webnovel

LOVE

3 tahun lalu ...

"Ada dua penembak jitu sedang mengarahkan senjatanya pada Aslan. Kamu tahu apa artinya, 'kan? Pria yang kamu cintai akan mati," ancam El Nine, bos mafia Italia pada Alexa yang kala itu sedang berlibur bersama Aslan di Paris.

Alexa menatap El Nine dengan pandangan memohon. Alexa memohon untuk hidup Aslan, kekasih yang akan menikahinya sebulan lagi.

"Aku akan membebaskan singa ini asal kamu mau menikah denganku, Alexa," kata El Nine mengajukan persyaratan.

"Itu tidak mungkin, El. Aku akan menikah dengannya sebulan lagi di sini ..., di Paris," tolak Alexa dengan wajah yang menyimpan rasa benci.

"Persetan dengan itu, Lex! Dulu kamu adalah milikku, dan Aslan merebutnya. Jika kamu menolak keinginanku, maka keputusanmu akan menjadi akhir dari Aslan," ujar El Nine dengan nada gusar.

Alexa menatap ke sekelilingnya. Dia mencoba mencari posisi penembak jitu El Nine. Dan pandangannya kemudian tertuju pada Aslan yang sedang berdiri dan mengobrol dengan seorang profesor, dosennya di universitas dulu.

"Ha ... ha ... ha .... Apa aku harus memerintahkan mereka untuk menembak sekarang, Lex? Agar kamu tahu betapa seriusnya ucapanku." El Nine menertawai Alexa dan menatap wanita itu dengan sinis.

Alexa tidak bisa memikirkan cara lain lagi. Dia ingin memperingatkan Aslan, tapi jaraknya berjauhan dengannya. Dan Alexa tahu bagaimana temperamen El Nine. Saat El Nine mengatakan "Akan" maka dia benar-benar akan melakukannya.

"O ... Oke. Baik! Aku akan menyetujui permintaanmu. Tapi minta anak buahnya agar tidak menembaknya," ujar Alexa dengan nada terpaksa.

El Nine tersenyum penuh kepuasan. Dia memberi kode pada anak buahnya untuk mundur dengan tangannya. Alexa akhirnya bisa melihat penembak jitu itu.

"Maafkan aku, Aslan. Ini semua demi keselamatanmu. Aku tidak bisa melihatmu mati di depanku," bisik Alexa dalam hati sambil menatap Aslan dari kejauhan.

El Nine menarik tangan Alexa untuk masuk ke dalam mobilnya. Dan mereka terbang ke Italia hari itu juga. Dua hari kemudian El Nine menikahi Alexa.

"Akh!" Alexa mengobrak-abrik tempat tidur hotel itu. Hatinya sungguh sakit. Dia kecewa pada Aslan yang tidak menghargai pengorbanannya.

"Aku harus mencari tahu siapa wanita itu. Jika aku tidak bisa merebut hati Aslan kembali, maka dia juga tidak akan bisa memiliki Aslan."

Dengan penuh tekanan emosi, Alexa menelpon anak buah suaminya, El Nine, untuk menjemputnya di luar hotel.

*******

"Jadi, perjanjian kontrak kerja sama kita sudah tahap akhir, Tuan Aslan. Benar 'kan? Silahkan tanda tangan," kata Mr. Darius sambil menyodorkan surat perjanjian pada Aslan.

Aslan tersenyum pada Mr. Darius, lalu menanda tangani bagiannya di surat itu.

Saat Aslan hendak meninggalkan ruangan, Mr. Darius berkata, "El Nine kembali muncul ke permukaan, Nak. Berhati-hatilah!"

Aslan sedikit terkejut dengan penyampaian Mr. Darius. Tapi akhirnya dia mengangguk dan pamit pada rekan bisnisnya itu.

"Halo, Sarah. Aku akan segera kembali. Apa kamu ingin sesuatu dari Rusia?" kata Aslan di telepon.

Terdengar suara tawa Sarah dari speaker ponsel milik Aslan.

"Aku hanya menginginkanmu segera pulang," jawab Sarah.

Aslan tertawa kecil, lalu menutup teleponnya. Alexa yang menguping pembicaraan Aslan merasa semakin sakit hati. Dulu, Aslan juga sering menanyakan hal yang sama saat dia akan pulang dari perjalanan bisnisnya.

Alexa menarik nafas dengan berat dan menghembuskannya dengan kuat. Hatinya sungguh perih. Dia berkali-kali memukul dadanya yang terasa sesak. Sesak oleh cinta yang dikiranya akan abadi dan tetap ada, menunggu dia kembali untuk menerima dan menatanya lagi.

"Jadi namanya Sarah. Apa yang istimewa dari wanita itu, Aslan? Sampai kamu tega menolakku," kata Alexa yang memutuskan untuk menghampiri Aslan yang akan meninggalkan hotel, selanjutnya kembali ke XYZ.

Aslan menoleh dan terkejut melihat Alexa yang sudah berada di sampingnya.

"Lex, kamu masih di sini?" tanya Aslan dengan sedikit acuh tak acuh.

"Kamu berubah, Aslan. Tapi, aku berharap kamu bahagia bersama gadis itu," ujar Alexa dengan nada yang penuh makna, sambil mencium pipi Aslan, lalu naik ke mobil yang sudah menjemputnya.

Aslan menatap kepergian Alexa dengan perasaan bersalah. Dalam hatinya, sempat menyalahkan Alexa yang pergi meninggalkannya begitu saja, bersama semua rencana pernikahan mereka di Paris.

Andai saja Aslan tahu, Alexa meninggalkannya demi melindunginya dari El Nine kala itu, mungkin Aslan tetap akan mempertahankan Alexa, walau saat ini di hatinya ada Sarah.

*******

"Ha ... ha ... ha .... Lexa, istriku tersayang. Aku merasa sangat terkejut mendengar permintaanmu. Bukankah kamu mencintai Aslan sampai detik ini?" Seperti itu reaksi El Nino saat Alexa meminta suami yang tidak dicintainya itu untuk melenyapkan Aslan.

"Jadi, kamu akan membantuku, 'kan?" tanya Alexa sambil menciumi dada El Nine.

El Nine membelai rambut istrinya dengan lembut. Memang Alexa tidak mencintainya, tapi bagi El, Alexa adalah satu-satunya wanita yang ada di hatinya. Cinta memang sering mengabaikan logika.

"Baiklah. Buat saja rencananya. Anak buahku akan melakukannya untukmu," kata El Nine menyetujui permintaan Alexa.

Malam itu suasana di ranjang El Nine terasa berbeda. Alexa yang biasanya hanya berbaring terlentang di ranjang saat El Nine melampiaskan hasratnya, kini berubah menjadi sangat romantis.

Alexa sukses membuat bos mafia itu merasakan mabuk oleh cinta dan nafsunya yang kini berubah menjadi sangat romantis akibat rasa sakit dan patah hati yang diberikan oleh Aslan padanya.

Seperti El Nine yang sedang menikmati malam romantisnya bersama Alexa, Aslan juga merasakan hal yang sama. Namun mereka bukan berada di atas ranjang, tapi di atas hamparan pasir putih.

"Dengan disaksikan laut malam ini, juga cahaya bulan, dan binatang malam, aku ingin berkata padamu, 'I love you,' Sarah," ujar Aslan sambil terus menghujani Sarah dengan ciuman lembut.

Dari jauh The Ghost memperhatikan mereka berdua. Dalam lirihnya malam, The Ghost berharap, "Semoga kamu tidak melakukan kesalahan seperti ibu, Sarah."

Aslan dan Sarah tidak pernah menyadari kalau itu adalah kebersamaan mereka yang terakhir. Mereka berdua akan berpisah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Sang mantan sudah kembali untuk membalaskan rasa sakitnya pada kekasih yang mengkhianatinya dan juga pada orang yang sudah merebut posisinya di hati pria yang selama ini dirindukannya.