webnovel

Perempuan Bersegel

[Istri Pebisnis Ternama Tewas di Tangan Selingkuhannya.]

Judul ini sudah viral dua tahun lalu, saat dirinya baru saja merayakan kelulusan di Sekolah Menengah Atas. Sebagai gadis yatim piatu sebatang kara, Syaira bahagia saat mendengar kabar baik dari panti asuhan mengenai keberadaan satu keluarga yang ditemukan. Namun, belum sempat bertemu, Lubna Anastasya yang disebut-sebut sebagai kakak kandungnya justru ditemukan meninggal dunia dengan cara tragis.

Kematiannya menarik perhatian publik, ditemukan sudah tak bernyawa dengan perkiraan tiga hari dari jam meninggal. Bahkan, di sisinya, bayi berusia satu tahun sudah tidak berdaya ketika petugas datang. Beruntung anak lelaki sang kakak berhasil diselamatkan sehingga masih sehat sampai detik ini.

"Kamu yakin akan melakukannya?" Pertanyaan ini membuat gadis yang sudah berdandan cetar mengangguk, sama sekali tanpa keraguan di wajah cantiknya.

Syaira memang memiliki modal di dunia tersebut, bahkan tubuh yang sintal akan langsung menarik pehatian para pria yang hanya mengedepankan keliaran pikiran. Itulah alasan dirinya duduk di ruangan yang terlihat mewah, menjual diri untuk sebuah kepentingan. Bahkan, sudah melenyapkan pemikiran mengenai etika serta batasan-batasan dalam menerobos norma.

"Jika memang dia adalah Leon Bimantara, berikan aku padanya." Jawaban yang sangat tegas, lugas, dan tanpa cemas.

Perempuan cantik yang memang sudah menyiapkan diri selama dua tahun terakhir benar-benar tampak matang dalam menuju dunia baru, menumbalkan harga diri meskipun tahu sangat berisiko jika bermain-main dengan seorang pria kaya. Hanya saja, nasib tak adil yang didapatkan oleh saudara kandungnya jelas menyakitkan. Apalagi pernikahan mereka dilakukan demi konten, pencitraan semata karena memang Leon butuh seorang wanita yang bisa mendukung kariernya.

"Dia memang pria yang kamu cari, malam ini di kamar khusus Hotel Starla. Kau akan dikirim sebagai barang baru yang belum disentuh, bisa dipastikan kalau segelmu masih orisinil bukan?" Pertanyaan ini jelas sangat pribadi, tetapi Syaira mengangguk penuh kesungguhan meskipun tahu sosok yang ada di depannya merupakan sahabat terbaik selama dua tahu terakhir.

Kalau bukan karena bantuan Alby, bagaimana dirinya bisa mencapai anak tangga yang akan mengantar pada nama-nama yang sedang dituju? Leon Bimantara seharusnya menjadi kakak ipar yang ia hormati, tetapi justru berubah sebagai target balas dendam utama atas apa yang sudah dilakukannya pada saudara kandung yang ia miliki. Syaira mengatur napas, lalu berdiri di belakang Alby.

Pria tampan itu memang sudah mengenal orang-orang yang menjual kepuasan, merekomendasikan seorang perempuan cantik pada pemilik gedung. Sebab, tempat tersebut merupukan agen terbaik di bidangnya. Bahkan, selalu menyediakan semua karakter yang diinginkan klien sehingga popularitas di kalangan atas masih kuat sebagai penyedia wanita-wanita terbaik.

"Dia sudah lolos beberapa tes yang dilakukan tim medis kita, perempuan ini masih segel." Penjelasan dari salah seorang kaki-tangan wanita yang disebut 'Mami' tersebut membuat pemilik usaha hanya mengangguk mengerti, lalu memindai pendatang baru yang dibawa oleh Alby Bramastya.

"Jadi, dia akan diserahkan pada pimpinan Star Corporation malam ini?" Si Mami yang masih meragukan sosok baru tersebut memiliki banyak pertimbangan, "Leon Bimantara dikenal selektif, dia bukan hanya menginginkan barang segel. Namun, juga mampu memuaskannya di ranjang. Apa kamu yakin akan keluar dari kamar VVIP dalam kondisi selamat? Pria aneh itu dikenal kejam, bukankah istrinya tewas saat mencoba bermain api bersama laki-laki lain?"

Entah ini sebuah kalimat menakut-nakuti atau memang kenyataan yang ada, Syaira hanya mengepalkan kedua tangan yang berada di sisi tubuh. Namun, dengan senyum tenang meyakinkan kembali mengangguk. Pantang baginya mundur sebelum mencoba, peluang emas yang tidak akan pernah disia-siakan seumur hidup oleh seorang adik dalam membalaskan dendam saudara kandungnya.

"Syaira, aku tak tahan menjadi boneka di rumah ini. Dia akan datang menjemputku, kita akan segera bertemu. Kakak tak sabar untuk tinggal bersamamu, Adikku." Kalimat ini terdengar sangat antusias, Lubna benar-benar mengatakannya dengan penuh semangat di telepon sehingga Syaira pun tidak sabar menunggu waktu yang telah disepakati bersama.

Hanya saja, kematian datang lebih cepat, bahkan dengan kondisi mayat yang sangat mengenaskan. Pria macam apa yang dinikahi oleh Lubna? Bahkan, seluruh keluarganya memperlakukan dia begitu kejam. Jadi, sudah sepantasnya bagi Syaira melakukan pembalasan setimpal sekaligus mengambil putra kandung sang kakak yang ditawan oleh keluarga besar Bimantara Hidayat tersebut.

"Kamu siap berangkat?" Pertanyaan ini mengembalikan kesadaran pada tempatnya, "Hotel Starla memiliki keamanan berlapis, kenakan pin ini agar mereka mengizinkanmu masuk. Kemudian, sebutkan 'Paradise' di meja resepsionis dan mereka akan mengantar menuju kamar utama."

Penjelasan singkat yang sudah sangat dimengerti karena Alby telah menerangkan semuanya, pria itu bahkan mengantar sampai mobil mewah yang akan membawanya. Mengenakan jaket berbulu di tubuh sang teman, tersenyum manis sebelum benar-benar melepas Syaira masuk. Ada sedikit cemas yang tertera di wajahnya, bagaimanapun nama Leon bukanlah karakter sederhana yang mudah dihancurkan.

"Namamu bukan lagi Syaira, mereka melabeli Anggrek untuk identitas baru. Jadi, lakukan yang terbaik dan jangan sampai melakukan kesalahan apa pun." Alby memberikan peringatan yang menunjukkan rasa cemas karena tahu betul tujuan perempuan tersebut berada di dunia kelas rendah, "langsung hubungi aku kalau terjadi sesuatu yang mencurigakan."

Syaira hanya mengangguk, lalu benar-benar duduk di bangku belakang kendaraan mewah yang akan membawanya menuju hotel. Ada debar luar biasa, gemuruh yang sangat mengacaukan fokus. Sebab, dirinya telah menemukan pria yang dicari selama ini.

Dia meniup napas sembari memejamkan mata, memantapkan hati sebelum keluar dari mobil. Bahkan, masih cukup ragu untuk melangkah. Sebab, sekuat apa pun niat dalam diri, tetap ada sebuah debar yang membuat keinginan tidak leluasa dilakukan.

"Jangan ragu, Syaira. Kamu sudah menyiapkan semuanya, sekarang saatnya melakukan hal besar." Dia bergumam sembari mengangguk pelan, lalu menuju pintu masuk, dan melenggang anggun penuh percaya diri.

Ayunan kaki yang sangat menegaskan kepercayaan diri, ketukan ujung sepatu dan lantai yang teratur. Syaira semakin tenang setelah hampir menuju meja resepsionis, mengabaikan mata-mata nakal yang memandang. Sebab, sebagian besar tubuh ter-ekspose gratis sekalipun jaket berbulu dikenakan.

"Ada yang bisa saya bantu?" Pertanyaan ini menyambut ramah disertai senyuman di wajah, Syaira teringat dengan kode yang harus disebutkan.

"Paradise," ujarnya yang langsung direspons anggukan tanda mengerti, lalu tangan si resepsionis meraih gagang telepon sembari mengatakan jika tamu khusus sudah tiba.

Dua perempuan lain langsung datang, membungkuk sopan padanya sebelum mengarahkan pada jalur khusus. Syaira merasa menjadi manusia spesial, diperlakukan secara terhormat. Namun, jauh di dasar hati sangat jijik pada diri sendiri. Sebab, akan segera menjual diri demi misi balas dendam yang sangat kuat.

"Mommy!" Teriakan ini terdengar sangat keras, bahkan Syaira sanggup mendengar beberapa benda jatuh di lantai.

Siapa yang membuat kegaduhan tersebut? Di hotel berkelas yang dikenal dengan tarif mahal justru terdapat suara anak kecil. Mungkin sebuah keluarga tengah bermalam di sana, begitulah yang ia simpulkan sembari mengikuti langkah kedua perempuan yang akan membawa menuju kamar VVIP.

Hanya saja, Syaira merasakan debar yang cukup mengacaukan fokusnya. Dia penasaran, lalu menoleh pada sumber suara. Seorang anak lelaki tampak berlari, melambaikan tangan dengan senyum lebar di wajah.

"Ke mana dia mengarahkan lambaian itu?" tanyanya tanpa sadar saat melihat arah lari sang bocah menuju dirinya, "apa salah satu dari wanita ini merupakan ibunya atau … akh!"

Syaira langsung membekap mulut ketika mendapatkan pelukan tak terduga, bocah tampan yang setinggi pinggangnya justru mendekap erat dirinya. Siapa dia? Kenapa melakukan tindakan mengejutkan?

***