1 Wilayah Snow Eagle

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kalender Gunung Naga. Tahun 9616. Musim dingin.

Provinsi Tranquil Sun. Daerah Azure River di kota Water Rites.

Seorang bocah laki-laki berumur sekitar tujuh atau delapan tahun, yang mengenakan pakaian indah yang terbuat dari bulu putih, berlari menerobos pegunungan dengan sebuah tas di punggungnya. Bibir merahnya membentuk senyuman dan menunjukkan deretan gigi putihnya, yang terlihat seperti mutiara. Tangan kanannya memegang tombak kayu hitam erat-erat. Salju jatuh perlahan dari dedaunan di pohon-pohon di sekitarnya. Bocah itu sedang mengejar seekor rusa liar yang lari ketakutan.

"Baiklah!"

Bocah itu mengangkat tombak pendeknya. Tubuhnya sedikit condong ke belakang. Kekuatan mengalir dari pinggang ke tangan kanannya saat ia melemparkan tombak itu.

Wuuush!

Tombak pendek itu berdesing melintasi udara, menembus dedaunan, dan mencapai jarak hampir 30 meter. Tapi, tombak itu hanya sedikit mengenai tubuh bagian belakang rusa liar tersebut. Setitik darah terlihat di pantat rusa itu setelah tombak pendek itu mendarat di atas salju. Rusa liar itu berlari dengan sekuat tenaga ke dalam pegunungan. Namun, ketika rusa malang itu hampir hilang dari penglihatan…

Sebuah batu melayang di udara.

Batu itu terbang menembus hutan itu bagaikan sebuah laser dan langsung terbang hingga sejauh 100 meter. Dengan bunyi yang keras, batu itu menembus batang sebuah pohon yang besar lalu menghantam kepala rusa yang malang itu. Si rusa liar itu mulai goyah. Dengan sisa kekuatannya, rusa liar itu berlari sejauh lebih dari sepuluh meter dan akhirnya ambruk di atas tanah.

"Ayah!" Bocah itu menoleh dan melihat ke kejauhan. "Jangan membantuku. Padahal aku hampir bisa mendapatkannya."

"Rusa itu akan kabur jika aku tidak membantumu. Akurasi tombakmu ketika kau berlari masih belum cukup bagus. Malam ini, pulanglah dan berlatihlah melempar tombakmu 500 kali lagi." Suaranya yang tegas bergema. Dua sosok muncul dari kejauhan.

Satu di antaranya merupakan pria paruh baya bertubuh kekar. Ia memiliki rambut hitam dan mata berwarna senada. Pria itu membawa sekotak persenjataan di punggungnya. Pria yang satunya terlihat lebih besar; tingginya lebih dari dua meter. Lengannya lebih besar dibandingkan paha manusia pada umumnya. Kepalanya terlihat seperti kepala singa. Dia berkepala singa dan bertubuh manusia! Rambut pirangnya yang berantakan menandakan bahwa dia seorang "Lionmen" dari ras beastman yang jarang terlihat. Dia juga membawa sebuah kotak.

Pria paruh baya itu tersenyum, "Tong San, temanku, kau lihat betapa hebatnya anakku? Dia masih delapan tahun namun ia sudah sekuat pria dewasa."

"Xue Ying tidak buruk. Ia pasti bisa melampaui kekuatanmu suatu hari nanti," goda Tong San.

"Tentu saja dia akan lebih kuat dariku. Ketika aku masih delapan tahun, aku hanya bercanda dan bermain-main dengan anak-anak di desa. Aku tidak memahami apa pun. Aku baru memliki kesempatan untuk mulai melatih Qi setelah aku bergabung dengan militer." Pria paruh baya itu menghela nafas penuh penyesalan. "Aku mungkin tidak mampu memberikan fasilitas terbaik untuk berlatih untuknya. Namun, sebagai ayahnya, aku akan berikan yang terbaik supaya ia bisa tumbuh besar dengan layak!"

"Dong Bo, pencapaianmu itu sudah sangat luar biasa. Kau sudah menjadi Ksatria level Heaven, padahal sebelumnya kau hanya seorang rakyat biasa. Bahkan kau berhasil membeli sebuah daerah dan menjadi penguasanya." kata pria berkepala singa itu sambil tersenyum.

Pria paruh baya itu adalah Baron Dong Bo Lie. Ia merupakan penguasa sebuah wilayah dengan luas lebih dari 100 kilometer persegi.

Baron merupakan sebuah gelar kebangsawanan terendah dalam Klan Xia dari Kekaisaran Gunung Naga. Saat kekaisaran pertama kali didirikan, pemberian gelar kebangsawanan sangatlah ketat. Saat ini, kekaisaran tersebut sudah berdiri selama 9000 tahun. Kekaisaran yang dulunya sangat besar kini telah jatuh, hingga kekaisaran itu kini memperbolehkan gelar kebangsawanan untuk diperjualbelikan.

Dong Bo Lie dan istrinya memutuskan untuk membeli gelar bangsawan hanya karena mereka telah memiliki seorang anak. Setelah membeli sebidang tanah, mereka kemudian menamai sebidang tanah itu 'Wilayah Elang Salju' berdasarkan nama putranya. Terlihat jelas bahwa mereka sangat menyayangi bocah laki-laki itu.

Itu hanyalah sebagian kecil wilayah di daerah Water Rites.

"Aku baru mulai melatih Qi ketika aku berusia 12 tahun, tapi putraku itu sangat berbeda. Sekarang, dia masih delapan tahun. Menurut perkiraanku, ketika dia berumur sekitar 10 tahun nanti, dia sudah bisa melatih Qi." Dong Bo Lie meraung sambil tawa terbahak-bahak. "Tentu saja dia akan melampauiku." Dong Bo Lie melihat putranya dengan penuh kasih sayang dan harapan.

"Dari apa yang baru saja aku lihat, 10 tahun sepertinya usia yang cukup tepat." Pria kekar berkepala singa itu mengangguk setuju.

Dengan semua pengalaman hidup mereka, penilaian mereka tentu saja tidak akan meleset.

"Ayah, kau benar-benar bisa melempar batu dan menembus pohon ini dari jarak yang sejauh itu?" Bocah itu berdiri di dekat pohon. Dia mencoba memeluknya, namun lengannya yang pendek tidak bisa sepenuhnya memeluk batang pohon yang besar itu. Batang pohon itu memiliki lubang yang sangat besar. "Aku tidak akan mampu menebang pohon sebesar ini."

"Nah, sekarang kau tahu apa itu kekuatan Ksatria level Heaven," kata Tong San. Dong Bo Lie hanya bisa terkekeh. Sebagai seorang ayah, tentu dia masih suka pamer di depan putranya.

"Sekuat dewa?" Bocah laki-laki itu menyeringai.

"Dewa?"

Dong Bo Lie dan Tong San hanya bisa terdiam.

Kaisar gunung Naga, seorang pendiri kekaisaran gunung Naga, merupakan dewa yang sangat hebat. Hampir semua orang di dunia tahu akan hal itu. Dong Bo Lie bisa dianggap sebagai seorang pemberani dalam dunia militer, namun ia tidak bisa dibandingkan dengan dewa.

"Sepertinya. berlatih sebanyak 500 kali terlalu sedikit untukmu malam ini. Kalau begitu, tambah menjadi 1000 kali." kata Dong Bo Lie sambil menjilat bibirnya.

"Ayah!" Bocah laki-laki itu terbelalak. "Kau, kau…"

"Kau masih berani berdebat denganku?! Ingat, ketika kau berdebat dengan ayahmu, kau pasti akan kalah. Baiklah, sekarang pulanglah." kata Dong Bo Lie.

Tong San mengeluarkan sebuah seruling dan memainkan beberapa nada rendah. Suara seruling itu bergema ke seluruh area pegunungan.

Seketika itu juga, sekitar 20 prajurit bersenjata bergerak mendekat.

"Bawa rusa itu pulang." perintah Dong Bo Lie.

"Baik, Tuan." Para prajurit itu menjawab dengan penuh rasa hormat.

Dong Bo Lie dan Tong San mengajak Xue Ying kembali ke puncak gunung. Ada banyak kuda dan sekitar seratus prajurit berkumpul di sana. Seorang wanita misterius bergaun ungu duduk di atas salju dengan beralaskan selimut. Di samping wanita itu, seorang anak berumur sekitar dua atau tiga tahun melompat-lompat kegirangan. Para prajurit tersebut memandang wanita bergaun ungu itu dengan penuh rasa hormat.

Wanita bergaun ungu itu merupakan penyihir yang sangat kuat.

"Pebble, lihat siapa yang datang," kata wanita itu. Bocah itu pun menoleh. Matanya tampak bersinar ketika melihat siapa yang datang.

"Gendong aku, Kakak. Gendong aku." Bocah itu berbalik dan berlari ke arah Xue Ying.

Wanita itu tersenyum melihat pemandangan di depannya.

"Pebble." Xue Ying berjalan menghampirinya dan membungkuk. Adik laki-lakinya, Qing Shi, melompat ke pelukannya. "Gendong aku, Kakak. Gendong aku!"

Xue Ying menggendong adiknya dan menciumnya.

"Pebble, aku berburu rusa hari ini. Lihatlah." Xue Ying menunjuk rusa yang dibawa oleh para prajurit.

"Lusa? Lusa?" Qing Shi membuka matanya yang hitam seperti gagak lebar-lebar sambil mengeluarkan suara yang tidak jelas.

Dong Bo Qing Shi masih berusia dua tahun. Dia masih belajar berbicara. Kata-katanya masih terdengar tidak jelas dan dia masih belum memahami makna sebuah kata.

"Ini adalah rusa. Sejenis binatang yang ditemukan di pegunungan keluarga kita"

"Xue Ying, tolong bawa adikmu kemari." Wanita bergaun ungu itu berdiri dan berjalan mendekati kedua bocah laki-laki itu,

"Baik, Ibu." Xue Ying menyerahkan adik laki-lakinya ke ibunya.

Wanita bergaun ungu itu berkata, "Aku membawa kue zaitun manis. Kue itu ada di keranjang dan seharusnya masih hangat. Cepat ambil dan makanlah."

"Kue?" Mata Xue Ying bersinar-sinar dan mulutnya berair. Menyadari bahwa air liurnya menetes, dia langsung beranjak mengambil kue itu.

"Aku mau makan! Aku mau makan!" Seketika itu, Qing Shi meronta-ronta dari pelukan ibunya. Dia menjadi sangat bersemangat setiap kali kata kue disebutkan. Sebenarnya, dia bukanlah tipe anak yang penurut ketika sedang makan.

"Tentu saja ada untukmu juga, anak rakus." Wanita bergaun ungu itu melihat Dong Bo Lie dan Tong San, "Kalian berdua juga bergegaslah. Aku memasak makanan untuk kalian juga."

"Ha ha… Master tidak hanya hebat soal sihir, namun juga hebat di dapur," kata pria berkepala singa itu.

Ketika masih kecil, Tong San pernah menjadi seorang budak. Ia kemudian menjadi pengikut wanita itu setelah menjadi pelayannya. Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, dan mereka sudah menjadi seperti keluarga, Tong San tetap memanggilnya "Master".

Saat Xue Ying sudah kenyang, dia memandang ke kejauhan. Dia bisa melihat beberapa gunung dan lahan pertanian dari puncak gunung. Semua yang dia lihat merupakan daerah kekuasaan keluarganya. Kedua orang tuanya memutuskan untuk berhenti berpetualang ketika dia lahir. dan Mereka malah membeli gelar kebangsawanan dan sebidang tanah yang luas. Seluruh tanah tersebut kemudian diberi nama 'Wilayah Snow Eagle'.

Dong Bo Xue Ying meregangkan tubuhnya. Wajahnya penuh kebahagian.

Dia memiliki seorang ayah dan ibu yang sangat menyayanginya. Ia juga mempunyai seorang adik laki-laki yang menggemaskan. Ada banyak orang-orang baik yang tinggal di wilayahnya.

Dengan kehidupan seperti ini, Dong Bo Xue Ying merasa sangat puas.

Satu-satunya hal yang membuatnya pusing adalah latihan menyakitkan yang diberikan ayahnya.

"Aku sudah berlatih 1000 kali lagi setelah 500 kali berlatih… tapi aku masih harus melatih teknik menombakku…" Wajah Dong Bo Xue Ying berubah masam.

******

Senja, di bawah sinar rembulan.

Angin berhembus.

Boom!

Seribu meter di atas tanah, seekor burung raksasa terbang dengan cepat seperti sebuah awan hitam.

Burung raksasa itu memiliki empat sayap, dan lebar masing-masing sayapnya lebih dari 20 meter. Kecepatan terbang burung itu melebihi kecepatan suara. Makhluk itu merupakan binatang iblis yang kejam dan mengerikan. Ia dipanggil Burung Hering Bersayap Empat. Terlihat dua sosok duduk bersila di atas punggungnya. Satu diantaranya merupakan pria dengan baju zirah perak, sedangkan yang satunya mengenakan jubah abu-abu dan membawa tongkat ungu.

"Di mana kita?" tanya orang yang mengenakan jubah abu-abu.

"Master, kita sudah memasuki wilayah Water Rites. Kita akan sampai di wilayah Snow Eagle sekitar setengah jam lagi." Pria berbaju zirah itu menundukkan kepalanya, menunjukkan posisinya yang lebih rendah.

"Akhirnya, setengah jam lagi, aku akan melihat saudara perempuanku lagi." Suara orang di balik jubah abu-abu itu terdengar emosional. "Kau benar-benar orang yang pandai bersembunyi. Bahkan ketika dikejar oleh keluarga kita, kau mampu bersembunyi lebih dari 15 tahun…"

Dalam kegelapan malam, Hering bersayap empat itu terbang menuju wilayah Snow Eagle.

avataravatar
Next chapter