webnovel

Trouble Is A Friend

Menjadi sebatang kara dan di asuh oleh Tante dan juga Om nya adalah sebuah masalah besar untuk hidupnya. Setelah hartanya habis oleh Tante juga Om nya dia dijadikan wanita malam yang pekerjaannya harus melayani setiap malam di Club. Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang ingin selalu berbalut kemewahan juga untuk memenuhi puteri semata wayangnya yang selalu ingin tampil mewah dihadapan teman-temannya. Malam itu bukan malam pertama kalinya dia menjadi wanita malam yang harus melayani seseorang. Setelah berhasil kabur seperti biasa dari laki-laki tua itu, ia malah terjerumus laki-laki lain, masih muda dan dia mengenalnya. Namun dia tidak bisa kabur seperti biasanya. Bagaimana hidup rumitnya berjalan? Sampai dia harus tinggal bersama laki-laki muda itu dan dia disebut ancaman juga sebuah keberuntungan karena adanya dia sudah seperti memiliki asisten pribadinya.

romamanurung · General
Not enough ratings
34 Chs

Kembali Lagi

Sore ini Arsen disibukkan dengan bermain basket, tentunya Aryo menemani tuannya itu. Arsen tak memiliki teman lain kecuali Bima itu. Dia tak terlalu bisa bergaul dengan yang, beberapa teman cukup menurutnya.

DUKKK...

Bola itu mengenai kepala Arsen, entahlah dia sepertinya tak fokus.

"Arsen..." panggil Aryo, jika hanya berdua seperti ini Aryo memanggilnya tanpa embel-embel tuan. Tapi sesekali juga dia memanggil dengan sebuatan tuan pada Arsen. Arsen meskipun angkuh begitu ia tak segan menjadikan saudara jika orang itu setia juga mengerti dirinya. Bagi Arsen Aryo ini bukan sekadar asistennya, ia juga bisa jadi sahabat dan kadang menjadi seorang kakak bagi Arsen.

Arsen memegangi kepalanya yang terkena bola basket itu.

"Maaf, gue gak sengaja," ucap Aryo kemudian, karena Arsen benar-benar tak menyahutnya ketinggal dipanggil tadi.

"Gak papa. Yo... gue tiba-tiba kepikiran Karina."

Aryo mengernyitkan dahinya, ia pikir Arsen sudah lupa, namun nyatanya menanyakan kembali wanita itu. Apa ada yang istimewa dengan wanita itu? Rasanya Arsen seperti menaruh hati pada wanita itu, yang padahal dia yakin Arsen belum bertatap muka dengan Karina.

"Lo tertarik dengan Karina apa Natasha?" tanya Aryo tiba-tiba, entahlah pertanyaan itu tiba-tiba muncul begitu saja dikepalanya.

Arsen memasang muka datar dengan tatapan tajam pada Aryo. Aryo tak menatap balik, dia memalingkan mukanya, ia tahu Tuannya itu pasti marah.

"Malam ini kita ke Club."

"Menyewanya?"

"No! Gue mau mempertimbangkan lagi jika malam ini gue ketemu dia."

Pikiran Arsen menerawang jauh. Dan ia tiba-tiba merindukan Natasha, entahlah wajah Natasha terbayang seketika, ia akan menghubungi Natasha untuk ke Apartemennya. Dan sekarang ia akan mencari alasan kenapa Natasha harus ke Apartemennya. Rindu itu tiba-tiba datang begitu saja, menyeruak kepermukaan ingin dikabulkan. Ia juga aneh dengan dirinya. Entahlah, dia hanya tidak ingin membohongi perasaannya, dia sekarang hanya ingin mengikuti sesuai apa kata hatinya.

***

Suara hingar bingar musik Dj begitu memekakan telinga. Arsen berjalan santai menuju laki-laki yang sedang bersama wanita. Pemandangan ini sudah tak aneh baginya, namun sangan memuakkan. Bima yang tahu gelagat Arsen tak menyukai kelakuannya, ia mengusir halus wanita itu.

"Peka juga Lo," ucap Arsen sambil menyunggingkan senyumnya.

"Ya...ya...ya," gue tahu kebencian Lo itu.

"Kata Aryo, Lo nyari Karina?"

Arsen sedikit terlonjak kaget, jadi Bima mengetahui hal ini.

"Dipaksa Tuan," ucap Aryo.

Arsen mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Sudahlah, lagi pula Bima sudah mengetahuinya mau gimana lagi?

"Bisa pas yah, dia hari ini baru kesini lagi," tiba-tiba Bima berucap seperti menerawang dan mengingat-ngingat. Arsen sama sekali tak berucap, ia ingin tahu dari Bima saja yang berucap tanpa ia tanya.

"Beberapa minggu dia enggak kesini. Tapi malam ini dia kesini, dan Lo juga nyari dia kan? Kok bisa pas gitu yah?" Bima berlaga heran.

Arsen kini sedang mencerna ucapan Bima barusan. Beberapa minggu tidak kesini? Apa dia ada masalah? Ah, Arsen tiba-tiba merasa peduli pada wanita itu.

"Yo... minggu depan rencana gue jalankan."

Aryo menghela napas berat, ia tahu Arsen tidak bisa dibantah. Tadi siang saja dia marah karena dibantah cewek yang dirinduinya, Natasha tak menuruti kemauannya untuk menjumpai dirinya di Apartemen. Cewek itu menolak mentah-mentah, Arsen maring-maring dan bersumpah akan membuat pelajaran kepada cewek itu disekolah, dan tadinya ia akan menyeret Natasha paksa namun ia tak yakin Natasha akan baik-baik saja bertemu dengannya.

***