webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps.32

Shea masih berdiam diri di hadapan Yesaya sekarang, mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing tapi sesekali Yesaya mencuri pandangannya pada wajah cantik Shea entah dari mana dia akan mulai bicara

" kamu masih marah? " pertanyaan Yesaya menyapu semua lamunan Shea

" entah lah..... "

" please percaya sama aku, kamu juga udah liat sendiri kan... kita berdua ini jadi korban " Shea hanya mengangguk

" nggak enak tau di cuekin Mulu " rengek Yesaya, dan entah mengapa hal itu membuat Shea tersenyum geli

" ih apaan sih " sedikit senyuman dari wajah Shea membuat jantung Yesaya sudah berdebar

" udahan dong marah nya, kamu nggak kasian sama aku... kangen tau ngobrol sama kamu " tambah Yesaya dengan manja

" ini bukan kamu banget..... "

" emang aku Dimata kamu gimana? "

" kamu itu, cowok paling cuek yang aku kenal... "

" tapi kan aku sama kamu nggak cuek " Yesaya memainkan kedua alisnya naik turun, membuat Shea tak tahan untuk tidak tertawa

" nah gitu dong, kalo gitu kan lebih cantik... " goda Yesaya

" ehemmm.... " deheman dari teman-temannya membuat Yesaya dan Shea menjadi salah tingkah

" gitu ya... kalo udah baikan lupa sama kita-kita.... giliran ada masalah heboh nya satu sekolah " sindir Daniel

" ehh tuh tanggung jawab anak orang, yang udah Lo bikin bonyok " sambung Ragil, namun Yesaya hanya tersenyum sinis

" kamu sih.... " Shea memukul pundak Yesaya dengan kencang

" aduh.... sakit loh sayang " rengek Yesaya dengan manja

" aduh telinga gue tiba-tiba sakit " ucap Samudera

" sumpah gue pengen muntah " sambung Ragil

" pengen gue tonjok Lo " balas Vino

" bucin Lo berdua " sambung Cheryl

" kenapa Lo pengen di panggil sayang? " tanya Ragil " sini ... biar gue aja yang panggil Lo sayang " sambung nya

Plitak!!!!!!!!

Ragil mendapatkan pukulan tepat di kepala nya dari Cheryl

" mamam tu sayang " ucap Cheryl dengan kesal

Membuat teman-teman nya tertawa terbahak bahak

" gue susah seneng ya Lo pada.... " Ragil mengelus kepala nya yang di pukul oleh Cheryl

Tak lama Morgan dan Janet pun menghampiri mereka yang masih menertawakan Ragil

" ini dia ni..... pahlawan gue " puji Yesaya

" jijik..... nggak usah lebay " ucap Morgan dengan wajah datar nya

" Jan... maafin gue ya soal pagi tadi " ucap Shea

" iya nggak apa-apa, namanya juga salah paham " balas Janet sambil memeluk Shea

" eh gue kesini mau minta imbalan gue " Morgan sudah menadakan tangan nya di hadapan Yesaya

" Lo serius...?

" ya iyalah lah.... sesuai sama perjanjian, di dunia ini nggak ada yang namanya gratis " Yesaya memasang wajah kesal

" adik durhaka Lo... "

" eh gue nggak pernah jadi adik Lo ya... gue ini musuh Lo... ayo buruan.... "

" iye..... nggak sabaran banget sih " Yesaya sudah tau keinginan Morgan, Yesaya mengambil kunci motor yang berada di dalam saku celananya lalu memberikannya pada Morgan

" yes.... gue mau balapan malam ini " ucap Morgan lalu berlenggak meninggalkan mereka semua tanpa mempedulikan mereka lagi

" woy inget, kalo motor gue sampe lecet, gue abisin Lo " teriak Yesaya dengan kencang, namun Morgan hanya melambaikan tangan tak perduli

" sadis Lo..." gumam Daniel

" itu adik Lo " tanya Ragil seperti orang bodoh

" bukan..... di musuh gue " jawab Yesaya acuh tak acuh, lalu mengajak Shea pergi

" sungguh persaudaraan yang aneh " ucap Vino dan Samudera serentak.

Jam pulang sekolah Shea dan Yesaya memilih untuk berjalan kaki bersama sedangkan Ajeng sudah lebih dulu Shea suruh pulang dengan naik taksi.

" yakin mau jalan kaki? " tanya Yesaya

" iyalah " jawabnya singkat

" nanti kamu kecapekan loh " Shea hanya tersenyum

" hmmmm dibilangin malah senyum "

" sesekali kan nggak apa-apa "

Mereka berjalan dengan santai menikmati jalan raya ibu kota, sesekali saat Shea lelah berjalan mereka istirahat duduk di kursi yang tersedia di pinggir jalan cuaca nya memang sedikit panas bahkan wajah mereka sudah basah karena keringat

" capek ya? " tanya Yesaya

" dikit "

" kita cari tempat teduh ya.... " ajak Yesaya,

mereka sudah duduk disalah satu pondok pinggiran jalan

" kamu haus? "

Shea hanya mengangguk

" kamu tunggu sini ya, aku kewarung depan beli minum... "

" ok "

" kamu jangan kemana-mana "

" siap bos "

Yesaya sudah berjalan menyebrang jalan karena warung nya terletak di seberang,

" aduh... kok kepala gue pusing ya.... " gumam Shea,

Penglihatan nya sudah berkunang-kunang, setetes cairan berwarna merah kembali keluar dari hidung nya, Shea meraba bagian hidung nya dan melihat cairan merah di jarinya

" please jangan sekarang " gumamnya, ia mengambil tissue yang berada di dalam tasnya lalu membersihkan hidung nya sebelum Yesaya kembali

" nih minuman nya " Yesaya sudah kembali membawa dua botol minum

" She..... muka kamu kok pucet banget? " tanya Yesaya yang melihat raut wajah Shea

" kecapekan aja " kilahnya

" ya udah... kita naik taksi aja... " ajak Yesaya, Shea hanya diam dan tidak menolak

Beruntung mereka berada di jalan raya jadi tidak sulit mencari taksi.

Mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Shea.

" kamu nggak mampir dulu? " tawar Shea

" lain kali aja ya... udah sore juga, nanti kapan-kapan aja aku baru mampir "

" owh ya udah kalo gitu "

" aku pulang ya "

" bye..... "

" see you "

Shea sudah berada dikamar nya, merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk sungguh di luar dugaan dengan apa yang sudah terjadi hari ini membuat nya benar-benar sangat lelah, sampai Shea sudah terbang ke alam mimpinya

Hari sudah mulai malam, Shea duduk sendiri di balkon kamarnya memandang langit yang penuh dengan bintang

" mommy " gumam Shea, matanya sudah mulai berkaca-kaca

" apa mommy liat aku dari sana? "

" sebentar lagi papi akan menikah lagi "

" apa papi akan terus sayang sama aku? "

" apa kasih sayang Papi nggak akan pernah berubah? "

" apa papi akan terus ingat sama mommy "

" baru kali ini aku liat papi sebahagia ini "

" mommy.... "

Shea mulai menangis sesenggukan

Anita yang mendengar dari balik pintu kamar Shea, hanya bisa menghela nafas berat, banyak ketakutan yang Shea rasa saat ini

" Shea... " sapa Anita, dengan cepat dirinya menghapus air mata nya agar tak terlihat oleh Anita

" Oma..... Oma belum tidur? "

" belum sayang..... " Anita berjalan menghampiri nya, membelai rambut panjang Shea yang terurai.

" sudah larut malam sayang, waktunya tidur " pinta Anita, dan Shea hanya menurut.

" Oma temenin aku tidur ya " Anita hanya tersenyum lalu beranjak menuju tempat tidur

Shea sudah berbaring diatas ranjang, Anita mengecup kening Shea dengan penuh kasih sayang berdo'a agar tak ada lagi kesedihan pada cucu kesayangannya, Anita duduk di tepi ranjang sisi kanan Shea menemani Shea hingga terlelap dalam tidurnya, setelah memastikan bahwa Shea sudah benar-benar nyenyak ia membenahi selimut yang membalut tubuh mungil Shea lalu memadamkan lampu sebelum ia beranjak keluar dari kamarnya.