webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Urban
Not enough ratings
314 Chs

234

"Yang sudah selesai, boleh dikumpulkan!"

Suara Pak Kohar pelan, tetapi untuk mereka yang masih berkutat dengan keringat dingin dikeningnya, suara itu terdengar seakan menggelegar bak petir di siang bolong.

Reysha tersenyum lega, kertas jawabannya sudah terisi penuh. Walau hasil mencontek, setidaknya ia tidak menyerahkan kertas kosong kehadapan Pak Kohar, Guru Killer di sekolahannya itu.

"Yang penting, aman sajalah dulu," pikirnya dalam hati.

Suasana dikelas itu berubah chaos, terutama deretan bangku-bangku belakang.

Mereka tampak panik, beberapa anak nekad merebut kertas jawaban milik teman sebangkunya, sebagian lagi memaksakan diri menyebrang ke bangku-bangku tetangga, melewati bangku dan meja kelas dengan mengendap-ngendap, mengambil gulungan kertas yang melayang diudara dan mendarat tidak tepat sasaran.

"Selesai atau tidak selesai, Sekarang kumpulkan! Cepat! Kumpulkan secara estafet dari belakang sampai kedepan!"

Pak Kohar menginstruksikannya dengan jelas dan tegas.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com