"Dasar bodoh!" Deon malah membalas cibiran Arabella dengan umpatan tajam. "Memangnya apa yang kau tahu? Aku ini seorang bos dengan ratusan ribu karyawan. Menurutmu, apa aku tidak mendengar keluhan-keluhan mereka? Salah satu keluhan mereka adalah, tidak ingin pulang larut karena alasan yang aku sebutkan tadi."
"Ooohh....." Arabella hanya mangut-mangut mengerti. Dia melanjutkan ucapannya, "Meskipun begitu, Tuan Deon, sungguh, tidak perlu repot-repot untuk menjemputku. Aku bisa naik kereta bawah tanah. Lagi pula, waktu Anda sangat berharap, sangat tidak sebanding jika terkuras hanya karena menjemputku." Yang paling ditakutkan Arabella sebenarnya adalah, ia takut Deon malah memperhitungkan waktu yang digunakan untuk menjemputnya.
Deon menatapnya dengan tidak suka, "Memangnya kau pikir aku yang mau menjemputmu? Aku hanya tidak ingin kalau nenek akan banyak tanya padaku. Sudah, begitu saja, semuanya sudah diputuskan. Kau masuklah."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com