerbang itu.

Terlihat seorang laki laki yang masih muda keluar dan menghampiri bapak

"Ada apa pak?"

"Mas, mau beli lampu seperti ini" kata bapak sambil menyodorkan contoh lampunya

"Waduh maaf pak toko nya di sebelah ini, sudah tutup dan sudah dikunci, kunci nya dibawa bos" jawab laki laki itu, ternyata dia adalah karyawan dari toko itu.

Bapak terlihat bingung,

"Kalau yang dekat sini ada penjual spare parts yang masih buka nggak ya mas?" tanya bapak lagi

Laki laki itu sejenak terdiam seperti sedang mengingat,

"Ohh iya ada pak, nanti lurus saja mengikuti jalan raya ini toko nya di sebelah kiri setelah lampu merah.

" Ooo iya iya, terimakasih mas"jawab bapak sembari kembali ke mobil

"Gimana pak?" tanya ibu

"Toko ini sudah dikunci, kunci nya dibawa oleh bos nya, tapi kata mas nya didepan ada penjual spare parts, ayo kita cari" jawab bapak

Bapak segera menyetarter mobil nya kembali ke jalan aspal dan melaju melewati lampu merah, setelah dicari cari

"Apa mungkin itu pak? Tapi kok sudah tutup." kata ibu

"Iya buk, kayak nya itu tapi sudah tutup" jawab bapak

Terlihat dari spion depan wajah bapak yang kecewa,ia tahu bahwa tidak akan ada toko spare parts yang masih buka.

"Nanti kita jalan nya pelan pelan ya karena setelah tanjakan di depan akan masuk daerah hutan" kata bapak

Vika spontan memeluk ega yang berada disampingnya, seketika membuat ibu memandang wajah kedua putrinya.

Mereka semua takut.

Itu adalah hutan jati milik pemerintah tidak ada lampu penerangan sama sekali pada area tersebut.

Berani tidak berani ega dan keluarga nya harus tetap melewati jalan itu sebab tidak ada jalan lain dan tidak ada penginapan di daerah itu.

Pelan pelan bapak mengendarai mobil nya, ega tak henti henti nya melafalkan do'a terlihat komat kamit bibir tipisnya.

Benar saja hutan jati itu sangat gelap, benar benar gelap bahkan jalanan nya pun tak terlihat, sekelilingnya nampak sepi seperti tidak ada kehidupan, akhirnya bapak menyalakan lampu reteng untuk penerangan.

Hutan jati itu cukup panjang, tapi beruntung beberapa kali kendaraan lain melewati jalan itu, sedikit memberi penerangan meski akhirnya mereka menyalip mobil bapak, dan akhirnya keadaan kembali gelap gulita.