Bella, apa yang kau pikirkan? Persetan dengan pria ini, ingat tujuanmu!
Sejujurnya, dia sangat ingin dianggap, diakui, dan dipanggil putri oleh pria yang sudah membuatnya bisa berada di dunia ini. Sangat, sangat ingin! Tetapi, pria ini malah tidak pernah mengunjunginya, bahkan setalah 21 tahun umurnya.
Arabella berjalan dengan kaki yang lunglai mendekati meja pria itu. Jantungnya berdetak tidak karuan. Ia meremas jari-jari tangannya untuk menghilangkan rasa gugup dan marah yang menguasai dirinya.
Merrick Crich, pria menutup kertas yang dibacanya. Ia menaikkan pandangan dan matanya bertemu dengan mata amber Arabella yang besar.
Kemarahan terlihat jelas di wajah pria itu. Tangannya bahkan mengepal dengan kuat. "Di sini bukan tempatmu. Pergi!" Pria itu meninggikan suara, tampak sekali bahwa dia sedang menahan amarah yang mengisi hatinya.
Arabella sendiri tidak mengerti, mengapa pria ini begitu membencinya? Padahal ini adalah pertemuan pertama mereka, haruskah dia bersikap seperti itu?
Arabella tersenyum getir. Pria yang ada di depannya ini memang tidak pantas sama sekali menjadi ayahnya. Jika bukan karena keadaan terpaksa, dia juga tidak akan pernah mau menemui sampah seperti Merrick Crich. Tapi dia harus menahan diri, demi ibunya.
"Mamaku sakit. Aku membutuhkan uang untuk biaya pengobatannya." Arabella langsung menyampaikan tujuannya, dia tahu, dia tidak akan diberikan banyak kesempatan untuk bicara. Selain itu, dia juga tidak ingin berada di sini berlama-lama.
Arabella sangat sadar, ini memang hal yang memalukan, ia mendatangi pria ini yang bahkan tidak pernah menganggapnya untuk meminjam uang padanya. Tapi dia pun begini karena tidak ada jalan lain.
Merrick Crich, pria itu memandangnya dengan tatapan merendah, "Aku mengerti sekarang. Tidak bisa mendapatkan hartaku, sekarang dia mewarisimu sikap untuk meminta-minta? Apa kau juga akan mendekati pria kaya untuk mengangkat derajat kehidupanmu?"
Arabella sangat marah! "Ibuku tidak seperti itu! Kau tidak pantas menghinanya! Kau yang sudah menghancurkan hidupnya!"
Ia tidak akan mengizinkan siapa pun menghina harga diri ibunya. Tidak! Apalagi jika orang itu adalah pria yang sudah membuat hidupnya ibunya hancur.
"Oh, benarkah? Lalu jelaskan, orang seperti apa ibumu itu?"
Merrick Crich terlalu menguji kesabaran Arabella. Tapi, kedatangannya ke sini karena sebuah tujuan yang besar. Dia tidak ingin hanya karena terlalu emosi, dia melewatkan kesempatan untuk menolong ibunya.
"Selama ini kami tidak pernah mengganggu hidupmu. Ibuku juga tidak memintaku untuk menemuimu, aku datang ke sini karena keinginanku. Aku sudah tidak ada jalan lagi, barulah aku datang ke sini. 3 bulan lalu, ibuku tabrakan, sampai sekarang dia masih tidak sadarkan diri. Dia telah menjalani beberapa kali operasi, dan sekarang dia harus di operasi lagi. Aku ... Aku mohon padamu."
Merrick Crich memutar bola matanya dengan malas, "Baik dia hidup ataupun mati, tidak ada urusannya denganku! Kenapa aku harus menolong wanita murahan itu? Lucu sekali jika aku melakukan itu!"
Jantung Arabella seperti baru saja menerima serangan dari benda yang tajam yang membuatnya mengeluarkan banyak berdarah. Ingin sekali rasanya ia mencengkeram mulut pedas pria ini.
"Wanita murah, katamu? Lantas kalau yang menidurinya tanpa berniat bertanggung jawab sedikit pun, disebut sebagai apa?"
Demi Tuhan, dia tidak ingin berdebat saat ini, dia hanya ingin meminta pertolongan, tetapi pria ini malah terus mengujinya.
Merrick seperti baru saja mendengar lelucon yang konyol!
"Jika hal itu yang kau bilang, kau tidak bisa menyalakan aku, kami melakukannya dengan kata mau sama mau, tidak ada pemaksaan di dalamnya, dan wanita murahan itu yang memberikan tubuhnya dengan sukarela."
JAB!!!
Iris amber Arabella menatap tajam pada pria yang ada di depannya ini, pria yang tidak lain adalah ayahnya, barulah dia menyadari, ternyata dia telah membuat kesalahan besar saat memutuskan untuk datang ke sini.
Merrick Crich menambahkan, "Pergilah dari sini! Aku tidak akan mengeluarkan satu sen uang pun untuk wanita yang terlalu suka tidur dengan bermacam-macam pria!"
Arabella mengepalkan tangan hingga buku-buku jarinya terlihat. Matanya sudah sangat memerah akibat menahan genangan air yang siap membuncah. Sedih bercampur marah menyatu di dalam sanubarinya saat ini. Ia ingin memaki pria ini dengan kasar tetapi dia tidak bisa membohongi fakta, bahwa dia membutuhkan bantuan pria ini sekarang.
Arabella akhirnya berlutut dengan segala kerendahan hati. Dia mengesampingkan kemarahan dan kebenciannya.
"Aku mohon Mr. Merrick Crich, tolong beri aku pinjaman. Ibuku sangat membutuhkan perawatan. Kau hidup dengan baik, tetapi aku, yang aku miliki hanya ibuku. Jika terjadi sesuatu padanya, bagaimana aku bisa hidup?" Matanya yang berair terangkat ke atas, menatap pria yang terlihat sangat marah saat ini, "jika kau tidak ingin mengeluarkan uangmu untuk ibuku, maka lakukanlah untukku."
Satu detik saat dia selesai berbicara, tawa mengejek yang begitu sangat menyakitkan jika didengar orang yang sedang bersusah hati, segera mengisi ruangan.
"Demi dirimu? Memangnya kau siapa bagiku?" Satu perkataan yang kejam lagi!
Tidak cukup sampai di situ, pria itu masih berbicara dengan kalimat yang lebih pedas lagi, "Ah, aku mengerti, jadi wanita itu memberitahumu bahwa aku adalah ayahmu, dan kau mempercayainya?"
Arabella bangkit dari posisi berlututnya, ia menyela perkataannya, "Mamaku tidak pernah menceritakan tentang dirimu padaku, dia berkata ayahku sudah meninggal, tetapi aku membaca sendiri semua catatan tentang kalian yang dia simpan, sehingga aku mendapatkan info, bahwa ayahku bukan seseorang yang mati demi menyelamatkan aku saat ada di kandungan ibuku, melainkan seseorang yang tidak menerimaku. Aku heran, mengapa mamaku terus saja berbicara hal-hal yang baik tentang dirimu sewaktu aku kecil, dan aku hampir mempercayainya. Itulah mengapa aku datang ke sini untuk merendahkan diri, karena semua tentangmu dalam benaknya, adalah hal yang baik. Sekarang aku bisa melihat langsung wajah aslimu, kau tidak pantas menjadi ayahku!"
Sesaat pria yang bernama Merrick Crich itu terperanjat, namun hanya sesaat, karena di menit berikutnya, dia menyampaikan hal yang begitu tidak bermoral.
"Oh, lantas apakah aku harus berterima kasih padanya karena sudah membangun citraku yang baik?"
Arabella, gadis itu telah dipenuhi amarah yang membuncah, dia tidak peduli apa pun lagi. Dia menatap tajam pria ini, "Kau memang hina, sangat hina! Awalnya aku tidak percaya saat kakekku mengatakan kau adalah pria yang cacat moral, dan tidak bertanggung jawab, tapi sekarang aku bisa melihat itu langsung. Kau tidak hanya cacat moral, tetapi kau sangat tercela! Kesalahan terbesar dalam hidup Mamaku adalah bertemu pria badjingan sepertimu. Kau sungguh membuatku jijik!"
"Kau?" Merrick merasakan sakit yang luar biasa di jantung saat mendengar ucapan Arabella. Apa alasannya, dia sendiri tidak tahu!
"Pergi dari rumahku sekarang juga!" Merrick mengangkat tangannya untuk meraih telepon internal yang ada di sampingnya.