webnovel

Tidak Kembali

Labib adalah seorang yang pesimis namun ia memiliki orang orang yang selalu mendukung dan mengkritiknya sehingga ia menjadi kuat perlahan. Tapi bagaimana jika ia kehilangan semuanya? Ayo kita baca "Tidak Kembali" untuk cerita penuhnya

Ghazama · Realistic
Not enough ratings
31 Chs

Satu Tahun Kemudian

Tiga tahun kemudian...

"Ayah, kapan kamu akan mempertemukan aku dengan ibu?" kata putriku yang lucu itu aku prihatin.

Satu tahun yang lalu aku mulai bekerja serabutan. Sengaja aku melakukannya agar dapat pulang cepat. Kalau bisa aku ingin bekerja yang bisa dilakukan dirumah saja agar bisa terus menjaga putriku itu.

Setelah peninggalannya, ia menjadi anak perempuan yang mandiri dan baik.

Dua tahun sebelumnya tepat saat umurnya satu tahun...

"Aku akan membelikan bahan untuk makan malam nanti, tolong jaga Syifa untuk sementara dirumah" Lia

Tidak lama setelah Lia keluar rumah datang beberapa tetangga kerumah mengetuk pintuku panik. "Labib!!! Cepatlah keluar! Ada berita penting untukmu!"

"Tunggu, aku akan segera keluar" sambil menggendong putriku yang masih kecil itu.

"Lia, bukankah ia adalah istrimu? Tadi kami melihatnya tergeletak didekat jalan setelah tertabrak mobil itu" cerita salah satu ibu ibu awalnya aku tidak mempercayainya, "Sekarang, ia sudah dibawa kerumah sakit utama oleh orang yang menabraknya sebaiknya kau menyusul"

Lalu, aku bergegas kerumah kakek untuk menitipkan Syifa dan langsung pergi kerumah sakit untuk menemuinya.

"Kuharap mereka salah orang" gumamku disepanjang jalanan.

Setelah sampai dirumah sakit utama dan memasukinya.

"Permisi, apakah ada pasien dengan identitas ini yang baru saja datang hari ini?" aku bertanya keresepsionis dan menunjukkan fotocopy ktp istriku, "Oh tadi tidak lama ada pasien yang cocok dengan identitas yang bapak tanyakan, ia ada dikamar nomor 265 berada dilantai 2"

"Terima kasih" aku langsung bergegas kekamar yang sudah ditunjukkan itu.

Kutemukan juga kamar yang sedang kucari.

"Ada apa pak? Apakah bapak salah satu keluarga pasien?" ucap dokter menyambutku.

Disana juga terlihat seorang wanita yang terlihat menunggu dan panik.

Lalu dokter yang berada didalam keluar memanggil wanita itu, "Bu, pasien mengalami luka yang serius, kepalanya terbentur trotoar dengan sangat keras serta bagian dalam perutnya hampir hancur sebagian karena tertabrak mobil dibagian itu. Mohon maaf kami tidak dapat memastikan keselamatan pasien" kata dokter yang baru saja keluar.

"Apa katamu? Ini bohong bukan !" aku langsung mendatangi dokter itu seketika.

"Apakah dia istrimu?" tanya wanita itu

"Lia adalah istriku! Mengapa kau melakukannya?" aku menatap wanita itu dengan penuh amarah, "Dok, berjanjilah kau akan menyelamatkannya" tambahku.

"Mohon maaf luka serius yang dialami pasien membuat kami tidak dapat memastikan bisa menyelamatkannya. Kami berjanji akan mengerahkan seluruh kemampuan yang kami miliki" kata dokter itu.

Setelah beberapa jam aku menunggu dokter keluar kamar lagi, "Maaf kami tidak dapat menyelamatkannya" aku terkejut mendengarnya dan langsung terdiam, "Maaf ini salahku yang sudah menabraknya" kata wanita itu duduk desebelahku.

Aku menatapnya berubah menjadi kebencian, "Ya! Ini semua salahmu! Aku telah kehilangannya, kau tidak membiarkannya membelikan bahan makanan untuk kami makan nanti malam" kataku