webnovel

Pembuktian Teori

Suasana di mobil sedan milik Ryuji siang itu terasa sangat canggung Jacky mengemudikan mobil itu dengan sesekali melihat sepasang suami istri yang duduk di bangku belakang, Silvi juga terlihat tidak nyaman dia sama sekali tak berani memalingkan wajahnya kearah belakang, Ryuji duduk tegang melihat kearah luar jendela mobil sedang Safira wajahnya masih merah padam dan anatomi tubuhnya sepertinya tidak nyaman dengan baju yang ia kenakan.

Kemeja itu cukup menenggelamkan tubuh Safira yang mungil sedang tanganya sibuk memegang erat bagian pinggul celana yang kedodoran mengenakan baju cadangan milik Ryuji yang ada di dalam mobilnya untuk menggantikan baju Safira yang kotor terkena noda darah mens.

"Aaaaauuu.... " Safira memegang erat perutnya dan menggigit bibir bagian bawahnya menahan sakit.

Ryuji yang tadinya tak memandang Safira dengan penampilan amburadul itu dipaksa menoleh oleh rintihan Safira " Kamu kenapa???"

"Perutku sakit !!!" Jawab Safira

wajah Ryuji pucat ketakutan bukanya tadi dia baik- baik saja ?? mengapa sekarang kesakitan??? dia benar- benar tidak melakukan hal itu dengan pria lain saat di sekap kemarin kan??? pikir Ryuji

Jacky yang paham dengan pikiran Ryuji menyela pembicaraan suami istri itu "hmmmm aku rasa Safira nyeri haid, kompres perut bagian bawahnya pakai air hangat dan berbaringlah agar aliran darahmu lancar."

"Dari mana kita mendapatkan air hangat?? apalagi jalanan macet seperti ini???" tanya Ryuji

"Suhu tubuh pria lebih tinggi dari wanita jadi kurasa kamu bisa mengatasi itu Ryuji.!" Jacky menjawab santai

mendengarnya Safira langsung mendongak melihat Ryuji yang memegang bahunya membaringkannya di pangkuan Ryuji "a...a...apa yang mau kamu lakukan??? ada Silvi dan Jacky disini." Safira menyingkap tangan Ryuji sembari memejamkan matanya

"Kenapa??? kamu istriku mau ku apakan kamu itu hak ku !" tersenyum nakal.

Ryuji menempatkan kepala Safira di pahanya kemudian meletakan tangan kananya diatas perut bagian bawah Safira. Safira yang tadinya meronta menolaknya perlahan merasakan sakit diperutnya perlahan reda, bahkan Safira terlelap dipangkuan Ryuji.

Matahari kembali ke persinggahanya langit pun kini gelap tanpa bintang udara dingin pun mulai menyergap, Silvi berdiri seorang diri di taman belakang rumah Ryuji berbalut mantel tebal membungkus badanya.

Dari kejauhan Jacky mengamati tingkah Silvi dan kemudian berjalan menghampirinya

"Apa yang kamu lakukan??" tanya Jacky

"Menanti Salju turun." lugas Silvi menjawab pertanyaan Jacky

"Apa bagusnya sampai ditunggu gitu??"

"Buat kamu yang tiap tahun lihat salju mungkin itu hal biasa tapi buat kami yang tinggal di Negara yang gak turun salju ini adalah hal yang luar biasa."

"...." Jacky tak bersuara dia hanya tersenyum menatap langit

" Eh Jacky.... tadi kamu bilang Ryuji lebih pintar dari kamu kan??? apa kamu mencoba membohongiku???" tanya Silvi sembari mendongak mengamati wajah Jacky

Pria yang memiliki tinggi badan 170cm itu dengan wajah datarnya menjawab "tidak ... semuanya benar.."

Silvi menghunuskan tatapan menelisik pada dokter muda itu " hmmmm bahkan dia mengira darah mens adalah pendarahan dan dia hampir mencelakai istrinya sendiri karena itu."

"ha....ha...ha.... kak Ryuji memang bodoh untuk urusan yang satu itu, ratusan wanita mendekatinya dia menolak malah di kasih ke aku. dan karena kebodohanya ini hampir saja dia mengalami masalah beberapa tahun yang lalu, semua dia bisa tapi masalah wanita dia sama sekali tidak berpengalaman" jawab Jacky sedikit mengolok Ryuji.

"Pelajaran biologi dapat nilai berapa tuh orang?" tanya Silvi lagi mencibirkan bibirnya

"nilai sempurna, secara teori dia memang handal tapi dia tidak paham secara prakteknya. apalagi untuk masalah kakak ipar tadi dia sepertinya dibakar api cemburu dan ketakutan yang dahsyat jadi ya begitulah." Jacky berjalan meninggalkan Silvi

"tunggu.... kenapa kamu panggil dia kakak???"

Jacky menghentikan langkahnya "Karena aku sedang berusaha menjadi adiknya.... ha...ha...ha..." Jacky kembali terbahak tak pernah menanggapi serius setiap perkataan orang disekelilingnya.

kejadian di taman antara Silvi dan Jacky berbeda dengan yang terjadi di kamar Safira dan Ryuji, Safira yang tadinya terlelap perlahan membuka matanya dia melihat Ryuji berbaring disampingnya menatap dalam dirinya.

"Ryuuuu.... apa yang kamu lakukan??" Safira menghindar menjauhkan dirinya dari tubuh Ryuji.

"Apa?? aku tidur ." jawab Ryuji

"Jangan dekat - dekat aku sedang datang bulan berani mendekat ku hajar kamu!" Safira menarik selimut menutupi tubuhnya hingga menyisakan kepalanya.

"hmmmm .... baiklah aku akan menjauh...." Ryuji beranjak dari tempat tidurnya meninggalkan Safira seorang diri dikamarnya. Safira menarik nafas lega, dia bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri dan ganti baju dua hari disekap tanpa mandi dan ganti baju membuat tubuhnya merasa tidak nyaman.

Safira keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju tidur berbahan sutra berwarna cream, dia terlihat segar dan seksi mengenakan baju tidur itu.

Safira berjalan meninggalkan ruang ganti baju dalam kamarnya hendak ke ruang tidurnya dan dia terkejut melihat Ryuji sudah berdiri bertelanjang dada di depan kaca besar yang menghadap ke bagian taman belakang rumah Ryuji.

Safira berjalan cepat menuju ranjangnya dan mengambil sebuah bantal "niiiih.... bantalnya Jacky pasti tidak mau berbagi bantal denganmu kan???." Safira mendorong bantal itu di dada Ryuji sembari membuang muka

Ryuji menangkap bantal itu dan membuangnya ke lantai, menyadari hal itu Safira menjadi takut bukan kepang dia memalingkan tubuhnya hendak meninggalkan Ryuji tapi pria bertubuh tegap itu menyergap tubuh kecil Safira dalam pelukanya.

"tadi aku berniat tidur dengan Jacky tapi sekarang tidak, aku tidak mau membiarkanmu sendiri." bisik Ryuji

"Apaan sih kamu?? sudah kubilang aku sedang datang bulan jadi menjauh dariku." titah Safira mencoba melepaskan diri dari pelukan Ryuji

"Kata Jacky pelajaran biologi tingkat menengah ketika wanita sedang berada dalam masa pra menstruasi hormonya naik drastis membuatnya sangat bergairah, saat itu aku sedang tidak dirumah jadi aku akan membayarnya malam ini." Ryuji menjilat telinga kanan Safira penuh gairah

sepertinya kali ini Safira tidak akan bisa meloloskan diri dari singa yang kelaparan, Ryuji menciumi leher Safira hingga bahunya, darahnya mulai mendidih suhu tubuhnya memanas dekapan Ryuji pun semakin kuat.

Safira mulai menggeliat menerima rangsangan Ryuji, ia mendesah perlahan "Ryuuu...hh hentikan hmmm aahh" bulu halus Safira mulai berdiri tubuhnya menegang aliran darahnya pun semakin deras

"Safira kudengar wanita akan bergairah juga saat siklus menstruasinya hingga habis masa suburnya??? benarkah??? Safira mari kita cari tahu itu bersama" Ryuji membalikan bada Safira kemudian melumat habis bibir Safira.

"Ryuuu .....hhhmmmm...aahhh... Ryu..hmmm" Safira sama sekali tak diberikan kesempatan untuk berbicara Ryuji membungkam bibir mungil itu dengan ciuman panasnya.

"Safira saat di bangku sekolahan aku hanya belajar teory, jadi hari ini mari kita praktekan dan buktikan apakah teory itu benar atau salah." Ryuji membenamkan kepalanya diantara dada Safira yang masih tertutup baju tidur

Safira menggeliat merasakan setiap sentuhan suaminya, membuatnya tak bisa lagi menahan hasrat yang juga terpendam dalam dirinya. perlahan kendali direbut oleh Safira, ia menciumi dada bidang suaminya penuh gairah ia melingkarkan tanganya pada leher Ryuji kemudian menyeran Ryuji dengan ciuman brutal dibibirnya, Ryuji sedikit tersenyum melihat respon istrinya yang mulai kehilangan kendali mereka berciuman dan sesekali memainkan lidah mereka dalam rongga mulut mereka.

tangan Ryuji mulai menyelinap masuk dalam baju tidur Safira dan memainkan puncak gunung milik Safira, Safira semakin meracau tak karuan tubuhnya bergetar dan menggeliat semakin aktif desahanya membuat Ryuji semakin aktif menjamah tubuh indah istrinya.

"Sayang.... apakah kau merindukan aku??" bisik Ryuji sembari menjilati telinga Safira

tak ada jawaban dari Safira hanya suara desahan yang semakin menjadi menggema ke seluruh ruangan itu. degub jantung Ryuji semakin tak beraturan ia melepas semua yang menghalangi pandanganya akan tubuh indah istrinya, Ryuji mendudukan Safira pada meja disudut ruangan membuat wajah Ryuji tepat berada di depan dada Safira. tanpa aba -aba Ryuji melumat dan sesekali menggigit P*nt**g Safira membuat wanita itu mengerang menerima rangsangan suaminya.

Safira menjambak rambut Ryuji kini Safira benar- benar kehilangan kenadali akan tubuhnya sendiri. Benda milik Ryujipun nampaknya mulai menyiksa Ryuji, ia membuka celana kain itu menyisakan kain tipis pembungkus benda keramat itu.

"Safira kepalaku sakit ... aku sudah tidak tahan lagi ..!" rintih Ryuji memahami apa yang dimaksud suaminya Safira pun mengambil alih kendali dia mulai memijat pelan bagian tubuh Ryuji membuat Ryuji mendesah menikmati pijatan lembut itu.

Pijatan Safira semakin lama semakin kuat dan kemudian mengeluarkan benda itu dari sangkarnya, tubuh Ryuji yang menegang itu kembali dipijatnya halus semakin lama pijatan itu semakin kuat dan cepat Ryuji meracau tak karuan merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa hingga cairan cinta itu menyembur ketubuh Safira.

Ryuji memeluk Safira dengan erat " maaf Sayang ... aku berjanji akan melunasi hutangku..." Ryuji kembali mendaratkan ciuman di bibir Safira.

Safira mendorong kuat tubuh Ryuji " Sudah hentikan, cukup untuk malam ini." kata Safira

"hmmm satu kali lagi.... ya... ya...." rengek Ryuji

Safira mendorong tubuh suaminya kuat- kuat sembari berteriak " tidaaaaaaaak!!!!"

***

(**Flash back sebelum Ryuji membuktikan teori dengan Safira)

Jacky memasuki kamar tamu yang telah disediakan untuknya, ia menyalajan lamounya dan berteriak terkejut melihat seseorang berpenampilan acak- acakan duduk di sudut kamar.

"huaaaaaaaa ..."

Ryuji mendongakan kepalanya " kenapa teriak begitu ini aku" katanya dengan wajah lusuh

"Kenapa kamu ada disini kembali ke kamarmu sana!!" Jacky masih menatap Ryuji ngeri

"heeey kamu kira aku gay??? aku tidak akan menjamah tubuhmu." kata Ryuji

"Awas kalau kamu macam- macam ! "

Ryuji membaringkan tubuhnya di sisi ranjang tempat Jacky tidur. Jacky masih merasa aneh jika harus tidur satu ranjang dengan seorang laki - laki apa lagi dia tahu betul Ryuji sedang sangat merindukan istrinya.

sembari menutupi tubuhnya dengan selimut Jacky mulai memainkan taktik "hmmm kenapa dia malah menghindari istrinya??? bukankah dalam siklus ini wanita sedang dalam peningkatan hormon yang sempurna dan justru membuat wanita bergairah?? masih ada orang bodoh yang menyianyiakan kesempatan ini."

sontak Ryuji bangun dari posisinya dan membangunkan Jacky "Apa yang baru saja kamu katakan?? apa aku melewatkan sesuatu??" Ryuji menggotangkan tubuh Jacky dengan keras.

"Kamu lebih pandai dari aku, bahkan nilai tes IQ mu lebih 20 poin diatas ku ingat- ingat saja pelajaran biologi kelas menengah, sangat merepotkan, payah !!!" Jacky kembali menggerutu