webnovel

Siapa yang mau menikah??

klack...

"selamat pagi tuan Tanaka..... kami mengantarkan makanan untuk sarapan pagi." seorang pelayang mengenakan kemeja berwarna merah dan celana hitam yang tidak lain adalah pelayan resort.

"ah... selamat pagi, hmm terimakasih " Ryuji memberikan uang tips dan mengambil nampan yang di bawa oleh pelayan tersebut.

baru selangkah Ryuji berjalan meninggalkan pintu kayu itu seseorang kembali mengetuk pintu kamarnya.

"kenapa pelayan ini ? harusnya dia sudah meninggalkan kamar kita." kata Ryuji memandangi istrinya.

"sudahlah buka saja pintunya, siapa tahu dia ada makanan yang tertinggal?" kata Safira yang masih duduk santai dengan tubuh tertutupi selimut diatas tempat tidurnya.

Ryuji menuruti perkataan Safira ia membuka pintu itu

"kamu???!"

Jacky berada diluar pintu kamar dengan bertelanjang dada dan celana pendek yang mengucurkan air membasahi lantau depan kamar Ryuji.

"kenapa wajahmu seperti lihat hantu gitu?? ayo kita snorkling. tadi aku sudah melihat lihat lebih dulu dan pemandangan bawah lautnya sungguh cantik, jadi aku kesini mengajakmu melihat itu." Jacky terus mengumbar senyumnya.

"hmmm.... ku rasa pagi ini aku gak minat buat snorkling tubuhku lemas" jawab Ryuju

tatapan nakal Jacky pun tertuju pada mata sahabatnya.

"jadi kamu yang kalah???ha...ha...ha... gak nyangka kamu yang bisa menekuk lutut tiga mafia itu bisa dikalahkan dengan seorang wanita."

"sudah pergi sana !! mungkin seharian ini aku akan berdiam diri di kamar untuk beristirahat, kamu jangan ganggu aku. lebih baik kamu temani Silvi agar dia tidak bosan."

"ach.... ya ya .. ku rasa memang kamu membutuhkan waktu untuk memulihkan tenaga mu." kata Jacky yang masih tertawa terbahak dan kemudian berbalik meninggalkan kamar Ryuji

Ryuji kembali memasuki kamarnya dengan beberapa hidangan di dua nampan yang ia peluk dengan kedua tangannya.

"Ryuuu sepertinya aku dengar suara Jacky??"

Ryuji meletakan kedua nampan itu di tempat tidur tepat di depan Safira yang duduk bersila disana seraya menganggukan kepala mengiyakan pertanyaan Safira.

"hmmm dia mau apa Ryu??"

"huft... mau ngajak aku main snorkling." jawabnya singkat sambil menempatkan dirinya duduk di bagian sisi lain tempat tidur.

Safira menyuapkan secuil ikan tuna asam manis pada Ryuji yang bersandar di punggung Tempat tidur.

"makanlah !! aku belum gosok gigi." Ryuji menghalau tangan Safira

"hmmm ayo makan, gak bakal mati kok gak gosok gigi dulu. lagian kamu udah kerja keras pagi ini jadi ayo buka mulutmu." Safira mendorong secuil ikan itu lebih dekat dengan bibir sexi Ryuji

"sayaaang..... oke... oke aku gosok gigi dulu.!" Ryuji masih menolak suapan Safira.

Wajah Safira yang tadinya cerah kini suram menyimpan kejengkelan pada suaminya alisnya mengernyit dan bibirnya manyun. "kamu gak mau makan ikan yang aku suapin ke kamu tapi kamu udah memakan ku lebih dari dua kali pagi ini!!" katanya

mendengar perkataan itu membuat Ryuji tak bisa lagi menolak permintaan istrinya, ia membuka mulutnya dan memakan sepotong ikan tuna yang disupkan Safira padanya. namun dalam kepalanya Ryuji berfikir keras mengapa istrinya tiba- tiba menjadi sangat manja dan menggemaskan?? bahkan secara terang terangan meminta suaminya itu agar segera menghamilinya?."

"kenapa liatin aku seperti itu??" tanya Safira

"aku hanya sedikit merasa kamu lebih manja dari biasanya hari ini apa kamu merencanakan sesuatu???" tanya Ryuji

"hmmmm apa yang bisa aku rencanakan??? kamu lebih pinter dari aku kan??? aku hanya merasa sejak sampai di pulau ini kita sedang berbulan madu, memulai hidup baru dan harapan baru aku hanya ingin kamu tahu seperti apa aku yang sebenarnya, dan sepulang dari sini kita memiliki buah cinta agar kita tak akan terpisahkan." jawab Safira dengan jelas

Ryuji memeluk tubuh kecil berbalut selimut itu erat dan menciumi istrinya.

"hmmm terima kasih sayang.... aku sangat mencintaimu. beri aku waktu istirahat sebentar setelah itu kita berusaha lagi agar kamu segera hamil"

"untuk melakukan tugas istimewa itu kamu harus makan banyak !! jadi cepat habiskan makanan ini kemudian mandi dan tidurlah... aku akan bermain bersama Silvi dan Jacky sembari kamu tidur. bukanya semalem kamu gak tidur jagain aku??"

"kamu tahu???"

Safira tersenyum simpul menganggukan kepala dan kemudian meninggalkan Ryuji sendiri menyantap sarapan paginya diatas tempat tidur.

masih penuh dengan pertanyaan yang bersarang dikepala Safira ia ingin sekali segera menemui Silvi dikamarnya, setelah mandi dan makan sedikit makanan Safura keluar kamar mendatangi kamar Silvi.

"Safira !!!" pekik Silvi melambaikan tangan dari kamar Jacky

Safira menoleh mengernyitkan alisnya dan meletakan tanganya di kening menghalau sinar matahari yang menyilaukan.

"Silvi??? kamu kenapa keluar dari kamar si Jacky?"

Silvi menghampirinya dengan nafas sedikit terengah engah "apa lagi?? menyelesaikan tugas dari kamu lah.!"

"eh gak perlu nginep di kamar Jacky juga kaleee, bentar kamu nyelesein tugas dari aku atauuuu....?" Safira melirik intimidasi

Silvi memukul kepala Safira sedikit keras "heh..... dasar mesum!!! aku gak segitunya lah meskipun aku kesengsem sama tuh dokter."

"aku??? mesum??? aku cuma curigaa!!! emang kamu?? tukang mesum?? ah... udahlah sekarang buruan jalan ke kamarmu dan kasih tau aku hasil yang udah kamu kerjain semaleman tidur dikamar Jacky."

Safira menarik tangan sahabatnya itu berjalan cepat menuju kamar Silvi.

"Iyaaaa gitu ceritanya..... jadi Ryuji itu udah suka sama kamu sejak kamu usia 19 tahun."

setelah mendengar kisah yang diceritakan sahabatnya tanpa disadari buliran air mata itu menetes semakin lama semakin deras.

"Silvi..... kenapa aku gak tahu kalau dia suka sama aku sejak lama??? aku bahkan menolaknya 2x, ngegebukin dia yang bahkan udah nyelametin aku, dan parahnya aku ngebenci dia setelah kita menikah padahal untuk menikahiku dia harus mengalami banyak kerugian dan luka malam itu!! pasti karena dia mengalahkan mafia yang disuruh perusahaan yang terikat perjanjian perjodohan bisnis itu. hu...hu...hu..."

Silvi memeluk Safira menenangkanya

"sstttt.... sekarang kamu tahu semuanya, bahkan dia harus mengorbankan banyak hal untuk mendapatkan kamu. tandanya dia sangat mencintai kamu."

"huaaaaaa....hu...hu...hu..." tangis Safira semakin pecah dan menggema keseluruh penjuru kamar Silvi

"Silvi ..... bahkan dia menyelamatkan aku dari perjodohan bisnis itu, papaku sudah menjual ku dan ditukar dengan sebuah kerjasama bisnis. tapi dia pria yang tak aku benci setengah mati kala itu dia yang menyelamatkanku. aku gak tahu apa jadinya kalau aku harus menikah dengan lelaki tua, botak, perut buncit dengan wajah mupeng huaaaaa aku gak mau...." Safira mulai meracau tak karuan mengutarakan semua pikiranya tentang pernikahan bisnis.

"Siapa yang akan menikah dengan lelaki seperti itu???"

Safira dan Silvi seketika mematung melihat seseorang sudah ada di pintu kamar Slvi yang memang tak tertutup sempurna.