webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps.16

Sepulang nya mereka dari panti asuhan, Brian mengajak semua teman-temannya kekediaman. Shea sudah masuk kedalam kamarnya sedangkan Brian dan yang lain masih duduk di ruang keluarga

" Res, gue minta tolong siapin Hadiah untuk launching pembukaan restauran baru Wijaya Group " ucap Brian sambil memberikan undangan nya

" ok... gue bakal siapin, oh ya apa Lo masih inget sama Shalu ? " tanya Restu, Brian nampak mencoba mengingat nya

" iya gue inget " jawab Brian dengan santai

" dia yang nganter almarhum Vee ke RS kan? " sambung Arkan, Brian hanya mengangguk sedangkan Cleo dan Bintang saling melirik

" semenjak Lo pergi, dia mengundurkan diri dari perusahaan... " Brian menyipitkan matanya

" ada hal yang nggak Lo tau " sambung Nathan

" apa ? " Brian menjadi penasaran

" ternyata Shalu itu jatuh cinta sama Lo " jawab Restu, Brian menjadi dingin

" awalnya dia mau bilang tentang perasaan nya sama Lo di malam pesta ulang tahun Lo... tapi dia gagal saat Lo bawa Vee " sambung Restu, namun Brian masih tetap diam entah apa yang ia fikirkan saat ini.

" gue nggak sengaja dengar percakapan Shalu dan Rani waktu itu, jadi gue ceritain sama Restu " Nathan menyeruput minumannya

" apa dia sudah menikah ? " pandangan mereka tertuju pada Brian yang masih terlihat dingin saat melontarkan pertanyaan

" dari informasi yang gue dapet dari Rani, kalo Shalu belum menikah " jawab Nathan tanpa ragu.

" gue fikir, dia bakalan ngancurin rumah tangga Lo sama Vee... tapi ternyata gue salah, bisa ajakan waktu dia ngeliat Vee pingsan di mall dia bersikap nggak perduli " ucap Restu

" bahkan saat Vee di rumah sakit, Shalu selalu datang dan mengirim bunga " sambung Restu.

Brian kembali mengingat masa dulu, di ruang kamar Vee, bunga yang terletak di atas nakas past berubah setiap harinya

" dia nggak seburuk yang gue dan Restu fikirkan " ucap Nathan

" dan Rani juga bilang, kalau sampai detik ini Shalu masih memiliki perasaan yang sama terhadap Lo " tambah Restu

" tapi, nggak ada satupun yang tau di mana Shalu sekarang " ucap Nathan

Fadhil menepuk pundak Brian dengan lembut

" apa yang Lo fikir ? " tanya Arkan pada Brian

" nggak ada " jawabnya dengan santai

" saatnya Lo buka kehidupan yang baru kak " ucap Bintang " gue nggak nyangka kalo ada cewek yang bisa nyimpen perasaannya dengan begitu lama bahkan dia nggak pernah tau konsekuensi nya " sambungnya

" tapi bukan bearti kita nyuruh Lo buat ngelupain Vee, seenggak nya ada orang yang bisa menyembuhkan luka hati Lo dan Shea siapapun itu " ucap Cleo yang sudah dari tadi menahan tangisnya.

" kita tau nggak ada orang yang bisa gantiin posisi Vee di hati Lo... tapi coba Lo liat Shea, dia masih butuh kasih sayang seorang ibu... dan yang dibilang Bintang bener, udah saatnya Lo buka kehidupan yang baru " sambung Arkan

" Bri... Lo bisa kasih Shea apapun yang dia mau dan yang dia minta, tapi apa pernah Lo bertanya apa yang dia butuhkan " ucap Fadhil

Brian masih terlihat hening, tak ada satu katapun yang keluar dari bibirnya, hingga ia beranjak menaiki anak tangga menuju kamar Shea, dia mendapati Shea yang sedang tertidur memeluk foto Vee, disudut matanya masih nampak tetesan air mata yg mengalir

" Lo liat.... cuma foto Vee yang bisa dia peluk, betapa dia rindunya dengan sosok seorang ibu untuk berada di dekat nya " ucap Arkan yang sudah berdiri di belakang Brian.

Malam ini setelah teman-temannya pulang, Brian merasa sangat frustasi memikirkan setiap kata demi kata yang di lontarkan oleh teman-temannya, bagaimana dia bisa harus belajar mencintai orang lain, sedangkan hatinya sudah dipenuhi oleh cintanya terhadap Vee.

Hingga pagi tiba, Brian sudah siap dengan stelan pakaian kantornya berjalan menuju ruang makan. Gunawan, Anita dan Shea sudah lebih dulu berasa di kursi makan

" seperti nya kamu terlihat sangat lelah " tanya Anita sambil menuangkan air minum

" sedikit ma "jawabnya singkat

" oh ya, papi jangan lupa hadir ya di pentas seni musik Shea di gedung serbaguna Minggu depan " ucap Shea sambil menikmati roti bakar favoritnya

" iya sayang... " jawab Brian singkat

" Shea udah selesai sarapan, Shea duluan ya Pi... Oma, Opa, Shea berangkat dulu ya " Shea menghampiri mereka satu persatu dan bersalaman mencium punggung tangan mereka

" hati-hati ya sayang " balas Anita.

Brian masih terpaku melihat Shea yang sudah keluar dari ruang makan.

" Brian.... apa yang kamu fikir kan ? " tanya Gunawan

" apa Shea bahagia? " Brian melihat kearah Gunawan dan Anita secara bergantian

" sudah pasti dia sangat bahagia " jawab Gunawan tanpa ragu

" hanya saja... kebahagiaan nya akan sangat lengkap jika sosok seorang ibu ada di tengah kita " sambung Anita dengan suara rendah

" Papa sama Mama bisa mencari kan jodoh untuk aku " ucap Brian dengan wajahnya yang dingin

Anita menggosok telinga nya karena masih tak percaya apa yang ia dengar dari mulut putra nya, sedangkan Gunawan tersedak oleh minuman nya sendiri

" apa mama nggak salah dengar ? " Anita kembali meyakinkan dirinya

" sebelum aku kembali berubah fikiran " ucap Brian sambil beranjak dari kursinya meninggalkan kedua orang tuanya.

Anita nampak bersemangat dengan permintaan Brian, namun berbeda dengan Gunawan yang masih ragu atas permintaan putra nya itu.

Shea sudah sampai di sekolah nya, Janet langsung berlari menuju kearah nya

" Shea.... " nafasnya tersengal-sengal

" apaan sih " Shea dan Ajeng baru turun dari mobilnya

" ada good news " ucap Janet sambil mengatur nafasnya

" berita apa? " tanya Ajeng, sedangkan Shea tampak acuh tak acuh

" ada anak baru di kelas XII " jawab Janet setelah nafasnya kembali normal

" Lo tau dari mana? " tanya Shea

" gue nggak sengaja liat waktu buk Sarah ngajak orang nya ke ruang kepsek " jawab Janet sambil merapikan seragamnya.

Mereka bertiga pun menuju ruang kelas, saat di koridor seorang laki-laki berwajah tampan dengan tangan berada di saku celananya berjalan santai menghampiri Shea dan Janet bahkan setiap siswa yang berpapasan dengannya berdecak kagum.

" hai.... " sapanya, Shea hanya tersenyum sedangkan Janet dan Ajeng berjalan lebih dulu.

" katanya ada anak baru ya di kelas XII ? " tanya Shea sambil berjalan sejajar dengan Yesaya

" mungkin... aku nggak tau ? " Yesaya bersikap tak perduli dengan pertanyaan Shea

" kok nggak tau...? "

" terus aku mau gimana ? " Yesaya berhenti berjalan lalu menatap tajam ke arah Shea

" hehe nggak ada " Shea menjadi salah tingkah, Yesaya merangkul Shea dan kembali berjalan menuju kelas.

Bel masuk telah berbunyi, semua siswa sudah masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk mengikuti jam pelajaran pertama.

Pak Anton masuk ke kelas XII.B bersama siswa baru, kelas yang tadinya hening menjadi ramai akan suara yang memuji penampilan siswa baru kecuali Yesaya yang tampak tak perduli akan kedatangan siswa tersebut.

" anak-anak harap tenang.... " pinta pak Anton

" sssuuuttttt cantik bro.... " Vino mulai berbisik

" sexi pula.... " tambah Ragil

" jaga tu mata... " Samudera memberikan toyoran pada Ragil

" brisik Lo pada..... " sambung Daniel, sedangkan Yesaya hanya acuh tak acuh

" hari ini kita kedatangan satu lagi siswa baru untuk bergabung belajar di sekolah kita, bapak harap kalian bisa berprilaku dengan baik " ucap pak Anton

" iya pak.... " para siswa kembali bersikap tenang

" ayo perkenalkan diri kamu " pinta pak Anton

" hai.... nama aku Kinan Larasati, kalian bisa panggil aku Kinan dan smoga kalian bisa menerima aku dengan baik " ucap siswa yang bernama Kinan

" hai Kinan.... kita siap kok Nerima kamu... apa lagi buat nerima kamu jadi pacar aku " ucap Ragil dengan senyum jahil nya

" wooooooooooo " sontak membuat para siswa bersorak

" nggak usah mau Kinan sama dia, tampangnya aja udah kayak kecebong " ucap Samudera dengan jahil

" hahahhaaha " semua siswa tertawa

" sialan Lo..... kecebong di bawak-bawak " Ragil menyikut Samudera

" sudah... tenang semuanya... " pinta pak Anton lagi " baiklah Kinan, kamu bisa duduk di belakang Yesaya " ucap pak Anton

Mata Kinan memandang Yesaya dengan kagum, karena melihat wajah tampannya

" wow handsome " gumamnya dalam hati, Kinan berjalan menuju bangku nya.

Secara tidak sengaja, Kinan tersandung oleh kakinya sendiri dan terjatuh tepat di pangkuan Yesaya. Mata mereka bertemu salah satu lain, namun Kinan merasa hawa dingin menerpa wajahnya,

" ciyeeeeee " goda para siswa

Sontak membuat Kinan terkejut dan menjadi salah tingkah

" sorry, nggak sengaja " kinan langsung kembali berdiri dan duduk di bangkunya.

Sedangkan Yesaya hanya diam menganggap kalau itu tak pernah terjadi.

" gila .... cuek banget tu cowok " gumam Kinan