webnovel

Tuan CEO, Jangan Cintai Aku!

Sejak kematian Melysa, kakaknya yang meninggalkan bayi mungil bernama Liesel, Genevieve yang baru berusia 17 tahun, harus mengambil alih peran sebagai ibu dari bayi tersebut. Liesel terlahir dari hubungan semalam ketika Melysa dijebak rekan kerjanya yang iri kepadanya dengan seorang laki-laki yang tidak dikenal. Akibat peristiwa itu, Melysa terpuruk dalam depresi dan akhirnya meninggal. Genevieve harus berhenti sekolah, mencari kerja, dan membesarkan Liesel sendirian. Hidupnya sangat berat dan penuh penderitaan, hingga pada suatu ketika, ia bertemu CEO tampan dari grup Wirtz tempat ia bekerja dan mereka saling jatuh cinta. Namun ketika cinta mulai bersemi, rahasia kelam di masa lalu membuat hati Genevieve terluka dan memutuskan untuk pergi. *** Adler Wirtz tidak pernah jatuh cinta kepada wanita manapun sebelum ia bertemu Genevieve. Pengalaman buruk 4 tahun lalu ketika ia dijebak mantan kekasih untuk tidur dengan seorang wanita tidak bersalah membuatnya trauma. Selama bertahun-tahun ia menyimpan rahasia kelam itu, sambil berusaha mencari wanita yang tidur dengannya empat tahun lalu itu, setidaknya untuk menunjukkan tanggung jawab. Namun sayang, ketika Adler mulai membuka hati kepada Genevieve, rahasia masa lalunya terkuak ke permukaan bersama dengan munculnya anak perempuan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Hidup Adler serentak berubah dan hubungannya dengan Genevieve pun hancur. Apakah Genevieve akan dapat memaafkan Adler dan melupakan dendam masa lalu? Ataukah ia akan meninggalkan Adler selamanya?

Missrealitybites · Urban
Not enough ratings
296 Chs

Liesel Menghubungi Adler

Ketika sedang asyik makan, ponsel Emre berdering. Ia melirik layar ponselnya dan melihat bahwa itu adalah panggilan dari Adrianne.

"Ya, Sayang," jawab Emre. "Ada apa?"

"Kau di mana?"

"Sedang makan burger. Sebentar, ganti ke panggilan video saja."

Sekejap kemudian, wajah Adrianne sudah memenuhi layar ponsel. "Hai, Liesel. Wah, kau makan burger keju lagi?"

"Ya, Nenek. Tapi setelah ini, Kakek melarangnya." Liesel menyampaikan pesan Emre.

"Benar. Tidak boleh terlalu sering menyantap makanan cepat saji seperti itu."

"Iya. Apa Nenek ingin dibelikan sesuatu?"

"Tidak, Nak. Makanlah. Beri teleponnya kepada Kakek, ya."

Emre mengambil alih ponsel itu. "Kenapa? Rindu?"

Adrianne tergelak. "Hush, kita ini sudah tua. Jangan genit!"

"Aku hanya rindu mendengar tawa riangmu. Di mana Aubrie?"

"Sedang di depan bersama Bee. Hari ini pengunjung ramai sekali. Semua kue hampir habis." Adrianne tampak bangga mengatakannya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com