2 Sekolah Darah

Monika kali ini akan bersekolah. Ibu dan ayah barunya hanya kesal kenapa harus mengeluarkan uang untuk anak semacam ini..."

"Maaf Bi..."

bibi menoleh dan langsung lemas melihat lawan bicara nya.

"Ada apa pergi sana, masih untung kami baik...."

seru bibi ia sangat kesal dan mual melihat wajah anak barunya itu.

Monika terdiam dan hanya menunduk pergi kesekolah.

Ia menatap datar ketika adiknya Arni makan bersama keluarga nya.

"Ibu..."

- lirih Monika. Tidak aku harus tegar harus tidak boleh menangis!!

Waktu aku saat kecil aku pernah sangat cengeng karena suatu hal kecil. Dan ibuku berpesan aku tidak boleh cengeng agar tegar menghadapi hidup.

Makanya air mata Monika terasa mengering. Dan terasa tersekat ketika ia merasa sedih.

"halo nama saya Monika semoga kita bisa berteman..."

sapa Monika senyumnya melebar berharap ia mendapat teman disini.

Tepuk tangan diberikan dan berbisik satu sama lain. Monika duduk di kursi dan mulai membuka buku.

"neh kau..."

- Monika berbalik. Dan melihat teman sebangkunya. Seorang cowok sedikit dingin melihat nya.

"kau baru masuk kan , nih"

seru nya menyerahkan buku cetak agar dibaca berdua.

Aku sedikit tersipu, mereka baik.."

Hari hari berlalu mereka sangat baik dan mau menerima dirinya. Yang satu temanku berambut merah bernama Yun dan temanku berambut kuning namanya Jan..."

Cowok itu kini selalu cuek padaku. Dan sesekali ketika menatapku ia berbalik.

Teman temanku hanya berdehem dan membicarakan keunikan dan kekerenan nya pada ku.

Dan Andai saja saat itu aku mengerti..."

Suatu hari cowok itu menyuruhku untuk menunggu di pohon besar.

Aku segera menunggu apa ini pernyataan cinta. Bukan aku tidak mencintainya...."

Dan benar saja ia menembak ku dan memberikan coklat pada ku.

"Maaf ren...aku masih harus belajar"

- seruku ramah. Ini alasan yang benar dan memang itu yang kurasakan.

Tiba tiba cowok itu hanya melempar coklat itu padaku. "Ini makan , masih untung aku jatuh cinta padamu..."

Aku tertegun, apa hubungannya. Kau yang menembak ku...!!

"Kau yang menembak ku. "

seru ku keras dan pria itu berbalik lagi. Dengan tatapan lebih dingin dan dendam.

"Kau akan menerima balasan nya "

- serunya.

Dan benar saja,besok satu kelas bukan satu sekolah memusuhi ku. Karena aku menolaknya cowok gaul satu sekolah.

Gosip itu menyebar semakin cepat. Dan para penghuni sekolah terutama murid murid menatapku jijik.

Apa salahnya aku belajar dan menolaknya. .....Dunia ini aneh...."

Brak

Sebuah kertas mulai dilemparkan dan disambut tatapan kedua sahabatku yang sekarang sangat membenciku.

Tegar, tegar....kau harus kuat...."

avataravatar
Next chapter