49 43 (end)

Aku memperhatikan kalung itu dalam dalam. Berusaha menggali ingatanku yang sudah kabur untuk mengingat dimana aku pernah melihat kalung ini sebelumnya. Rasanya aku pernah melihat kalung ini. Dulu... duluuu sekali.. entah kenapa setiap aku mencoba untuk mengingat ini semakin kesal bawaannya. ada apa ya?.

hm..... hm.... hm... aku memutar mutarkan kalung itu...

oh! iya

Kalung ini adalah milikku! Kalung pemberian kakek yang kuhilangkan bebarapa tahun lalu! bagaimana ya aku bisa ngilangin barang beginian? aku mengingat aku memukuli bantal dan memaki maki dinding setiap kali aku mengingat kalung itu dulu. tapi... bagaimana bisa kalung ini sama shion? Dan lagi, dia bilang ini adalah benda kenangannya bersama Hyori. Tapi aku yakin sekali ini adalah milikku!

"ini punyaku!!" ucapku santai

"a- apa katamu?! Tidak mungkin ini milikmu!" bantah shion sambil menarik kalungnya dari tanganku.

"terserah kau saja!!" ucapku lagi sambil merebut kalungnya dari tangan shion.

"lihat ini baik baik!!" kataku sambil menunjukkan bandul dadu itu di depan mata shion.

"sisi dadu bermata 6 ini, berlian imitasi di bagian kiri paling atas tidak ada bukan?? Berlian itu copot itu aku korek korekin karena kuku ku gatel" jelasku.

"dan ini, lihat ini!"kataku sambil memutar sisi dadu di paling atas.

"kalo atasnya di puter bakal kebuka" jelasku lagi sambil memutar kait penyambung antara dadu dan rantai kalung. Dan sesegera itu, bandul dadu itu terbuka sesuai dengan ucapanku.

"baca tuh "kataku menunjukkan huruf yang kumaksud di depan mata shion.

"Hi..Na...Ta.." baca shion dengan suara kecil tapi aku bisa dengar.

"puas?" tanya ku lagi

"tapi... itu tidak mungkin...." Gumam shion sambil menatapku tidak percaya.

"apa yang tidak mungkin....?" balasku dengan menaikkan sebelah alisku.. yang ga usah di tanya malah naik 2-2 nya

Tiba tiba shion memutarku lalu memelukku dengan erat sekali mengunci pergerakan ku. Aku tersentak kaget.

"ka- kamu ngapain sih?!" tanyaku bingung.

Kini shion memandang wajahku lekat lekat dengan tatapan tidak percaya..

pengin nampol... tapi kasihan.. pengin marah... tapi males

ngapain sih dia peluk peluk gini, dasar sinting.. Dan apa apaan dia itu?! Melihatku sudah seperti melihat dedemit saja, apaan sih??? bikin kesel aja

"bagaimana bisa kalung itu milikmu?" Tanya shion tidak percaya.

"trus mau mu gimana?! yaudah itu punya hyori. selesai" balasku kesal

"bu- bukan itu maksudku. Bagaimana kau bisa mendapatkannya??"

"eh, uhm... aku dapat dari kakeku?"

"lalu, bagaimana kau menghilangkannya?!" Tanya shion lagi. kali ini dia meremas bahuku dengan kuat sekali.

aku menghirup udara dari gigiku. ngilu banget di remes gitu bahunya kenceng lagi

"sakit kampang!!!" teriakku sambil menampik tangan shion. aku mau ngambek aja

"coba diingat, bagaimana kau menghilangkannya???" kali ini shion mengambil tanganku dan menggenggamnya dengan erat. Matanya bergetar mencoba mencari cari jawaban dariku... ga sekalian muter muter aja tuh mata? biar kayak penari Bali

"apaan sih? aku ga inget sedetail itu!" jawabku jujur.

Memangnya shion mengharapkan jawaban apa sih dariku? Dia aneh sekali sekarang. Sudah seperti orang sinting saja, memandangku sampai keringatan begitu... aku jadi merasa gimana gitu..

shion memegang wajahku dan mendekatkan wajahnya padaku. Dia memandangku lekat lekat dengan tatapan memelas lalu berkata,"tolong diingat.... Kumohon?"

+deg!+

rasanya jantungku berhenti berdetak melihat apa yang dilakukan shion barusan.

Cih, sial... aku kira bakal di cium, padahal batin udah siap! trus bagaimana si tengil itu melakukan itu sih?

pandangan mata yang memelas seperti anak anjing itu, bagaimana caranya melakukannya? Siapa yang tega untuk menepoknya kalo dia kayak gitu?

"jangan terlalu berharap" kataku sambil membuang pandang. duh aku ga bisa liat mukanya. bawaannya malah aku pengin cium dia kan -_- mesum mesum...

Aku berusaha lagi untuk menggali ingatanku akan kalung itu.

Uuughh, aku sih ga inget kapan kakekku kasih tapi dari kecil aku selalu memakainya. Kalung itu juga tak pernah kulepas walaupun aku sedang tidur ataupun mandi. entah aku pulang dari mana pas ku sentuh hilang.. Padahal waktu itu sedang turun hujan salju....

apaan sih? udah ah cape. udah lama banget juga kejadiannha

aku melihat wajah shion lebih tepat aku menatapnya. Tiba tiba wajah shion menjadi cerah dan dia bertanya,"bagaimana? Kau ingat sesuatu?? Dimana kau menghilangkannya??!"

"ga tau" jawabku. malas sekali aku berfikir.

"tolonglah Hinata.... Tolong diingat...." Paksa shion dengan wajah memelasnya lagi.

aku yang malas menggunakan otak untuk hal seperti ini jadi kesal kan "ga mau, napa sih napsu banget"

aku sedang memikirkan sesuatu yang membuatku akan untung

"sungguh sama sekali tidak ada yang kau ingat?" tanyanya

"tidak" balasku singkat lalu tersenyum agak gimana gitu "berikan aku klue nya"

shion seperti tersamber setan saja dia langsung senyum secerah mentari pagi.

"ehm..Bagaimana dengan cuaca saat itu? Saat kau menghilangkannya?"

"hmm... hujan salju?" jawabku tapi lebih seperti bertanya lagi.

"ah! Iya! Hujan salju! Lalu, apakah ada kejadian menarik sebelum kau menghilangkannya?!!" Tanya shion gembira.

Aku tak mengerti kenapa dia bisa se-senang itu. Tapi ya sudahlah....

"kejadian menarik ya.....? hmmm...."

"iya! Iya! Kejadian menarik!"

"sepertinya tidak ada deh. Samar samar yang kuingat saat itu hujan salju amat besar dan... saat itu... aku pulang dari sekolah hujan hujanan kayak orang oon lalu..... ohh! aaahh!! Aku ingat!!!"

"apa?! Apa?!"Tanya shion penasaran.

"saat itu aku berkelahi!! Ya! Aku berkelahi!!"

"berkelahi.....?" Tanya shion bingung sambil menaikkan sebelah alisnya.

"iya! aku dulu itu kan sering latihan muai thai tapi udah ga pernah setelah beberapa tahun gitu kan, entah kenapa ada hasrat ingin berkelahi jadi Aku berkelahi dengan sekelompok anak SMA! alasannya sih simpel saja karena aku malas dengan melihat anak SMA itu dan ada anak SMP yang akan jadi calon mayat"

"ya! Lalu, apa yang terjadi pada anak itu?!" kata shion semakin gembira.

"anak itu ya? dia jadi calon mayat. karena dia tidak sadarkan diri aku menaplok pipinya berkali kali, tapi sepertinya nihil." ucapku

"trus trus apa yang kau lakukan padanya?" tanya shion berbinar

"ehm.. aku menggendongnya ke taman di dekat rumahku" Jawabku.

"apakah kau berkata sesuatu pada anak itu?" Tanya shion lagi.

"ga tau aku ngak inget." Jawabku

"tidak?! Kau tidak bilang apa apa pada anak itu?!"

"iya.... Ah! Tapi anak itu mengatakan sesuatu padaku!"

"iya! Apa itu?!"

"bunuh aku."

"hah?" shion heran sambil mengangkat sebelah alisnya.

"iya! Dia berkata begitu! Ehm... sebentar, ah aku ingat tapi aku tidak ingat paati apa kalimatnya!! tapi intinya Aku berkata,' kau tidak sendirian tuh" kataku

hm??? hah?

Tiba tiba shion memelukku, Memelukku super erat sekali. hingga aku sesak nafas.

" Kamu kenapa....?" Tanyaku gugup.

"itu kamu... itu kamu... itu memang kamu....." kata shion.

'apaan sih?'

bisa kudengar kerinduan yang begitu dalam dari suara shion. Tapi aku masih tidak mengerti apa yang terjadi.

"ternyata... sejak dulu aku tak pernah mencintai perempuan lain selain kamu.... Itu kamu...." Katanya lagi.

hm? apaan sih?

shion melepaskan pelukkannya dan bertanya," lalu, apa yang kau lakukan pada cowok itu?"

"yang kulakukan...? Hmm... aku lecehkan dia" ucapku main main

"serius hinata!" balas shion

"hehe... aku membawanya ke taman, mengambil Hp-nya dan menelpon temannya. lalu basa basi dengan manusia yang tidak sadarkan diri itu, Tak lama setelah itu, ada seorang gadis yang mengenal cowok itu, jadi aku meninggalkan cowok itu padanya." Jawabku.

shion memelukku lagi, sama eratnya dengan pelukkan yang sebelumnya.

"kenapa kau berikan cowok itu padanya? Harusnya kau terus bersamanya sampai dia bangun! Dasar bodoh!

aku melepaskan diriku dari pelukkan shion dan ku cubit pipinya dengan kencang," apa katamu? bodoh? tuh cewek kan pacar tuh cowok. walau aku agak curiga sih dengan cewek itu!"

"pacar.....? cih, dasar cewek tengik!. Dia merusak segalanya." Gumam shion.

hah? aku yang males mikir akhirnya ga mau mikirin hal seperti itu biarkan lah ya. konklusi yang ku ambil setelah percakapan ku dan shion

"jadi manusia calon mayat itu kau?" tanyaku kepada shion.

"iya.... Dan ternyata, orang yang memebaskanku dari neraka kesendirianku adalah kamu. Ternyata aku sudah mencintaimu semenjak dulu... hinata...." Kata shion dengan senyum termanisnya.

shion memelukku lagi. ternyata manusia yang ku tolong dulu itu dia. manusia yang ingin ku tendang jauh jauh itu dia. pftt... dunia ini sempit tapi dari dulu aku tidak pernah menyesal telah membantu mu

shion melepaskan pelukannya, dan memandangku lekat. Dia berbisik,"terimakasih atas selama ini..."

"sama sama" ucapku lalu merogoh kantung tasku lalu mengeluarkan kotak yang berisikan cincin "yaudah kita nikah yuk" ucapku dengan santai kayak di pantai. emang lagi di pantai. pas banget ada sunset

entah bagaimana tatapan di matanya berubah menjadi tatapan sedang kesal, dia memegang wajahku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.

aku langsung memejamkan mataku, bibirnya sudah menempel dengan bibirku. Bibir shion terasa begitu hangat.

Bisa kurasakan jantungku berdetak tidak karuan bereaksi dengan sentuhan shion. shion memelukku lebih erat lagi, tangan kanannya menekan tengkukku agar lebih dekat kepadanya.

Sesaat aku tersentak dan membuka mata. Aku terkejut melihat Wajah shion begitu dekat dengan wajahku. Matanya terpejam, bahkan aku bisa melihat betapa lembut kulitnya.

dan entah kenapa disaat adegan romantis seperti ini.. aku ingin memukulnya.. AKU INGIN MEMUKULNYA. kesal

Aku memejamkan mataku lagi, memeluk shion melanjutkan aksi kami..

setelah hampir mati karena ciuman Aku mendorong shion dan memecahkan ciuman kami untuk mengambil nafas.

shion memandangku dalam dalam sambil berusaha mengatur nafasnya kembali. Jadi kurasa, memecahkan ciuman kami untuk mengambil nafas bukanlah tindakkan yang salah.

"apa jawabanmu?" tanyaku yang masih setengah sadar

shion menunduk sedikit dan berbisik dengan suara yang husky di telingaku, membuat aku bergidik

"apa perlu aku cium kau lagi agar kau mengerti?"

wajahku memerah aku memendamkan wajahku di dadanya..

dia terkekeh ringan lalu mengelus rambutku

"aku ingin melamarmu, tapi kenapa kau duluan? saat kita pacaran, kamu yang nembak.. sekarang saat mau nikah kau yang lamar!! kau bener bener membuat ku kesal! aku ini juga ingin melamarmu tau"

shion mengangkat wajahku lagi dan menciumku. dan tetap saja aku tidak ingin mati karena ciuman ini... Aku mendorongnya lagi.

dia berbisik di kupingku "nanti kita latihan lagi ya yang benar, agar kau bisa bernafas saat ciuman"

aku yang kesal mengigit bahunya dan segera berdiri meninggalkannya sambil mengacungkan jari tengah.

"jangan seperti itu sayang.. kau menyakiti hati suamimu ini?" goda shion.

aku menoleh ke arah shion dan menambah kan tangan satu lagi, jadi mengacungkan 2 jari tengah padanya

lalu lari... karena takut di kejar..

"hei! hinata! Tunggu aku!!!" teriak shion sambil mengejarku. aku tidak peduli.. aku malu sekali.. tapi hati ku terasa hangat yang ga bisa di ucapkan dengan kata kata

Mungkin setelah ini, kami masih akan bertengkar dan mendapatkan masalah-masalah lain yang tak pernah kami pikirkan sebelumnya.

tapi aku tidak peduli dengan itu.. kuakui, shion hadir kehidupanku ini sangat berpengaruh besar untukku. siapa yang sangka preman kroco yang hobinya aku remehkan jadi suami ku? merubah hidupku.

aku terhenti sebentar, shion langsung menangkap ku dari belakang

"aku tau... saat aku bicara sampah denganmu dulu kau mendengar kan ku walau kau tidak membuka matamu" ucapku "tapi ada hal yang ingin ku beritahu padamu"

shion menatapku terkejut

"dari dulu seperti nya aku sudah merasa terpikat olehmu.. tapi dulu aku itu orang yang sangat rasional jadi aku tidak begitu peduli"

shion tersenyum dengan manisnya kepadaku dan menggandeng tanganku menuntun kembali ke mobil

"aku sangat berterima kasih padamu, hinata. ini suatu kehormatan ku karena kau bisa menyukai ku. dan satu hal lagi sayang yang perlu kau tau... dari dulu sampai sekarang EQ mu tentang soal percintaan atau perasaan itu lebih rendah dariku" balasnya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku

".. kau tau.. walau aku saat itu tidak membuka mataku karena sangat lelah.. tapi aku mendengar suaramu seperti sedang berbicara dan nadanya penuh makian... aku yang saat itu sedang tak berdaya ingin sekali memukul mu..." ucap shion dengan santai

aku menendang bokongnya

"tapi... 1 hal yang pasti hinata.. aku dari dulu tidak pernah mencintai wanita lain selain dirimu.. aku selalu dan senantiasa mencintaimu istriku, Himekawa Hinata"

wajahku langsung padam tak bisa berkata kata.

aku menanti masa depan bersama mu shion. aku berikan hatiku dan perasaan ku untukmu, aku akan selalu bersamamu di berbagai kondisi apapun.

aku mencintaimu Kanzaki Shion

-the end-

tapi masih ada extra chapter loh jadi stay tunned sampai novel ini di mark completed baru selesai

avataravatar
Next chapter