webnovel

bagian 2~perjalanan menuju kematian

dalam sebuah bus sekolah, atau juga bus wisata untuk saat ini. terdapat puluhan anak SMA berada di dalam sana yang tidak dapat tenang sedikitpun.

ada yang berdiri, berjongkok, dan lain sebagainya.

tentu saja hal itu sangatlah berbahaya. berada di dalam mobil yang penuh dengan manusia, dan membuat banyak gerakan akan membuat badan mobil tidak seimbang, dan mungkin akan oleng dan akhirnya kecelakaan, dan ada juga masalah seperti jika mereka tidak bisa diam di kursi, bisa saja saat mobil yang melaju tiba-tiba menge-rem mendadak, mereka akan terhempas kedepan dan kepala mereka bisa saja terluka.

tapi mau bagaimana lagi, para guru tidak bisa berbuat apa-apa.

kalaupun mereka di peringati, nantinya malah para guru yang akan kena masalah, atau bahkan di berhentikan.

jadi mereka hanya bisa diam, dan membiarkan semua murid berandalan itu bertingkah semaunya.

Tapi mau bagaimanapun, pasti akan ada satu atau dua guru yang tidak tahan pada tingkah para anak berandalan ini.

seperti guru yang satu ini, namanya adalah Colleen Eastern.

dia adalah seorang guru yang satu-satunya masih mempunyai cita-cita tinggi di antara semua guru di SMA Charcoal yang sudah menyerah pada tugas mereka.

dia ingin membuat para murid kembali ke jalan yang benar, dia ingin membuat apa yang seharusnya di sebut murid bisa bersikap layaknya seorang murid.

itulah keinginannya, dan dengan tekad seperti itulah dia masuk menjadi guru di SMA paling bengal di seluruh kota.

Tapi..mau bagaimanapun, dia hanya satu orang, tidak mungkin dirinya yang hanya satu orang guru, bisa mengatur sekian banyak murid yang bertingkah seenaknya, seperti yang di duga, itu semua terlalu berlebihan.

dia saat ini dengan penuh kewalahan berusaha mengatur agar Anak muridnya tetap diam di bangku, dan tidak melakukan hal yang berbahaya, tapi bukanya menuruti peringatan sang guru, mereka malah seperti mengejeknya dengan bertingkah lebih parah.

"Anak-Anak!, ibu mohon kalian tenanglah!, ini berbahaya!, jika kalian terlalu banyak bergerak kalian bisa terluka!"

berbagai peringatan di keluarkan oleh Colleen, tapi tidak ada yang mendengarkan.

dia sudah tidak tahan, rasanya seperti dia ingin meledak, dia dari tadi hanya terus berteriak tanpa ada seorangpun yang menanggapinya.

sebenarnya sopir dari tadi sudah memberitahunya kalau itu percuma saja.

tapi dia tetap bersikeras dan terus berteriak memperingati para murid ini, tapi tetap saja, sebanyak dan sekeras apapun dia berteriak para berandalan ini tetap tidak ada yang menggubrisnya. dia dari tadi hanya seperti nyamuk bagi para berandalan ini.

lalu, di saat berikutnya, dia melihat tingkah seorang murid yang sudah dia tidak bisa toleran lagi, seorang murid berdiri di atas kursinya, dan dia melompat dari satu kursi ke kursi lainya. tindakan yang sangat berbahaya.

dia benar-benar sudah tidak tahan, dan emosinya pun meledak.

"Hey!, Jeff ibu bilang jangan banyak bergerak, berhenti melompat dan-, ah kyaa!"

saat dia sedang menegur seorang murid yang melompat dari kursinya seperti seorang anak kecil, tiba-tiba sebuah cup minuman kopi melayang ke arahnya.

Lemparan itu terlalu tiba-tiba, dan dia tidak tahu arah datangnya, dan itu membuatnya tidak dapat menghindarinya, dan akhirnya cangkir minuman kopi itu mengenainya dan menumpahkan kopi di dalamnya membuat pakaianya menjadi basah karena kopi.

lalu tiba-tiba, suasana ribut di dalam bis itu yang berlangsung dari tadi seketika menjadi senyap, dan detik selanjutnya...

tawa para berandalan itu pecah setelah melihat keadaan guru mereka yang di permalukan.

Colleen berusaha membersihkan air kopi yang membasahi pakaian nya dengan tisu yang membuat baju putih nya itu menjadi kecoklatan.

tapi, tentu saja noda kopi seperti itu tidak akan bisa hilang hanya dengan membersihkanya hanya dengan tisu, jadi dia menyerah dan kembali pada persoalan utama.

dia mengangkat kepalanya, dan satu persatu dia menatap para murid untuk mencari pelakunya.

lalu matanya pun berhenti pada satu orang murid yang menatap dengan mata dan seringai merendahkan padanya.

"Atlan! apa maksud nya itu!?"

dia dengan suara tegas bertanya pada atlan, tapi dia hanya di balas dengan tawa kecil darinya, seakan dia semakin merendahkan gurunya itu dan seperti dia berusaha mengingatkan apa posisi gurunya disini.

"Heh...kau itu dari tadi sangat berisik, sebaiknya kau diam dan duduk saja, dari pada nantinya akan terjadi hal yang lebih buruk"

"Ap-"

saat berikutnya, seakan menjawab peringatan atlan, dua orang berbadan besar, yang merupakan anak buahnya berdiri dari kursinya.

secara reflek, Colleen bergerak mundur dari tempatnya.

jika di lihat dari sudut pandang orang lain, tentu saja ini adalah tindakan yang terlalu berlebihan, pertama tidak menuruti peringatan guru, kedua telah berlaku kasar pada guru, dan yang ketiga, mereka sudah mengancam gurunya.

ini adalah tindakan yang sudah bisa di anggap sebagai kriminalitas walaupun mereka masih di bawah umur, tapi tindakan semena-mena ini sudah terlalu berlebihan.

tapi pada akhirnya, para guru hanya bisa menerima ini, termasuk Colleen, dia tidak bisa melapor, atau dia akan di pecat dari pekerjaanya.

dalam hatinya, Colleen tidak bisa melakukan hal itu, dia masih belum bisa menyerah, dia masih ingin merubah para berandalan ini.

pilihannya hanyalah, dia di pecat, atau dia mundur untuk saat ini dan diam duduk di kuris dengan tenang.

dan Collen memilih pilihan kedua.

Colleen perlahan mundur dan duduk di kursi di samping supir bus, dan menghela nafas lelah saat duduk di kursinya.

"Anda sudah melakukan yang anda bisa"

sang sopir mengatakan itu selagi dia mengemudikan bus, dan Colleen hanya bisa tersenyum masam dan membalas dengan " Yah..." dengan suara pelan.

***

"Aku merasa kasihan dengan Bu guru Colleen"

"Yah, aku juga, tapi mau bagaimana lagi,kita juga tidak bisa melakukan apapun kan?"

dua orang murid yang dari tadi hanya duduk dengan tenang, bergumam dengan suara pelan tentang apa yang tadi di alami oleh guru mereka.

Eden Harrison dan gerry goldbell.

dua orang ini yang sejak tadi hanya duduk dan memperhatikan, tidak dapat berbuat apapun, dan hanya bisa bersimpati pada gurunya yang malang.

sungguh ironis, guru yang seharunya di hormati malah harus mengalami kejadian yang merendahkan seperti itu.

tapi Eden dan Gerry tau, ibu colleen bukanlah orang bodoh, dia mungkin bisa saja melaporkan hal ini pada polisi, tapi dia tidak melakukanya, dan sebagai gantinya, dia memilih mundur dan diam.

jika saja ibu colleen melaporkan hal ini pada pihak berwajib, bisa di bayangkan apa yang akan menimpa ibu colleen selanjutnya.

dia bisa saja di ancam, di teror, dan juga sebagainya, sebagai tindakan balas dendam dari anak berandalan ini.

memang mereka tidak bisa melakukanya secara langsung, tapi dengan uang, mereka bisa membayar seseorang untuk melakukan pekerjaan kotor itu.

Eden dan gerry hanya bisa saling menghela nafas panjang, dan lirih, sehingga tidak terdengar oleh anak- anak lain di sekitar mereka.

"yah, kau benar, kita hanya bisa mendoakan ibu colleen agar dia tetap sabar"

Gerry mengangguk pelan, dan menjawab dengan "ya, kuharap begitu".

lalu, bus pun terus melaju dengan kecepatan konstan menuju tempat kunjungan wisata.

***

di bangku sopir, sang sopir menyalakan radio dan memindahkan saluranya ke channel berita.

dia biasanya akan menyalakan musik untuk membuat suasana menjadi lebih ramai.

tapi mengingat apa yang baru saja terjadi, dia merasa akan lebih baik untuk mendengar berita untuk mengganti suasana.

dan juga, entah mengapa dia merasa ingin mendengar berita saja hari ini.

dan dengan begitu, dia telah memindah saluran radio itu ke channel khusus berita.

saat dia sudah menentukan channel berita mana yang dia pilih, dia memperbesar volume radio mobil, membuat suaranya dapat terdengar hingga ke bagian belakang bus.

"-Dari beberapa hari lalu, telah seringkali terjadi getaran yang di duga sebagai gempa bumi ringan, atau bisa juga di sebut "gempa bumi dalam", yang terjadi secara acak di berbagai tempat. karena gempa bumi ini, beberapa bagian bangunan mengalami retak di beberapa bagian, di duga ini adalah gempa bumi tektonik yang masih belum bisa di indentifikasi lempengan mana yang saling bergesekan-"

suaran wanita pembawa acara terdengar dari radio, membawakan sebuah berita tentang bencana gempa bumi.

belakangan ini, memang seringkali terjadi gempa bumi di berbagai tempat di seluruh kota,tidak diketahui penyebab pastinya, bahkan jika para ahli menggolongkan ini sebagai gempa tektonik, masih tidak dapat di ketahui lempengan bumi mana yang saling bergesekan.

dan oleh sebab itu, masih di ragukan apakah ini adalah gempa bumi tektonik, atau gempa bumi buatan.

kedua orang yang berada di dekat radio itu, sang supir dan juga Colleen Eastern, merasa menggigil di tubuh mereka.

pasalnya, mereka juga telah mengalami gempa acak ini secara langsung.

memang sampai saat ini gempa bumi yang terjadi masih dalam skala kecil yang tidak terlalu berbahaya bagi permukiman.

tapi itu tidak menolak kemungkinan bahwa bisa saja gempa bumi yang lebih besar dapat terjadi setiap waktu.

"Semoga saja gempa bumi berkelanjutan ini dapat segera berakhir"

"Yah, saya juga"

keduanya berharap dalam hati mereka, agar bencana ini dapat segera berakhir, mereka berdoa dengan kesungguhan hati mereka agar perjalanan ini dapat berlangsung dengan aman.

tapi...

"-Para ahli menduga, ini bukanlah gempa tektonik biasa, di katakan bahwa gempa ini di sebabkan oleh aktifitas misterius yang terjadi di dalam perut bumi, tapi masih tidak di ketahui apa sebenarnya-"

berita radio masih belum selesai, sang penyiar masih terus membacakan berita nya melalui radio.

kedua orang itu, sopir dan juga ibu colleen terus mendengarkanya dengan serius, tetapi para murid selain Eden dan Gerry sama sekali tidak mendengar.

mereka hanya terus bermain dan bertingkah seenaknya seperti biasa.

.

.

.

.

bus terus melaju melewati jalan aspal hitam menuju lokasi kunjungan wisata, sejauh ini tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan, bisa di bilang ini adalah perjalanan yang aman. tapi...lebih baik tidak untuk menyimpulkan secepat itu.

bus telah sampai di sebuah jalan bertebing yang curam, di samping nya adalah jurang dalam yang hanya di batasi oleh pagar pembatas jalan yang keliatan sudah tua.

jalanya pun bisa di bilang cukup sempit, tapi tidak pada tahap tidak bisa di lalui oleh kendaraan, jadi masih bisa di lewati oleh bus kunjungan wisata ini.

tapi tiba tiba-, saat bus berada tepat di tengah jalan bertebing, sebuah batu besar menggelinding dari atas tebing di samping mereka.

batu besar itu menggelinding dan membuat suara keras *Thug* *Thug* saat dia terus memantul ke arah jalan.

batu besar itu tepat mengarah pada bus yang akan melaju kedepan. tapi...

"AWAS!!!"

Suara keras wanita di sebelahnya telah membuat sang sopir sadar, dan dia dapat melihat batu besar itu mengarah ke arah bus yang di kendalikan nya.

dengan tanggap, dia menginjak rem dan membanting stir nya agar dapat menghindar dari batu besar yang menggelinding.

guncangan dari arah mobil yang di ubah secara tiba-tiba membuat semua anak tersentak dan berubah menjadi diam.

ada beberapa anak yang tidak duduk di bangkunya dan tidak memakai sabuk pengaman terpental ke samping dan hampir keluar ke jendela.

tapi untungnya mereka hanya menabrak dinding mobil dan mengalami cedera ringan.

Eden dan Gerry sudah duduk dengan tenang di kursi mereka sambil memakai sabuk pengaman, jadi mereka baik-baik saja untuk saat ini.

tapi untungnya, walaupun beberapa anak mengalami cedera, bus itu berhasil menghindari batu besar yang menggelinding kearah mereka.

dapat di dengar suara memantul dari batu besar itu ke dasar jurang, berkat pantulan dan berat dari batu besar itu, telah membuat jalan yang awalnya mulus saat ini menjadi hancur dan berlubang, dan pagar pembatas jalan yang terbuat dari besi telah di rusak dengan mudah oleh batu itu.

baru saja mereka telah menghindari maut berkat kelihaian sang sopir bus.

"Apa kalian baik-baik saja anak-anak?!"

ibu colleen segera melepas sabuk pengaman dan berdiri dari kursinya, dia segera memeriksa satu-persatu para muridnya, dan mengobati yang terluka, setelahnya dia berusaha menenangkan para anak yang panik karena kejadian tiba-tiba yang hampir merenggut nyawa mereka.

"Baiklah! Baiklah!, kalian tenanglah, sekarang kita sudah aman, batu itu sudah berhasil kita hindari, jadi ibu mohon untuk kalian berhenti untuk panik!"

Colleen dengan sekuat tenaganya berusaha menenangkan para murid yang histeris, beberapa anak perempuan masih gemetaran, tapi untuk anak laki-laki sudah dapat menenangkan dirinya dengan cepat.

"Ibu colleen, apa yang sebenarnya terjadi tadi?!"

seorang anak berdiri dan mengajukan pertanyaan padanya. dia menoleh pada anak itu dan mengangguk padanya.

"Baru saja ada sebuah batu besar yang lewat di depan kita, hampir saja batu itu menabrak kita, tapi berkat pak sopir kita bisa selamat"

Colleen dengan jelas mengatakan apa yang terjadi, saat kejadian sebenarnya di jelaskan, beberapa anak ada yang membelalakkan mata mereka karena terkejut.

hal itu bisa di maklumi, mengingat bahwa jika saja batu itu mengenai mereka, bisa di pastikan riwayat mereka akan tamat.

"Kenapa bisa ada batu besar yang menggelinding di sini?!"

kali ini anak berbeda mengajukan pertanyaan yang berbeda, Colleen mengalihkan pandangannya pada anak itu.

tapi saat dia akan menjawab pertanyaan anak itu, kelanjutan dari petaka terjadi.

getaran dari dasar tanah terasa di kaki mereka, sejenak suasana menjadi sangat hening, 'apa itu tadi' pikir mereka, lalu getaran itu kembali lagi dengan kekuatan yang lebih kuat. beberapa anak langsung berteriak dan naik keatas kursi mereka.

beberapa anak juga ada yang berusaha berpengangan pada sesuatu yang ada di dekat mereka.

getarannya semakin kuat, membuat seluruh badan mobil terguncang dengan hebat, bahkan hampir terasa seakan mobil yang berhenti itu bisa terbalik kapan saja.

semua anak semakin histeris, ada yang mulai menangis dan berdoa sekuat tenaga. Colleen di bantu dengan sang sopir berusaha menenangkan anak-anak sambil terus meminta mereka untuk keluar dari mobil.

tapi saat mereka akan keluar..

*Krak*

sebuah suara retak yang keras dapat terdengar dari dalam mobil, itu adalah suara retak jalan aspal.

retakan itu terus menyebar sampai ke aspal bawah bagian mobil bus, retakan yang sudah menyebar langsung melebar dengan cepat.

lalu, karena getaran gempa yang semakin kuat, sebagian jalan aspal di mana tempat bus berhenti runtuh ke arah jurang.

sebagian tubuh mobil bagian depan mengambang di atas jurang, seakan siap kapan saja untuk jatuh ke dasar jurang.

teriakan dan tangisan para siswa semakin kencang, bahkan ada beberapa yang sampai pingsan.

dan parahnya lagi, Colleen yang tidak berpegangan pada apapun telah jatuh dan menghantamkan kepalanya pada dinding mobil dengan cukup keras membuat dirinya langsung pingsan di tempat.

getaran itu masih berlanjut, para siswa segera melepas sabuk pengaman mereka dan bergegas bergerak ke bagian bus yang aman, begitu juga dengan Eden dan Gerry.

mereka saling berdesak desakan untuk mencari tempat paling aman di mana mereka tidak akan jatuh.

getaran kedua datang, kali ini beberapa kali lipat lebih kuat dari sebelumnya.

beberapa anak mulai berteriak, ini sudah lagi bukan kunjungan wisata, ini adalah malapetaka yang menimpa mereka.

beberapa batu besar menggelinding dari atas tebing, tepat menuju mobil bus itu, dan saat menggelinding, batu besar itu memantul dan menerjang bagian depan dari bus itu.

*braakkk*

suara batu besar yang menghantam bagian depan mobil terdengar keras, bagian depan mobil telah hancur, telah menyisakan sebuah lubang besar dan menunjukan pemandangan jurang yang dalam di depan mereka.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa"

"Kyaaaaaaaaaaaaa"

semua anak berteriak, mereka gemetar, tidak bisa bergerak, dan saling berdesakan satu sama lain.

Kematian berada tepat di depan mereka, dan mereka tidak dapat melakukan apapun.

"Siapapun tolong aku!"

"Aku tidak ingin mati!"

"Ibu tolong aku!"

berbagai teriakan bergema dari dalam bus itu, tidak terkecuali untuk semua anak.

"Anak-anak mohon tenang, jika kalian banyak bergerak kita akan dalam bahaya, bapak akan menghubungi pihak penyelamatan, jadi mohon semuanya harap tenang"

suara penenang itu telah membuat teriakan beberapa anak mengecil, walaupun masih ada beberapa yang menangis.

segera setelahnya sang sopir bus merogoh kantung bajunya dan mengambil handphone miliknya.

dia segera mencari kontak kenalanya dari tim polisi, maupun tim pemadam kebakaran dan kontak pihak berwajib lainya.

sebagai supir bus, wajar baginya untuk memiliki banyak kontak atau kenalan dari berbagai orang, dikarenakan pekerjaannya yang bisa saja terjadi hal yang tidak terduga seperti saat ini, dia telah menyiapkan diri dengan baik.

tapi sayangnya...

"Sial! tidak ada sinyal!"

Teriaknya dengan keras sambil menggerakkan telepon genggam nya ke arah samping.

ini adalah lokasi yang cukup terpencil, sinyal telepon belum bisa sampai ke daerah sini, seharusnya sopir ini sudah tau hal itu, tapi dia terlalu panik dalam keadaan seperti ini dan melupakan fakta itu.

"Tenang anak-anak, seharusnya getara sebesar tadi akan terasa sampai ke kota atau desa di dekat sini.."

dia sedikit memberi jeda, berharap untuk agar anak-anak yang masih histeris mengalihkan perhatiannya padanya.

"...dan jika begitu, kita hanya perlu menunggu hingga tim penyelamat datang, seharusnya mereka akan segera memeriksa daerah sini yang merupakan pusat gempa"

begitu katanya, berusaha meyakinkan para siswa yang masih ketakutan. tapi...walau dia sendiri yang mengatakanya, dia sendiri tidak yakin.

memang kemungkinan seperti itu ada, tapi melihat kondisi geografis daerah ini, daerah di sini hanya ada hutan dan pegunungan tinggi,

pastinya akan sulit untuk mengirim tim penyelamat.

tidak bisa di pastikan berapa lama tim penyelamat akan datang ke sini.

"kalau begitu, apa yang akan kita lakukan sekarang?!"

Seorang anak laki-laki berdiri dan bertanya, dia adalah atlan.

sopir menoleh padanya dan menjawab.

"Untuk sekarang kita akan keluar dari mobil ini, kumpulkan makanan dan bawa yang terluka, kita harus bekerja sama untuk selamat disini"

kata-katanya bergema di antara semua anak, semua siswa itu tampak mengerti, walaupun mereka adalah anak berandalan, tapi mereka masih dapat berpikir di situasi begini.

dengan cepat beberapa anak bangun dan mengambil tas tas yang berisi makanan.

sopir telah menggendong ibu colleen di punggung nya dan bergerak ke arah jendela di dekatnya.

*Tcarrrrr* suara kaca pecah terdengar.

"Anak-anak! kita akan keluar dari sini!"

dia dengan cepat melompat keluar melalui jendela mobil yang dia pecahkan setelah mengatakan itu, dan setelahnya semua anak-anak mengikutinya.

***