webnovel

tiga serangkai

tiga orang bersahabat dari kecil tinggal dikampung inpres desa tertinggal yang bertingkah konyol tanpa mereka sadari setiap pertemuan pasti ada perpisahan begitu tiga sahabat ini menjalani nasib masing-masing

Jhony_Koto · Realistic
Not enough ratings
33 Chs

layangan lukis

tak pikir panjang mereka bertiga tancap gas kelubuk pua tempat kerajinan layang layang hampir satu kampung itu membuat layangan baik skala besar maupun skala rumah tangga

sesampainya desa lubuk pua Amir menghentikan motornya

"coba tanya dilapau itu, Dimana disini yang bikin layang layang "kata Amir

"kamu Jon yang duduk paling belakang yang bertanya kalau aku susah turun nya" kata Safril.

kemudian joni turun dari motor dengan setengah berlari ke lapau kopi yang ada dipinggir sawah.

"assalamualaikum pak "kata Joni pada salah satu bapak yang duduk dipakanta

"waalaikum salam ada apa dek" kata bapak itu menoleh dan memutar duduk nya

"disini pengrajin layang layang buat dijual lagi dimana ya pak" tanya Joni.

"adek jalan saja lurus ketemu jembatan rajang Adek sebrangi tak jauh dari balik sungai itu disitu rumah pengrajin layangan nya" jawab bapak itu.

"terimakasih pak 'kata Joni kembali ketempat Amir dan Safril.

"ada Jon' kata Amir

"Kita harus menyebrang jembatan gantung dulu "kata Joni.

kemudian mereka melanjutkan perjalanan tak lama sampai jembatan gantung

"hati hati mir jembatan nya goyang goyang kalau tidak aku turun saja biar aku jalan saja kesana" kata Joni setelah menyaksikan jembatan berayun ketika ada motor lewat.

"norak kamu Jon berdoa saja yang banyak biar kita bisa lewat dengan selamat "kata Amir.

ketika motor mulai menyebrang Joni yang takut ketinggian memejamkan matanya memeluk pinggang Safril erat erat

"apasih yang kau takut kan kalau jatuh paling nyebur ke air kamu sudah aku ajarkan berenang terus kita sering lompat dari atas jembatan depan masjid kampung paneh"

"atau akal akalan kamu saja biar bisa memeluk aku" kata Safril.

"terserah kamu, dibayar aku ogah memeluk kamu geli " kata Joni melepaskan tangannya di pinggang Safril.

selama masih diatas jembatan gantung mereka lebih banyak berdoa hingga sampai dirumah pengrajin layangan.

"assalamualaikum da" kata Amir

"waalaikum salam ada apa dek" kata Uda layangan.

"kami mau beli layangan buat jualan lagi ada ga da "kata Amir.

"layangan yang bergambar sedang kosong ,ada yang masih polos" kata Uda layangan.

"bagaimana kita beli saja layangan polos itu" kata Amir pada kawannya

"justru bagus aku yang mengambarnya nanti sudah lama bakat melukis ku tak tersalurkan" kata Joni.

"berapa sekodi da" tanya Amir

"yang gambar sepuluh ribu tapi kalau yang polos nanti aku kurangi sedikit "kata Uda layangan.

"begini saja da layangan polos kami beli dengan harga yang bergambar tapi kami mintak cat air nya biar kami lukis sediri "kata joni

"mau beli berapa kodi" kata Uda layangan

"tak banyak hanya dua kodi setengah

tapi jadi Uda kasih bonus cat warna biar kami lukis sendiri"kata Amir

"tentu saja,nanti aku tambah bonus beberapa layangan lagi upah melukisnya" kata Uda layangan.

akhirnya mereka sepakat membeli layangan dua kodi setengah dengan bonus cat warna dua kaleng beserta kuasnya.

"jalan keluar dari sini , selain lewat rajang ada lagi ga jalan yang tidak mentang adrenalin da" kata Joni yang masih pusing dengan ayunan jembatan gantung.

"ada ikuti saja jalan ini tapi tanjakan nya sangat curam banyak motor orang tak sanggup keatasnya kalau pun bisa bisa turun mesin" kata Uda layangan.

"ngeri sekali kampung ini, suatu saat ada yang menjodohkan aku sama orang sini akan tolak mentah-mentah" kata Joni.

"walaupun kembang desa" kata safril

kecuali itu, kalau tidak cantik dan kaya bangat" kata Joni.

"aku pun demikian, sudah dapat tampang pas-pasan jalan pulang nya menatang maut lagi "kata safril.

kalian berdua turun motor ku tak sanggup mendaki tanjakan curam setinggi pohon kelapa , kalian enak ngobrol ngobrol berdua kata Amir.

kamu saja Joni yang dorong kan kamu yang mau jalan kesini kata Safril

kok begitu kita kan pergi dan pulang harus nya susah nya juga sama-sama dong kata Joni.

kalian berdua bertengkar kalau tak mau aku tinggal disini kalian kata Amir.

mendengar gertak sambal dari Amir mendorong dengan sekuat tenaga.

setelah sampai diatas tanyakan dan mereka sudah naik motor lagi Amir senyum senyum sendiri telah berhasil mengerjai temannya , padahal motor nya masih sanggup mendaki walaupun bonceng tiga

"ternyata ini tembusan di STM kaluawaik STM negeri satu satunya nya dipariaman" kata Amir.

"nanti setelah ebtanas aku mau masuk kesini" kata Safril.

"kamu mir" kata Joni

seperti nya aku mau masuk sekolah swasta deh diantara kalian aku yang nilainya paling rendah Safril enak selalu juara kelas tinggal tunjuk sekolah yang dia mau"kata Amir

tak boleh begitu mir yang namanya ebtanas untung untungan seperti yang sudah sudah banyak orang yang biasa saja nilai nya tinggi kata Safril.

tetap saja tak sanggup mengikuti pelajaran disekolah paforit kata Amir.

"kamu Jon bagaimana kata Amir

" aku masih bingung "kata Joni.

aku sudah tak mau sekolah lagi otaku sudah tak sanggup lagi kalau pun sekolah seperti nya buang buang duit saja dianya aku sekolah buat pergaulan saja.

"kalau begitu kamu coba saja semua sekolah" kata Amir

"memang boleh begitu" kata joni

"boleh saja asal kau sanggup bayar sekolah swasta "kata Amir

" kalian ngobrolin apa sekarang sudah dijalan raya kita harus banyak berdoa biar selamat kata safril.

kemudian semua nya diam menikmati perjalanan setelah sampai di simpang haru

"Alhamdulillah "kata ketiganya lega sudah keluar dari jalan raya.

kemudian mereka berhenti dilapagan sepak bola

"diantara kalian bertiga ada yang mau main bola soalnya kami kekurangan pemain" kata Musa

paling safril aku dan Joni seperti nya ada kegiatan lain kata Amir.

"kamu menunggu jualan pak sabar ya"

'kamu Joni" kata Musa

"aku pulang sekolah cari cuan kalau tidak siapa yang membiayai kursus bahasa Inggris ku" kata joni.

"Lagian kamu kursus segala buat apa ,bule tak ada disini keluar negeri joga tak mungkin"kata Safril.

safril kamu pikir diebtanas tak ada bahasa Inggris nya siapa tau itu yang menolong aku Lulus kalau pelajaran lain aku biasa saja "kata Joni.

"oh iya aku lupa ebtanas ada ujian bahasa Inggris bantu batu aku kasih kunci jawaban nya kata safril.

jadi siapa yang jadi masuk klub ku kata Musa

aku saja kata safril

mulai besok sore kita latihan kata Musa

kemudian ketiganya menonton Musa dan kawan kawan latihan bola sampai selesai.

setelah pertandingan usai mereka pulang kerumahnya masing masing.

sesampainya di rumah Joni langsung kekmar mandi hendak cuci muka sudah hampir setengah tahun sumbar dilanda kemarau.

sumur sudah mulai kering

"tak ada air buat cuci muka Mak "kata Joni

Andah gunuang sudah tak mau ngasih air lagi sumur nya sudah mulai kering"kata samsimar

kemudian joni mengambil handuk dan perlengkapan mandi mandi kesumur Nanak giriang yang ada dipinggir sawah dekat pabrik bata merah.

"masih ada air nya Jo "kata Joni ketika berada disumur mendapati ajo Basar sudah selesai mandi.

"ada, tapi keruh seperti susu "kata ajo Basar

"kapan ya hujan turun nya" kata Joni pada ajo Basar.

"padahal masjid kampung paneh sudah solat mintak hujan sama tolak bala "kata ajo Basar

"selagi sumur ini masih berair aku tak terlalu khawatir"

"aku lihat sumur katimbuang yang sumber airnya dari Banda Kulo masih banyak air nya tapi sayang nya yang mandi perempuan semua" kata ajo Basar.

"kamu sering mandi sama ibu ibu yang mandi disumur katimbuang ya "kata ajo Basar

"kok ajo tau"tanya Joni heran

"aku lihat sendiri" kata ajo Basar

"ajo sering ngintip orang mandi ya kata Joni memojokkan ajo Basar

kebetulan aku lewat dan melihat

"dimana mana kamu yang digosipkan orang, sudah berbulu atas bawah masih nyampur mandi sama perempuan" kata ajo Basar.

"sekarang sudah jarang tapi kalau ajo nantang saya demi duit saya terima" kata Joni

"kapan kamu bisanya" kata ajo Basar

"kapan saja saya selalu siap" kata Joni

"besok sore juga boleh "

" Ini aku kasih Depe seratus kalau kamu berhasil akan aku tambah lagi" kata ajo Basar pamit pulang

tangan Joni gemetar memegang duit seratus ribu dusatu sisi dia sangat membutuhkan duit itu buat biaya sekolah.

bagaimana nanti sajalah yang penting mandi dan buru buru pulang makin lama bedeang tembok makin gelap dan sepi.