Terima kasih sudah membaca cerita saya, mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf. So i hope you enjoy my story.
Dan saya tekankan lagi jika tidak suka dengan cerita ini, anda boleh meninggalkan dan saya tidak terima komentar negatif.
••••
__________________
𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐒𝐂𝐄𝐍𝐄! 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑:
[BRUTALISM, RUDE, TOXIC, CHAOS, SEXUALITY, MURDER, MENTAL DISORDER, CREEPY, MISTERY]
__________________
⚠️⚠️⚠️
28 February, England.
Pagi ini Victor sudah berada di Old Sarum Airfield merupakan salah satu bandara yang berada di kota Salisbury.
Hari ini dia hanya diantar oleh Ibu, Bibi Grace dan adik sepupunya, Isabelle. Jika bertanya apakah temannya tidak mengantarnya? Jujur saja dia tidak sempat menghubunginya.
Mungkin mereka akan marah padanya,bagaimana lagi setelah dia packing semua barangnya, langsung tidur hingga lupa mengabari temannya terlebih dahulu.
"Hati-hati disana, jangan lupa jaga kesehatan dan tetap jadi diri sendiri jangan sampai salah jalan,"pesan Sang Ibu pada Victor.
"Iya, bu. Victor akan selalu mengingat pesan ibu,"balas Victor sambil memberikan pelukan perpisahan.
"Jaga diri baik-baik".
Kini Victor beralih ke sang Bibi,"Bibi Grace, Victor titip jaga Ibu"pintanya.
Bibi Grace mengangguk langsung memeluk tubuh Victor,"Bibi akan menjaga Ibumu."
Victor mengangguk dan beralih ke sepupunya,Isabelle Laryssa.
"Jagi Ibu dan Bibi Grace, Isa. Ingat jangan lupa waktu kalau bermain"pesan Victor ke Isabelle.
Isabelle langsung memeluk kakak sepupunya,"Big bro, jaga diri disana."Victor mengusap pelan surai pirang milik Isabelle.
"Victor pergi dulu, pesawat akan segera Take off,"pamit Victor.
Saat Victor berbalik dan mulai melangkahkan kakinya sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Victor!"panggil Ben,Luke dan Fince bersama-sama.
Napas mereka tidak teratur karena berlarian, mengejar waktu takut pesawat Victor sudah lepas landas.
"Go damn it, why didn't you let us know?"Tanya Luke di sertai umpatan.
"Sorry, dude. Kemarin aku lupa mengabari kalian dan darimana kalian tahu kalau aku ada dibandara?" Victor balik bertanya.
Dengan kesal Fince memukul kepala Victor biarkan dilihat oleh Ibunya Victor karena dia sudah sangat kesal.
"Kita lihat di College information room"sahut Ben sembari mengatur napas.
"Kalian bolos kuliah?seharusnya kalian tetap kuliah saja tidak perlu menyusul sampai sini"
"Fuck! we worked so hard to come here instead you told us not to come here, you damn jerk. we want to take you too"maki Fince kesal.
Tidak tahukah pemuda itu dia dan keduanya susah-susah menyusulnya kemari tapi rasanya tidak dihargai. Cih, sakit hati rasanya.
'For passengers on the old sarum plane bound for London, it will take of in 15 minutes'
Terdengar suara pemberitahuan pesawat akan segera berangkat buru-buru Victor kembali berpamitan kepada semuanya.
"Aku pergi dulu".
"Take care, Vic"
Semua melambaikan tangan ke Victor dan dibalas lambaian oleh Victor.
Saat ini, Victor duduk di kursi penumpang. Dia melihat pramugari sedang memberi pengarahan. Pesawat sudah lepas landas 5 menit yang lalu, pemuda itu menatap kearah jendela yang pemandangannya hanya dipenuhi awan.
Salah seorang Pramugari berjalan cepat kearah salah satu penumpang yang ternyata sedang mengalami asma tiba-tiba.
Atensi semua orang mengarah pada penumpang tersebut karena takut terjadi apa-apa nanti.
Victor hanya melihat penumpang wanita yang asma tadi mengatur pernapasannya agar kembali normal tapi ada yang aneh.
Kenapa tatapan mata wanita itu tertuju padanya? Dia takut nanti salah sangkah terlalu percaya diri namun kenyataannya mata memerah wanita itu memandangnya kearahnya.
"Me?"bisiknya.
Hingga wanita itu menuntahkan cairan kental berwarna merah yang tidak lain adalah darah. Semua orang terkejut dan berteriak panik.
"Semuanya tolong jangan panik! Dan tetap di posisi anda"seru pramugari yang mencoba menenangkan para penumpang.
Victor juga tidak kalah terkejut apalagi dia dapat melihat gerakan pelan yang tidak terlihat dari mulut wanita itu yang mengatakan.
Dead!
Wanita itu mengatakan 7 kali kata 'dead' kemudian matanya langsung tertutup rapat.
Semua orang spontan histeris kembali disertai perubahan cuaca yang mendadak menjadi mendung, langit yang cerah seketika menjadi hitam.
Jantung Victor berdetak tidak karuhan,bukankah perbuahan cuaca yang sangat ekstrim secara signifikan sangat aneh.
Ditambah terdengar suara intruksi dari sang pilot semua harus memakai pengaman karena pesawat mengalami lost kontak dan tidak mendeteksi sinyal apapun.
Seorang pria bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kedepan namun pramugara menghentikanya agar tetap di posisi semula.
Namun sepertinya pria itu tidak mendengarkannya malah memaki pramugara dan mengeluarkan sebuah senjata tajam. Kondisi di pesawat menjadi semakin tidak stabil semua orang sibuk dengan diri mereka sendiri.
Pria itu memberikan pukulan pada pramugara membuatnya tersungkur dan berjalan menuju ke depan.
Victor tidak tahu apa yang di lakukan pria tadi dia hanya terdiam mengamati semua orang histeris berpikir nyawa mereka di ujung tanduk.
Tidak tahukah jika perilaku mereka yang membuat nyawa mereka di ujung tanduk. Di situasi seperti ini seharusnya mereka kondusif dan tenang memikirkan jalan keluar.
Mata Victor menangkap gadis kecil di belakang mengamati semuanya dengan tersenyum tapi senyuman gadis itu aneh.
Tiba-tiba pesawat terguncang hebat membuat semua terjengkang dan berpegangan erat. Netra Victor kembali melihat kearah gadis kecil tadi berada namun gadis kecil itu sudah tidak ada ditempat.
"Kemana gadis kecil tadi?"gumam Victor.
Menatap sekeliling guna mencari keberadaan gadis kecil tadi, alhasil dia tetap tidak menemukan sama sekali.
"Apa anda melihat gadis kecil di belakang tadi?"tanya Victor pada pramugari yang berada tidak jauh darinya.
Pramugari itu mengerutkan keningnya bingung,"gadis kecil apa yang anda maksud tuan?"tanyanya.
"Tadi ada gadis kecil disana"tunjuk Victor kearah pertama dia melihat gadis kecil.
"Maaf tuan, penumpang di pesawat ini tidak ada gadis kecil sama sekali mungkin anda salah lihat,"balas Pramugari.
Pesawat kembali terguncang, semua berpegangan erat dan menunduk. Terdengar keributan dari arah sang pilot.
Apa ada kaitannya dengan pria tadi?
Victor mencoba bangkit dan ingin melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi di ruang pengendali pesawat.
Saat baru beberapa langkah pesawat terasa terjun bebas di udara, semua seketika menangis histeris.
Terlihat percikan api pada badan pesawat,mata Victor membola apa dirinya akan mati?
"Tidak!"
Seseorang menepuk bahunya membuat Victor tersadar.
"Tuan, anda baik-baik saja?"tanya pramugari dengan raut khawatir.
Victor menatap sekeliling tidak terjadi apa semua aman bahkan semua pasang mata menatapnya.
"Sepertinya aku mimpi buruk,"jawab Victor.
"Lebih baik mebasuh muka anda agar lebih segar," Victor bangkit dan menuju ke toilet pesawat.
Mengunci pintu toiket kemudian menatap cermin. "Oh God, Ada apa denganku,"runtuknya.
Membasuh wajahnya berkali-kaki mengenyahkan semua pikiran yang membingungkan.
"Apa itu sebuah pertanda?"tanya Victor pada dirinya di cermin.
"Ah, mungkin aku hanya mimpi buruk. Okey, Vic semua baik-baik saja itu hanya mimpi, hanya bunga tidur tidak perlu di pusingkan,"tambahnya mencoba menenangkan diri.
Kembali dari toilet namun langkahnya terhenti hatinya terhenyak melihat pesawat lain melintas disamping pesawatnya.
Yang membuatnya terpaku adalah badan pesawat itu terbakar dan tidak terkendali akan terjun bebas.
Dapat dia lihat semua penumpang pesawat itu memukul jendela berteriak meminta tolong.
Victor merasa De Javu.
"Itu tidak benarkan? Mengapa mirip dengan mimpinya?"tanyanya dalan hati.
Bedanya dia tidak berada di pesawat itu. Mata Victor terus melihat pesawat namun apa yang dia lihat? Di pesawat yang akan jatuh terdapat gadis kecil yang ada dimimpinya, dia tersenyum penu arti dan melambaikan tangan.
Semua yang berada di pesawat dapat melihat ledakan dari pesawat yang jatuh. Dan dipastikan tidak ada korban yang selamat.
Jantung Victor berdetak kencang dan tidak karuan. Namun salah satu pramugara memberi intruksi.
"Please stay calm and let's pray for the victims who were on the plane that crashed earlier to be accepted by God. and don't forget to pray for each of us to be safe until we land. Thank you for your attention".
Semua orang yang berada di pesawat mulai berdoa. Suara intruksi terdengar lagi kali ini dari sang pilot bahwa pesawat sebentar lagi akan Landing.
Pesawat landing di London Heathrow Airport, Victor turun dari pesawat mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi tadi.Berjalan mengambil kopernya dan keluar dari bandara seraya menunggu jemputan orang dari City of College.
"With Victor Rado exchange student from Sarum College?"tanya seorang pria yang tiba-tiba menghampiriya.
Melihat lencana yang berada di dada pria itu membuat Victor percaya,"Yes, I am".
"Mari saya antar"ucap pria itu.
Victor mengikuti pria tadi sampai di sebuah mobil dan memasukinya serta tidak lupa kopernya di masukkan bagasi.
Selama perjalanan Victor melamun melihat kearah luar, sungguh kota London yang indah. Namun,lamunanya buyar saat mendengar berita di radio mobil yang menyiarkan mengenai jatuhnya pesawat tadi.
Netra ocean blue Victor menatap tempat duduk penumpang di samping ada sebuah koran.
"Sejak kapan ada koran disini?"tanya Victor dalam hati.
Mengambil koran tersebut dan melihat halaman utamanya memberitakan tentang pesawat jatuh tadi.
"Secepat itu kah?" Bahkan baru beberapa jam kejadian tersebut terjadi. Kenapa langsung masuk koran?
"Ini aneh"gumamnya.
Victor masih menelaah beberapa kemungkinan,"kita sudah sampai"ucap pria yang merupakan suruhan dari City Of College.
"Kita sudah sampai?"tanya Victor, dia tidak sadar kalau sudah sampai dan diangguki pria itu.
"Terima kasih"ucap Victor.
Lantas pemuda itu turun dari mobil dan mengambil koper miliknya di bagasi. Namun terhenti saat melihat sebuah tulisan.
'Don't trust anyone too much, and don't be curious about anything. all just Toxic lies that will kill you slowly'
𝚃𝚘 𝚋𝚎 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍
Thanks for reading, hope you enjoy it. Look forward to the next part🖤
Bye.