11 Sarapan dengan Nenek Deon

Nenek, Anda sangat lucu." Arabella tidak tahan untuk tidak mengungkapkan isi hatinya.

"Bagaimana? Apakah ada yang tidak nyaman? Apakah pinggang Anda sudah baikan?" tanya Arabella lagi.

"Ah, gadis cantik, aku ini sudah tua, sakit di mana-mana sudah normal. Itu sudah tidak masalah. Satu-satunya yang buat aku tidak nyaman adalah tingkah cucuku. Mereka semua sangat tidak menghargai aku lagi, tidak menginginkan aku lagi karena aku sudah tua. Aku selalu sendiri dan begitu sangat kesepian." Lewi bersikap sangat menyedihkan.

Arabella pun terhanyut dalam cerita nenek tua di depannya. Dia sangat menyayangkan sikap para cucu-cucu yang dikatakan Lewi. Dalam hati, Arabella membatin, 'Andaikan saja nenek dan kakekku masih ada, pasti tidak akan aku perlakuan seperti ini.'

"Nenek, apakah cucumu benar-benar tidak mau memedulikanmu? Apakah kau ditinggal seorang diri?" tanya Arabella dengan sikap prihatin.

"Tentu saja, lihatlah, apakah ada yang peduli dengan aku? Aku ke mana-mana selalu sendiri, tidak ada kawan."

"Ah, sekarang nenek mau ke mana? Bella akan antarkan Nenek ke tempat yang dituju."

"Ah, gadis baik jadi namamu adalah Bella. Nama yang sangat cantik seperti tampilan dirimu. Mataku memang tidak pernah salah, aku sudah dapat merasakan kalau kamu gadis yang baik. Andaikan saja cucu-cucu nakal itu sebaik dirimu. Pasti hidup ini sangat menyenangkan." Lewi mencubit pipi Arabella dengan gemas.

Bella tersipu, "Anda terlalu memujiku. Namaku Arabella, biasa dipanggil Bella. Nenek juga bisa memanggilku seperti itu. Oh, ya nek, apakah ada tempat yang mau nenek tuju? Apakah nenek mau bertemu dokter?" Dia membantu Lewi untuk bangkit dari lantai.

Lewi perlahan bangkit mengikuti Bella yang menopangnya berdiri. "Tidak, aku ke sini hanya untuk berjalan-jalan saja. Aku sungguh bosan di rumah dan mencari tempat yang ramai. Rumah sakit kan selalu ramai, jadi datang ke sini untuk melihat orang-orang."

Jawaban Lewi membuat Bella sedikit kebingungan dan kasihan di waktu yang sama. Seseorang, hanya untuk menghilangkan rasa kesepiannya yang menjadi sumber kebosanan pasti akan melakukan hal apa pun. Apalagi bagi seseorang yang berusia lanjut. Diusia yang segini, hal yang diinginkan adalah, adanya seseorang yang bisa menjadi teman bercerita.

Dalam hati, Bella mengutuk anak-anak nenek ini.

"Nenek ingin ditemani ke mana? Kebetulan Bella juga sedang tidak sibuk, jika tidak keberatan, siap untuk menemani Anda." Karena rasa kasihanlah Bella baru mau melakukan hal ini.

"Ah, benarkah? Apakah itu tidak akan menyita waktumu? Aku ini orang tua yang banyak maunya, loh." Lewi sangat bersuka mendengar tawaran Bella, tetapi dia tetap ingin memastikan hal itu.

"Tentu saja tidak merepotkan. Sekarang katakan, ke mana nenek pergi? Ah, apakah Anda sudah sarapan?"

Dengan cepat Lewi menggeleng, "Belum," jawabnya dengan polos.

"Wah, sangat kebetulan sekali, aku juga belum makan. Bagaimana kalau kita pergi membeli sesuatu untuk di makan? Di samping rumah sakit ini, ada sebuah cafe yang cukup populer, aku rasa Anda pasti menyukai makanan di sana."

Binar di mata Lewi tidak bisa disembunyikan, dia sangat bersemangat mendengar ajakan Bella. Dengan waktu yang sangat cepat, dia menjawab, "Boleh, boleh, tidak masalah. Aku memakan jenis makanan apa pun."

"Ugh .... Nenek, seriuskah?" Dia sudah berusia lanjut, sudah seharusnya untuk menjaga jenis-jenis makanannya. Mana boleh asal makan begitu saja!

Lewi tahu apa yang ditakutkan Bella, dia menggandeng tangan gadis itu dengan lembut, "Nak, saya ini nenek yang sudah usia lanjut. Sudah keriput juga. Jika sekarang saya tidak menikmati semua jenis makanan yang enak-enak, nanti saya mati saya sudah tidak akan bisa memakannya lagi. Jangan khawatirkan kondisi saya, memang sudah tua, sudah normal jika memang harus meninggal."

"Tapi, walau begitu Anda tetap harus menjaga pola makan Anda. Anda tidak boleh mengonsumsi sembarang makanan yang bisa membuat Anda sakit."

"Baiklah, aku akan mendengarkan kamu dari mulai sekarang. Tapi, karena ini makan pertama kita, jadi biarkan aku memakan semua makanan yang enak-enak, bagaimana? Ke depannya aku mengurus makanan yang ingin aku konsumsi," rayu Lewi.

Bella hanya bisa menghela nafas. Hatinya juga tidak sanggup untuk membawa wanita tua ini kecewa. "Baiklah, kali ini biarkan Anda memakan semua makanan yang ingin Anda makan, tapi setelah ini, tolong jaga pola makan Anda."

"Aku sudah mendengarnya...." jawab Lewi dengan mata yang berbinar.

Bella pun akhirnya menuntun Lewi ke cafe yang dimaksud.

The lord's Cafe_

"Nenek, makanan apa yang ingin Anda pesan?" tanya Bella begitu mereka sampai di sana.

Lewi melihat catatan menu, "Hmpp... Bagaimana dengan Scone with Butter and Strawberry Jam?"

Bella melihat lagi kondisi wanita usia lanjut yang di depannya. Keningnya sedikit berkerut, "Apa Anda yakin?"

"Sangat yakin," balas Lewi semringah.

"Ah, baiklah kalau begitu." Bella melihat pada pelayannya, "Tuliskan yang dia sebutkan tadi, dan aku mau Banana Crepe dan dua gelas susu murni."

"Baik, mohon menunggu. Pesanan Anda akan segera diterima." Pelayan itu pun pergi.

Begitu pelayan itu pergi, Lewi langsung menarik tangan Bella dan menggenggamnya, "Katakan, apakah kau sudah punya pacar?" tanyanya masih dengan senyum yang mengembang.

Ugh!!!

Di alur hidupnya yang berat ini, apakah masih pantas memikirkan pacar? Ibarat kata, bernapas saja pun, dia kadang lupa!

"Nenek, aku tidak memikirkannya saat ini," balas Bella seadanya.

"Wah, memang seorang wanita tidak perlu terburu-buru untuk mencari pacar. Kadangkala, pacar malah pengganggu cita-cita. Kamu masih sangat muda, jadi jangan buru-buru," ucap Lewi.

Bella tidak bisa menahan tawa mendengar ucapan Lewi, menurutnya itu sangat lucu. Awalnya dia mengira wanita ini akan bertanya, kenapa gadis secantikmu malah sendiri, dan bla bla bla.

Rupanya, meskipun wanita ini sudah berusia lanjut, setidaknya dia hidup dengan pikiran yang terbuka, itulah menurut penilaian Bella.

"Aku akan mendengarkan ucapan Anda ini," balas Bella.

Mereka berbincang-bincang sebentar, lalu makanan pun tiba.

"Wah, aku sudah lama tidak makan makanan seperti ini sambil menikmati suasa luar yang rame. Kali ini bahkan lebih spesial, di meja yang sama denganku ada seorang gadis yang sangat baik," ungkap Lewi.

Harus diakui, wanita usia lanjut ini terlalu mahir berbual. Bella bahkan tidak yakin, apakah orang ini benar-benar wanita tua dengan usia 80 tahun lebih?

"Karena sudah lama tidak memakannya di suasana yang seperti ini, Anda harus menghabiskannya. Tapi, jangan sering-sering," ucap Bella.

Keduanya makan sebentar sambil berbincang-bincang. Kebanyakan yang mereka bincangkan adalah mengenai hobi dan minat dan makanan.

Lewi sangat berpikiran terbuka, dia tidak ingin buru-buru bertanya mengenai keluarga, kesibukan Bella atau hal-hal yang menyangkut hidup pribadinya. Dia menyadari, tidak semua orang suka jika kisahnya ditanyai.

avataravatar
Next chapter