a chicklit by aprilwriters "Bapak tahu bagaimana liarnya ilalang, kan?" Calista mencoba menerka apa yang tersimpan di sudut mata Dylan. "Saya tahu, yang liar, tak dipedulikan, tapi banyak yang suka karena terlalu memikat. Sama seperti kamu, Lista. Sekarang katakan sama saya gimana caranya lupa, gimana saya yang nggak bisa peduli sama kamu dan Ardio." Calista mengepalkan tangan. "Harusnya Pak Dylan paham satu hal, saya sudah pernah gagal sebelumnya, dan saya belum memiliki niat untuk berkomitmen lagi. Saya masih ingin full bersama Dio, anak saya." Calista melenggang keluar ruangan atasannya itu, ia tak bisa membendung air mata yang meluncur dari sudut matanya, Calista lelah bernegosiasi dengan hatinya. Jujur, ia butuh Dylan, hanya saja Calista takut melukai sang putra yang sibuk mencari di mana ayahnya berada. Sedangkan manusia yang disebut 'ayah' memang tak pernah ada, dia telah dimiliki wanita lain. Setelah gagal membina rumah tangga bersama Ardan, Calista tak berniat membuka perasaannya lagi, tapi sosok bernama Dylan Azel yang menjelma sebagai atasannya di kantor muncul dan membawa segenggam harapan. Terlalu banyak perbedaan antara mereka, ini tentang sebuah keyakinan, bagaimana semuanya bisa tetap berlanjut?