4 4

Entah setan mana yang tidak ingin aku berangkat sekolah dengan damai dan sentosa, jadi gini skenarionya

[flashback]

Sehabis kami berdua, ya aku dan mama berbicara 6 mata, aku dengan sedikit mellow meminum air putih yang disediakan dimeja, meneguknya dengan gairah mendalam. Lalu aku so pasti jadi beser dan ingin ke wc.

Entah d@jjal mana yang di kontrak untuk membuatku cidera, jadi saat aku mau memasuki toilet dengan indah dan menawannya lantai pembatas antara toilet dan lantai depannya ternyata ada air dan aku langsung *JEBRET* oh....

Bokongku langsung mencium lantai aku sangat bersyukur ya aku tidak terjatuh dengan keadaan S P L I T, bisa robeklah kakiku :'(

Jadi aku terjatuh dan menggelincir pergelangan tangan dan kaki sungguh komplit sekali sakitnya. Jangan tanya rasanya, oh indah banget. Dibayangkan dulu aja ya, pergelangan tangan kalian kegeser 180° dari posisi normal, ya muterlah tu tulang 1/2 arah ibaratnya kan gitu.

Saat aku terpeleset mamaku lebih shock lagi ternyata dia teriak kencang membangunkan seantero rumah, bahkan adikku yang terkenal dengan ke-kebo-an nya itu auto melek dan lari keluar ngecek mama.

sudah tau lah kelanjutannya apa, ya jelas sekali aku dimaki maki dan dimarahi oleh mama 100%. Mau nangis pun tak bisalah aku ini sakit kali bukan main. Benar benar sakit ini melebihi sakit saat patah hati, ups bukan patah hati tapi kabur dari realita.

Mama yang super tanggap itu auto matikan kompor dan langsung menyuruh adikku untuk mengambilkan telponnya dan auto ditelponlah shinshe langganan dari kecil, untuk izin tidak sekolah gimana? ah sudah diurus.

sungguh Aku mencintai IBUKU!

dan setelah telponnya selesai dengan wajah yang super buruk itu ia berkata "rasain, ga hati hati sih, yaudah kamu tunggu sampai jam 8 ya baru jalan nanti kesana. Kamu rasakan dan resapi dulu saja rasanya udah duduk sana disofa anteng anteng aja disana"

Aku menatap wajah ibuku dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan "ma ini aku paket komplit ga bisa bangun." dengan wajah yang memelas dan perlu banget dikasihanin adikku langsung menarikku untuk terbangun dan membantuku untuk duduk diam

sentosa menikmati rasa sakit ini di sofa ruang tamu.

Jam begitu lama rasanya, padahal hanya tinggal 1 jam lagi jam 8 namun semuanya serasa seperti sudah 10 abad berlalu, bersa jenggotan dan lumutan. Aku menatap langit langit rumah dan berfikir keras dikepalaku "la ijinnya cuma buat hari ini besok gimana?"

Btw omong omong shinshe, itu ibarat dokter ajaib, dokter yang mengurus tulang tulangan ngak tau juga sebutnya gimana tapi ya gitu deh, biayanya? Ga nentu, kalo shinshe langganan sih uangnya bebas kasih berapa dalam amplop/ampao.

OH GOD, aku ingin membenturkan kepala ku dan pingsan seketika sakit sekali ini goyang dikit aja auto ngilu pengin ngefly, marijuana kalah ini, ganja? AUTO LOSS. Mau ngefly tanpa meninggoy/efek samping yang lama, ya KESELEO merupakan ide yang sangat impresive dan sangat ambisius sekali.

"HAH..." aku menghela nafas berat dan menatap tangan serta kakiku yang sudah berubah jadi bengkak. Oh sentuh sikit nyawa ngefly traveling sampai ke zimbwabwe.

"dah ayok" suara mama mengingatkan ku akhirnya siksa d@jjal ini kelar juga akhirnya oh akhirnya, dengan senyum merekah diwajah namun tidak terlihat, aku dengan banggana dibantu oleh adikku untuk masuk kedalam mobil dan cusss berangkat lah kami.

-------

Ga sampai 2 jam… kakiku sudah kembali normal. maksudnya.. kembali ketempat dimana sebelum keseleo.

dan ya kalian pasti pernah merasakan rasanya keseleo trus di bawa ke tukang pijet ajaib, trus pas sembuh langsung jadi atlet pocing, dengan kaki yang bengkak.

bagaimana rasanya berjalan kudu napak tapi ga bisa? ga usah tanya. jawabnya ya sangat impresif pengin menginggoy, tapi kayaknya si minggu depan udah sembuh total

[Flashback end]

Akane menghubungiku menanyai kabar ku bagaimana, dengan berat hati ku bilang aku bolos 3 hari. Masuk pas sudah benar benar sembuh saja biar ga disenggol auto ngefly.

Akane ada niatan untuk ke rumahku berkunjung sekalian pasti ngegosip sih. Dia gosip aku nyalin tugas.

.

.

avataravatar
Next chapter