webnovel

Chapter 20 Tiger Meet Cat

Noah {Sudut Pandang Cinta Ketiga}

Sementara itu Noah berdiri bersandar sambil melihat ke ponselnya dengan memakan roti di tangan nya, menunggu sesuatu di malam hari hanya di temani penerangan di ponselnya.

Setiap gigitan, dia benar benar langsung setengah memakan rotinya. Sambil menatap ke ponsel dan mengunyah nya. "(Jika tidak salah Leo tadi tampak bicara soal pengambilan barang itu, yeah itu cocok untuk nya karena dia di kenal di kalangan direktur tinggi seperti Tuan Mandara dan Nona Walwes. Mereka berdua paling banyak meminta tolong pada Leo... Tapi meskipun begitu, apa Caise tahu pekerjaan Leo yang seperti itu.

Pekerjaan pria itu sangat banyak.. Ketika ada di rumah bersama aku, kita akan mengurus banyak dokumen dan dokumen yang dimaksud itu adalah dokumen yang seperti pengurusan ilegal menjadi legal... Jika di pastikan, kami lebih tinggi dari pada polisi dan yang lain nya karena tangan Leo sudah di kenal dimana mana... Hukum saja takut padanya, yeah, itu karena dia juga seorang pria hukum... Ketika dia lulus dari fakultas Hukum, dia akan menjadi seseorang yang paling menang dari segala hukum...)" Pikirnya.

Jika dilihat, Noah adalah seorang lelaki yang berumur sama seperti Leo. Umurnya 22 dan hanya kurang satu tahun dari Leo. Dia juga ada di Fakultas Hukum bersama Leo.

"(Sedikit curhat saja... Leo lebih baik dalam kejuruan nya... Di kampus, dia yang paling serius dalam mengerjakan tugas dan di depan direktur ilegal, dia siap melakukan pekerjaan nya sebagai budak mereka dan juga... Dia kadang dimintai tolong menjadi pengawal hanya karena dia telah tercatat mengalahkan banyak preman dan seorang pembunuh... Tapi di sini ada yang belum menjadi pekerjaan nya... Pembunuh bayaran, selama ini dia membunuh hanya karena dendam, padahal menjadi pembunuh bayaran juga tinggi yang nya... Tapi aku khawatir dengan kondisi dan pekerjaan nya setelah mengenal gadis bernama Caise itu...)"

Saat sudah selesai makan, ia melempar plastik roti itu ke tempat sampah dekatnya dengan masih mengunyah, tapi ada wanita berjalan mendekat di dekat mesin penjual minuman di samping Noah, dia membeli minuman dan memberikanya pada Noah.

Noah terdiam bingung dan melihat ke wajah wanita itu yang cantik dengan adanya senyuman manis.

"Minumlah, kau pasti serat" Tatap Wanita itu dengan senyum kecilnya.

". . .Apa kau kupu kupu malam?" Noah menatap sambil mengambil minum itu.

"Bukan, aku hanya wanita pekerja, aku baru saja pulang dari bekerja...Bos ku selalu menggangguku dan tidak membuat pekerjaanku cepat selesai hingga aku harus pulang malam seperti ini...Kebetulan aku melihatmu saja apa kau sedang menunggu sesuatu?"

"Tidak ada, aku hanya kemari untuk berjaga pada panggilan atasan, dia yang selalu memanggilku karena itulah aku selalu menunggu di tempat seperti ini juga mungkin"

"Atasan, jika di lihat apa kau bawahan gangster?"

"Bisa di bilang begitu"

"Siapa atasanmu?"

"Meskipun aku sebutkan apa kah kau tahu dunia kriminal berisi siapa saja...(Dia... Kenapa dia berani sekali menuju kemari, apalagi kawasan ini sangat berbahaya untuk wanita seperti nya..)" Noah menatap dingin.

"Haha maafkan aku, kebetulan sekali aku juga dulu seorang yang selalu ditindas oleh preman, keluargaku mati karena mereka dan mereka memintaku bergabung dengan kupu kupu malam, tapi aku menolak sampai sekarang. Jika aku bergabung dengan kupu kupu malam harta dalam tubuhku tak akan berguna lagi"

". . . Memangnya untuk apa harga diri tubuh wanita di dunia ini, mereka kebanyakan hanya meminta uang dengan menjual tubuh mereka"

". . Kau mengatakan itu di depanku, apa aku terlihat seperti itu?"

"Semua wanita terlihat seperti itu kecuali kau berhenti keluar dan berdiam dirilah di rumah hanya perlu menunggu seseorang datang menjemput"

Kata Noah lalu wanita itu terdiam. "Jadi, hanya seorang wanita yang berdiam diri di rumah itu perawan?"

"Yeah..."

"Lalu kau suka yang bagaimana, suka yang perawan atau yang sudah tidak? Mereka memiliki perbedaan, yang tidak perawan itu lebih menggoda tapi yang perawan lebih enak..."

". . . Aku fales saja, karena... Aku terlalu sibuk jika untuk bercinta... Setiap hari hanya meluangkan waktu untuk merokok dan aku di sini pun juga tak akan bisa kemana mana selain menunggu atasan ku selesai"

"Memang nya dia ada dimana?"

"Jika kau ingin tahu sekali, di sekitar sini mana tempat yang paling kotor" Noah menatap.

Lalu wanita itu melihat sekitar dan menemukan bar besar di tepi jalan yang gelap itu, bar itu sudah jelas miliki Leo dan Leo tadi ada di sana.

"Ah, itu.. Jadi dia sedang melakukan pertemuan di sana... Kudengar, kupu kupu malam di sana sangat cantik cantik dan begitu menggoda dari bar lain sehingga bar lain hampir di buat bangkrut oleh itu"

"Yeah, itu salah satu pekerjaan yang paling buruk... Itu karena atasan ku sendiri... Dia mengambil hutang dengan mengambil gadis perawan dan membuat mereka begitu, alhasil, wanita wanita malam itu hanya bekerja untuk mencari uang untuk atasan ku... (Benar benar agak licik jika di bilang begitu, untuk melunasi hutang para korban, Leo lebih meminta untuk mengambil gadis maupun wanita untuk di ganti tebusan nya, cara dapat uang ini lebih buruk untuk di tiru)"

"Oh, kalau begitu atasan mu itu berarti suka wanita yang seperti itu, wanita yang berbekas, wanita yang lebih menggoda dan sebagainya seperti itu, apa aku benar?" Wanita itu menatap.

"Tidak juga...Dia lebih suka pada gadis, perawan... (Caise merupakan gadis perawan yang sepertinya tidak pernah di sentuh orang lain dan sekarang Leo akan merebut keperawanan nya pastinya)" Pikir Noah dengan wajah dingin sambil mengingat Caise dengan agak aneh, dia juga perlahan lahan meminum soda tadi di depan wanita yang memberikan nya tadi.

"Oh, dia suka yang bersih... Hahaha...Benar benar aneh, padahal wanita perawan sudah hampir sedikit" Kata Wanita itu.

"Yah aneh... Kenapa kita jadi membahas hal ini?"

". . . Entahlah, sebatas mengobrol... Oh, Bagaimana denganmu...Apa kau lahir dari keluarga gangster?" Tatap Wanita itu.

Kali ini yang kembali diam adalah Noah. Dia lalu menghela napas panjang.

"Kita baru saja bertemu dan kau mau kita berdua curhat?"

"Haha ketahuan ya, aku memang seperti itu, aku suka mencari topik untuk bicara, karena di rumah aku sendirian... Dan... Kesepian" Kata Wanita itu.

Mendengar itu Noah menjadi terkejut sendiri.

"Baiklah aku pergi dulu, terima kasih telah mendengarkanku" Wanita itu berjalan melambai pergi.

Dari awal hingga ia pergi sikapnya begitu dewasa dari gaya tertawa dan bicaranya. Tapi ada sesuatu yang membuat Noah terdiam. "[Kesepian...Katanya]"