webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#DEVIL
#IMMORTAL
#CINTA
#FANTASI
#ROMANTIS
#HOROR

Extra Part-11

11. Pertemuan Pertama

"Apa yang terjadi? Kenapa aku diperintahkan untuk mengirim pasukan ke sana dan menggeledah apartemenku sendiri, hah?!" suara Ferry menggema di telepon.

Candy membelalakkan matanya dan langsung berbalik menatap Lucian yang masih duduk santai di kursinya. Dia buru-buru keluar ruangan, berbelok ke kanan sampai di bawah tangga. Lukisan Laura itu dijadikannya titik fokus, "Ceritanya panjang. Singkatnya, ada seorang pria yang datang dan ingin menggeledah gedung ini. Kupikir dia sedang membual dan hanya menggertak saat menelepon seseorang yang dipanggil Jenderal."

"Bajingan!" Ferry keceplosan, kemudian menurunkan volume suaranya, "Siapa dia?"

"Lucian Anderson? Alderson? Kau mengenalnya?"

"Tidak."

"Ferry, aku pikir dia hanya membual."

"Yah, nyatanya tidak. Aku ingin bicara dengannya."

Mendengar itu, Candy kembali masuk ruang tamu dan menyerahkan handphone-nya pada Lucian, "Bosku ingin bicara denganmu."