webnovel

Chapter 33 Tiger Meet Cat

Noah melihat sekitar, dia lalu menghela napas panjang, rupanya dia ada di rumah Leo yang besar dan gelap. Tak ada siapapun kecuali dirinya, itupun jika dia tidak mencari Leo ada dimana.

"Gez.... Sialan sekali... Dia tidak ada di rumah nya..." Noah menjadi kesal karena Leo memang tidak ada di rumah, dia masih ada di apartemen Caise.

Lalu ia mengambil ponselnya dan menghubungi Leo.

Leo yang duduk di sofa Caise dan rupanya Caise ada di sampinganya memeluk lengan nya. "Mas Leo... Aku suka aroma mu, parfum yang kamu gunakan benar benar berbeda dari yang lain nya" Tatap Caise.

"Aku juga suka aroma mu Caise... Aku suka jeruk" Leo membalas.

"Eh, bagaimana mas Leo tahu?"

"Penciuman ku sangat tajam" Leo membalas, lalu mereka sama sama tertawa hangat tapi tiba tiba ponsel Leo berbunyi membuat nya kesal. Lalu melihat dari siapa, rupanya dari Noah tadi.

"Ck... Apakah dia harus mengganggu untuk saat ini"

"Mas Leo, tak apa, angkat saja" Tatap Caise.

Leo terdiam lalu mengangkat panggilan Noah itu, seketika Noah berteriak. "Dimana saja kau bodoh!! Kita harus segera menyelesaikan dokumen baru ini, dan kau jga harus menyelesaikan urusan mu dengan Tuan Mandara dan Nona Walwes, kau bilang kau bisa mengerjakan nya sendiri tanpa aku, nyatanya ini belum tersentuh sama sekali!!" Kata Noah dengan berteriak.

Telinga Leo hampir benging, ia lalu mematikan ponselnya dan menutup telinga nya. "(Sialan... Aku tidak tuli... Jangan berteriak...)"

Sementara Noah menatap ponselnya. "Astaga.... Dia benar benar membuat ku jengkel, dia bahkan mematikan panggilan, sialan kau Leo.... Lihat saja ini aku akan menjemputmu dan aku pastikan, aku yang harus marah kali ini" Dia berjalan ke ruang garasi motor dan menaiki motor speed miliknya.

Ia memakai helm, jaket dan perlengkapan berkendara motor berkecepatan tinggi itu dan langsung menarik gas dan melaju dengan sangat cepat.

--

"Mas Leo, ada apa? Kenapa seseorang itu berteriak, dan suaranya seperti Mas Noah?" Caise menatap.

"Hanya dia meminta ku mengurus beberapa pekerjaan"

"Lalu kenapa tidak segera?" Tatap Caise membuat Leo terdiam tak menjawab. Caise yang melihat itu menjadi mengerti bahwa Leo tak mau meninggalkan nya.

"(Apa Mas Leo.... Tidak mau pergi? Dia tetap ingin di sini... Sebenarnya aku juga ingin begitu aku masih ingin Mas Leo di sini... Tapi mau bagaimana lagi aku harus merelakan nya hanya karena pekerjaan nya itu yang bahkan tidak aku ketahui) Mas Leo, ini baik baik saja"

". . . Baiklah kalau begitu" Leo berdiri.

"Ah, bisa aku mengantar mu sampai keluar?" Caise menatap.

"Tentu, ayo" Leo mengulur tangan.

Caise tersenyum senang dengan wajah merah lalu menerima uluran tangan Leo dan mereka keluar dari apartemen.

Ketika sudah sampai di parkiran apartemen yang begitu luas dan hanya ada mobil Leo saja.

Mereka berdua melepas uluran tangan masing masing. "Caise" Leo menatap.

Caise hanya tersenyum menatapnya, tapi pandangan nya ber ubah ketika melihat seekor kucing di tengah jalan sepi dan gelap karena malam itu. Kucing kecil yang bisa dikatakan masih sehat dan berbulu tebal, jika dikatakan kucing liat juga bukan.

"Mas Leo, kucing itu kasihan..." Caise menunjuk.

Lalu Leo menoleh dan melihat kucing liar itu. "Aku akan mengambilnya untuk mu" Kata Leo, dia berjalan ke tengah jalan, tapi kucing itu waspada membuat Leo juga ragu mendekat. Dia bahkan mundur ketika Leo berjalan membuat jarak semakin jauh.

"Mas Leo, menunduk dan menatap dengan kedipan" Kata Caise dari jauh membuat Leo terdiam dan membungkukan sedikit tubuhnya dan mengulur tangan.

Kucing itu terdiam, mendekat perlahan dan mengendus tangan Leo itu.

Tapi siapa sangka, satu arah jalanan, ada motor berkecepatan tinggi dan lampunya terang menatap Leo.

Caise terkejut melihat itu apalagi Leo yang ada di tengah jalan terpaku ketika menoleh dan melihat cahaya itu.

Yang mengendarainya adalah Noah, dia terkejut ketika melihat Leo. "Sialan!! Leo!! Awas!!" Dia berteriak dan mengerem.

Leo akan menghindari itu tapi bahunya terkena spion tajam motor Noah itu, hal itu membuat Noah terjatuh dan Leo memegang bahunya dengan wajah agak sakit. "Sialan..." Ia kesal tapi untungnya dia tidak jatuh dan berhasil menahan beban tubuhnya itu.

"Astaga!" Caise masih terkejut melihat itu, dia berlari ke Noah dan hal itu membuat Leo terdiam menatap Caise pergi ke Noah. "(Ini wajar karena Noah jatuh, aku tak bisa bersikap anak anak hanya karena melihat Caise memberikan kekhawatiran pada Noah dulu)" Pikir Leo dengan agak kecewa.

Noah tergeletak di jalanan, tapi untung nya dia itu memakai pakaian lengkap, helm dan pelindung tubuh dari jaket itu. Motornya juga terguling di tempat yang berbeda. Banyak kepingan atau komponen dari motornya lepas dan kemana mana.

"Mas Noah, kamu baik baik saja?" Caise menatap.

"Ugh sial... Aku baik baik saja" Noah bisa bangun.

Lalu Caise menoleh ke Leo. "Mas Leo, bagaimana dengan mu?" Tatap Caise.

"Aku baik baik saja" Leo melepas tangan nya dari bahunya tapi siapa sangka, darah muncul sangat banyak dan bahkan goresan itu menggores seperti cakaran tajam di bahu kiri Leo.

"Mas Leo.... Itu luka parah!!" Caise berlari mendekat, dia memegang tangan Leo dan meletakan nya di luka itu. "Jangan biarkan darahnya mengalir, terus tekan luka itu"

"Caise, aku baik baik saja"

"Lihat ini, ini tidak baik baik saja sama sekali... Kamu harus kedokter, cepat.... " Caise menatap panik.

Setelah membuat motornya berdiri lagi, Noah melepas jaketnya dan menGap tajam. "Sialan!! Apa kau tahu jalanan bukan tempat untuk mati seperti itu!!" Tatapnya dengan kesal.

Tapi Leo menatap marah. "Siapa yang salah kenapa kau hanya bersikap begitu, kau pikir ini tidak sakit!!" Leo menatap tajam.

"Mas Leo, sudahlah, jangan berteriak... Ini akan tambah parah" Caise memenangkan nya.

"Bagaimana aku bisa tenang!? Kau bisa melihat jalan apa tidak Noah?!??" Leo berteriak.

Noah terdiam. "Kau harus memikirkan sifat mu, Leo" Noah menatap dingin.

Leo terdiam lalu ia menoleh ke Caise yang rupanya hmpir ketakutan karena teriakan Leo itu pada Noah.

"Aku... Aku tidak bermaksud..." Leo menatap Caise dengan merasa bersalah.

"Sudahlah, ayo cepat" Noah masuk ke mobil dan ia mengemudikan mobilnya.

"(Mas Leo... Kenapa aku tadi melihat sikapnya yang begitu, sikap yang sangat berbeda dari sebelumnya, jangan jangan apa itu yang dimaksudkan oleh Mas Noah... Aku baru pertama kali melihat kemarahan Mas Leo meskipun itu hanya singkat dan saat ia bilang minta maaf padaku, ia langsung merubah sikapnya.... Apa itu adalah sikap yang ia tunjukan pada dunia ketika dia menggunakan kemarahan yang di sebut auman nya?)" Caise terdiam di mobil.

Leo yang duduk di sampingnya hanya bisa terdiam. Ia hanya bisa menegang lukanya lalu diam diam menghela napas panjang. "(Ha... Sialan.... Kenapa aku tadi harus berteriak... Ini karena emosiku pada Si bangsat)" Ia melirik ke Noah yang fokus mengemudi.