webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Urban
Not enough ratings
314 Chs

220

Beberapa menit kemudian, aku lihat matanya berembun. Suara tangisannya mulai mengecil, dibanding kencang suara tangisannya yang tadi.

Ini adalah hasil jerih payah perjuanganku beberapa menit yang lalu.

Membujuknya agar mau meredakan suara tangisannya itu.

"Ada apa sebenarnya?"

Intonasi aku buat pelan.

"A-aku ti-tidak mau kem-kembali ke-sana!"

Suaranya seperti tersedak, menahan isak tangis yang seharusnya meledak-ledak.

"Mengapa? Siapa lelaki tadi?"

Aku kembali bertanya.

"Orang suruhan papih!"

Kini nadanya berubah kesal.

"Papih? Siapa lagi dia?"

Aku merubah posisi duduk, menyamping hingga berhadapan dengannya.

Memang agak susah, aku duduk dibelakang kemudi, sedang dia duduk disebelah ku, aku harus menekuk satu kaki diatas jok mobil agar tubuhku bisa menghadap kearahnya.

Dia belum menjawab pertanyaanku, kedua telapak tangannya menutupi hampir seluruh wajahnya.

Ia kembali terisak. Tetapi pelan, syukurlah.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com