Pukul 5 sore waktu setempat, efek anestesi Basil Jaak secara bertahap mereda, namun operasi Debby Sutton masih berlangsung. Jika dihitung dari terangnya hari, sudah genap tujuh jam.
Dengan menahan rasa sakit, Jaak bangkit dari tempat tidur rumah sakit dan duduk di bangku panjang di luar ruang operasi bersama Nyonya Sutton, dengan cemas menunggu pintu tertutup itu terbuka kembali.
Nyonya Sutton dengan erat memegang tangan Jaak, menatap tanpa berkedip lampu merah di dinding, berharap agar lampu itu padam dan sekaligus berharap agar tidak terpadamkan begitu saja.
Begitulah kerapuhan dan kekejaman hidup, ringan yang tak tertahankan.
"Nyonya Sutton, Debby memiliki dahi yang lebar, itu adalah tanda kemakmuran dan kepanjangan umur. Dia akan baik-baik saja," kata Jaak. Ia merasakan Nyonya Sutton bergetar, tapi dia tidak tahu bagaimana harus menghiburnya, jadi di akhir dia hanya bisa menggumamkan kata-kata itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com