webnovel

True Love : Senior! I Love U

Matanya dan mata hangat itu beradu sama-sama terkejut menyadari keberadaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri pernikahan sahabatnya sekaligus pernikahan laki-laki yang sangat dia cintai. Arsen. Dia bisa merasakan ada kabut yang menggelayut di matanya, ada gumpalan air yang memaksa keluar dari sana dan dia butuh menghindar dari tempat itu untuk menumpahkannya. Namun, entah kenapa kakinya tiba-tiba sulit untuk di gerakkan, kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Menyaksikan pemandangan yang sangat menyiksa hatinya, berdiri menyaksikan kenyataan yang tidak pernah di pikirkan sebelumnya. Dia harus mendengarkan janji-janji suci pernikahan yang di ucapkan dia harus melihat laki-laki itu menyematkan cincin pernikahan di jari manis sahabatnya. Dan dia harus melihat laki-laki itu memberikan ciuman pertamanya pada sahabatnya. Dia tidak tahan dengan semua itu. Tidak tahan dengan semua rasa sakit yang mulai menyerang hatinya, tidak tahan untuk segera menumpahkan air matanya. Namun itu pun tidak bisa di lakukannya, air matanya tidak bisa menetes seolah membeku seperti kebekuan hatinya yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa.

Ahra_August · Urban
Not enough ratings
406 Chs

TIGA RATUS SEMBILAN PULUH DUA

Setelah melepas rindu dengan mengobrol, bercanda, bahkan sesekali menyelipkan pembicaraan serius. Elise mulai mengantuk tapi pegangan tangan mereka tidak merenggang sedikit pun, Elise terlihat sangat enggan melepas Wahyu hingga ia berkata sedikit mengantuk "Jangan pergi.. tetap di sini bersama ku." Bisiknya.

Wahyu mengangguk "Tidak! Aku tidak akan pergi! Saat kau bangun aku akan ada di sini.." Wahyu juga membujuk "Sekarang tidur lah.."

Elise sepertinya benar-benar mengantuk tanpa butuh waktu lama ia benar-benar tertidur dengan napas teratur. Wahyu menunggu sejenak sampai Elise benar-benar terlelap barulah ia melepaskan genggaman tangannya, ia berjalan sedikit menjauh dari tempat tidur Elise takut membangunkan gadis itu lagi.

Ia berdiri dekat jendela yang sedikit terbuka hingga angin senja mulai berhembus menerpa wajahnya yang terlihat semakin matang. Wahyu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi kakeknya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com