webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps.54

Ada rasa didalam hati tapi tidak tau itu apa, waktu terus berjalan tanpa permisi, hari ini adalah sebuah pelajaran dan esok adalah misteri.

Keadaan harus memaksa Shea untuk memilih, mana yang harus di perjuangkan dan mana yang harus di akhiri, perkataan Janet terus terngiang di telinga Shea, ada rasa sesak di dalam dadanya namun dengan siapa ia akan bercerita, dan dengan siapa ia akan melampiaskan nya.

" Lo mikirin apa? " tanya Alvarez

Shea sudah kembali berada di dalam mobil Alvarez, mau tidak mau Shea tidak dapat menolak karena ternyata mobil Shea sekarang sudah berada di basemen kantor Alvarez

" nggak ada " jawab Shea singkat

" kita makan siang dulu ya, di caffe depan kantor gue " mobil Alvarez sudah memasuki parkiran caffe yang berseberangan dengan kantor miliknya

Semua p*****n memberi hormat saat Alvarez dan Shea masuk kedalam caffe, membuat Shea sedikit merasa tidak enak

" Lo udh biasa makan disini ya? mereka semua hormat banget sama Lo " ucap Shea, sedangkan Alvarez hanya tersenyum kecil

" makanan ini Lo bayar kan? " tanya Shea saat melihat beberapa makanan sudah terhidang di meja mereka

" enak aja Lo yang bayar.... "

" dasar cowok pelit.... " batin Shea

" eh gue nggak pelit, ini adalah harga yang harus Lo bayar karena udah numpang di mobil gue... " ucap Alvarez, yang sudah tau akan kata hati Shea

" buset.... Lo beneran bisa baca fikiran orang ya? atau jangan-jangan Lo keturunan dukun? " hardik Shea

" eh jaga ya ucapan Lo.... masak muka ganteng kayak gue di bilang keturunan dukun "

" idih..... ternyata selain bermuka tembok, Lo juga narsis ya.... " ejek Shea, Alvarez tak menghiraukan ucapan Shea, dia tetap fokus pada makanan nya

Mungkin terlalu cepat bagi Alvarez jika rasa yang bergemuruh didalam jiwanya di sebut cinta hanya karena Shea mampu menarik hatinya yang sudah lama kosong, ia pun masih belum bisa masuk kedalam kisah Shea terlalu dalam karena ia tidak ingin adanya luka yang akan menciptakan rasa perih di antara dirinya dan Shea.

" wah... rupanya kalian disini "

seorang laki-laki menghampiri Shea dan Alvarez yang menikmati makanan mereka dengan hening

" pantesan telfon gue nggak di angkat, chat gue nggak di bales ternyata Lo lagi berduaan " ucap laki-laki itu lagi memandang Shea dan Alvarez bergantian, sedangkan Alvarez masih dengan sikap acuh tak acuh nya

laki-laki itu menggeser salah satu kursi, lalu duduk tepat di tengah antara Shea dan Alvarez.

" hei tadi kita belom sempet kenalan, nama gue Gilang, sahabat sekaligus merangkap sebagai asisten pribadi nya Alvarez yang paling setia " laki-laki bernama Gilang itu mengulurkan tangannya, lalu di sambut Shea dengan baik

" gue Shea " ucapnya dengan tersenyum.

" ehemmm.... " deheman Alvarez spontan membuat Gilang melepaskan tangan Shea

" oh ya... tu ban mobil Lo udah gue ganti sama yang baru atas permintaan Varez " ucap Gilang dengan mengedip kan sebelah matanya pada Alvarez

" makasih ya.... " ucap Shea, sedangkan Alvarez hanya mengangguk

" gue ke toilet dulu " Alvarez berlalu meninggalkan Shea dan Gilang, setelah Alvarez tak terlihat, Shea melirik Gilang yang duduk di samping nya

" eh... gue mau tanya, tu orang emang dingin kayak gitu ya, mukanya datar banget kayak tembok "

" maksud Lo Alvarez? " Shea mengangguk cepat

" ya iyalah, emang siapa lagi.... "

" dia emang kayak gitu cuek, dingin, dan nggak terlalu banyak ngomong, tapi jangan salah di balik sikapnya yang kayak gitu dia itu baik dan perhatian hanya saja dia nggak terlalu mengumbar "

" dia udah punya pacar? " pertanyaan itu membuat Gilang tertawa terbahak-bahak

" kok Lo ketawa? "

" Lo adalah orang yang kesekian nanya Alvarez udah punya pacar atau belom, dan kalo gue jawab Lo pasti nggak percaya "

" emang kenapa? "

" Alvarez itu nggak punya pacar, padahal dia udah kaya raya, mapan, soal tampang nggak perlu diragukan lagi bahkan dia itu CEO termuda dikalangan pembisnis, tapi ya itu tadi dia belom ada pacar, sebenernya dia sempet punya pacar, tapi sayangnya dia di selingkuhi... nah sejak saat itu gue ngerasa kalo dia sulit buat deket lagi sama cewek "

" masak sih.....? "

" nggak percaya kan Lo.... Alvarez itu mukanya aja ganteng dan sikapnya aja yang dingin tapi sebenarnya hatinya itu mudah rapuh dan sejak itu dia kayak menutup hati gitu buat cewek " Shea terdiam

" kenapa Lo nanyain tentang Alvarez, Lo suka sama dia? " tanya Gilang dengan seperti mengintimidasi seorang penjahat

" what? gue suka sama Alvarez ya enggak lah... Alvarez itu most wanted di kampus gue, semua cewek mengidolakan dia... tapi kenapa nggak ada satupun yang kecantol, Alvarez kayak menutup diri gitu " Shea mengangkat kedua bahunya

" dia itu nggak suka sama tipikal cewek agresif, bisa di bilang Alvarez itu suka sama cewek yang kalem "

"eh bentar deh, kalo dia udah jadi CEO muda, kenapa dia kuliah lagi "

" Alvarez punya otak jenius, dan IQ nya di atas rata-rata mangkanya di usia muda dia udah jadi CEO di salah satu perusahaan milik bokapnya dan itu nilai plus-plus buat dia, Alvarez masih mengejar gelar sarjana nya "

" ehh kayak nya gue nyambung deh ngomong sama Lo, kita bisa jadi temen kan? " bola mata Shea sudah berbinar

" iya dong, kenapa nggak " balas Gilang dengan tersenyum menunjukkan lesung pipinya.

Mata Shea beralih menatap seorang Pria yang baru saja keluar dari toilet mengenakan kemeja berwarna navy yang di gulung sampai siku, celana dasar yang ia kenakan pun semakin membuat ia terlihat lebih dewasa tak lupa juga dasi berwarna hitam sudah melingkar di kerah kemeja itu, dan itu saja sudah membuat Shea berdecak terpesona

" ya Tuhan.... sungguh indah ciptaan mu " batin Shea, ia menatap laki-laki itu tak berkedip sadar jika laki-laki itu bisa membaca fikiran nya spontan membuat Shea mengalihkan pandangannya, jantung ny sudah bersenandung tak terkira lagi

" udah selesai makannya kan? " Alvarez sudah berdiri di hadapan Shea

" i-iya sudah " Shea terlihat gugup

" makanan ini biar Gilang yang bayar " ucap Alvarez dengan raut wajah datarnya

" lah.... kok jadi Gilang, Lo bilang gue yang bayar " tunjuk Shea pada dirinya sendiri

" itu hukuman dia karena merusak mood gue " Alvarez seakan tak perduli

" what.... kalo tau gini, gue nggak akan nyamperin Kalian " Gilang merasa kesal tapi apa boleh buat ia tak dapat membantah

Setelah Gilang membayar makanan, merekapun menuju basemen kantor untuk mengambil mobil Shea yang terparkir disana

" sekali lagi makasih ya... " ucap Shea, Alvarez hanya mengangguk lalu melangkah kan kaki panjang nya meninggalkan Shea tanpa sepatah katapun

" lama-lama Lo juga bakalan terbiasa " Gilang menepuk pundak Shea karena sedari tadi ia terus memperhatikan Alvarez.

Jika waktu bisa diputar kembali, Alvarez ingin bertemu Shea lebih awal, bukan setelah ia kehilangan salah satu sayapnya untuk terbang. Dan jika mencintai Shea adalah ketidak mungkinan, maka Alvarez akan terus berusaha agar itu menjadi mungkin, meskipun ia tau bahwa untuk terbang dirinya memerlukan dua sayap.

Pagi-pagi sekali mang Aden sudah menerima bucket bunga mawar putih dari seorang kurir namun disitu tidak di tuliskan nama pengirimnya, melainkan hanya tulisan bahwa bucket bunga itu tertuju untuk Shea

" Bucket bunga dari siapa mang? " tanya Shalu

" nggak tau nyonya, soalnya nggak ada nama pengirimnya tapi ini dikirim untuk non Shea " jawab mang Aden sembari mengulurkan bucket itu ketangan Shalu.

" dari siapa ya? apa ini dari Yesaya? " batin Shalu.

Dan seperti biasa, sebelum Shea berangkat ke kampus ia selalu bercengkrama dengan adik kembarnya yang masih di dalam ayunan

" She.... " Shalu menghampirinya

" ya mom " Shea melihat bucket bunga mawar putih di tangan Shalu

" widih... Papi pagi-pagi udah romantis aja ngasih mommy bunga " goda Shea

" ini bukan buat mommy, dan juga bukan dari Papi " Shea terlihat bingung

" Lah, terus dari siapa dan buat siapa dong "

" disini nggak ada nama pengirimnya, tapi disini tertulis tertuju untuk kamu " Shalu menyodorkan bucket itu ketangan Shea

" wah... cucu Oma udah ada penggemar rahasia ya sekarang " goda Anita, namun Shea nampak masih bingung.

Shea membawa bucket itu kedalam kamarnya, lalu mengambil vas berbahan kaca mengisinya dengan air sebelum memasukan setangkai demi setangkai bunga mawar itu kedalam vas, sepucuk kertas putih terjatuh dari selipan tangkai bunga.

" surat? " gumam Shea, ia pun membuka kertas putih yang di lipat persegi itu.

* kamu melambangkan kemurnian dan kedamaian seperti bunga mawar putih ini *

Shea tersenyum setelah membaca surat itu, namun cepat juga pudar karena tidak tau nama pengirimnya, dan menurut nya ini sangat misterius

" bunganya harum " gumam Shea dengan tersenyum setelah mencium bau harum dari bunga itu.

" tapi kira-kira dari siapa ya? kalo dari Yesaya nggak mungkin karena dia selalu ngasih gue dengan simbol bunga matahari " ucapnya

" tapi terserah deh... siapa pun yang ngasih gue bunga ini, terimakasih banyak " batinnya.