webnovel

Tidak Kembali

Labib adalah seorang yang pesimis namun ia memiliki orang orang yang selalu mendukung dan mengkritiknya sehingga ia menjadi kuat perlahan. Tapi bagaimana jika ia kehilangan semuanya? Ayo kita baca "Tidak Kembali" untuk cerita penuhnya

Ghazama · Realistic
Not enough ratings
31 Chs

Entah Mengapa Terlalu Cepat

Waktuku bekerja menjadi berkurang karena kuliah, penghasilanku sedikit menurun.

"Aku akan berhenti menjadi wanita karir saat kamu sudah menjadi S3 sayang, jadi cepatlah aku yakin kalau kamu itu pasti bisa" sering kali istriku bicara mirip seperti itu agar menyemangati ku.

Bersyukur aku sah memilikinya sekarang dia sangat mempengaruhi kehidupanku. Bagiku saat ini ia adalah pendukung terbaikku setelah ibu dan akan selalu berada dipihakku.

Karena aku sudah memiliki penghasilan sendiri jadi aku berinisiatif untuk mengirim kan uang setiap bulannya ke ayahku dikampung.

Ayahku orang yang kaya, jadi sebenarnya ia tidak terlalu membutuhkan bantuan dariku. Ia memintaku agar tidak memberikan setengah dari penghasilanku dan menguranginya. Jadi aku hanya memberinya sepuluh persen dari penghasilan.

Ayahku saat ini berulang tahun dan sudah berumur 57 Tahun. Aku dan Lia ke tempat ayahku untuk memberi banyak hal. Tapi "Apa sih yang dibutuhkan oleh orang tua sepertiku lagi?" ucap ayahku mengajak bergurau.

Aku tahu ia sudah tidak muda lagi anaknya juga sudah besar dan sudah punya keluarga sendiri. Hanya buah buahan dan makan makanan saja yang kami berikan kepadanya.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya 4 semester telah kulalui dan syukur aku lulus S3 ini berkat do'a dan usahaku serta dukungan orang orang terdekat.

Aku berniat merayakannya dengan seluruh keluarga. Namun, mertuaku sibuk jadinya kami akan merayakannya didesa. Sebelum kami pergi kedesa kami menemui kakekku yang juga tinggal dikota yang pernah merawatku juga.

"Maaf nak, sebaiknya kalian tidak usah merayakannya. Ayahmu, mertuamu sudah meninggal 4 hari yang lalu. Sebaiknya jika kalian ingin ke desa siapkan banyak do'a untuknya. Mungkin dia telah bahagia menemui ibumu pujaan hatinya" kakekku terlalu jujur kali ini membuatku meneteskan air mata. Semua terjadi begitu saja. Semua yang kumiliki satu per satu berkurang tersisa mereka yang masih bersamaku.

Kami ke desa dan menginap selama tiga hari. Lia terus memberiku semangat dan motivasi, tapi bagiku mereka adalah motivasiku jadi tetap saja motivasi ku berkurang satu.

Aku memeluk istriku lama sekali. Tubuhnya hangat membuatku nyaman dan tertidur padahal saat itu aku menangis.

Saat terbangun aku melihatnya diatasku. Kepalaku diatas pangkuannya dia tersenyum padaku. Entah mengapa itu membuat hatiku reda.

"Ayah kamu mengapa kamu terlalu cepat meninggalkan aku?" batinku

Padahal masih banyak yang ingin aku ceritakan "Mengapa ayah membiarkan aku mencoba merelakan kepergian ayah setelah ibu? Semoga do'a do'a ku sampai pada kalian"

Maaf

Maaf

Maaf, aku tidak berada disisi kalian diakhir nafas kalian. Aku menyesal berada jauh dari kalian padahal kalian ingin sekali melihat anaknya yang sudah dewasa disaat saati terakhir kalian.

Aku berjanji akan menjaga semua yang kumiliki saat ini agar aku tidak kehilangan apapun lagi.

Kami kembali kekota dan melanjutkan aktivitas kami dikota. Seperti perjanjian Lia berhenti menjadi wanita karir. Saat ini ia hanya menungguku pulang sambil berdagang sebagai warung dirumah.

Setiap pulang kerja "Selamat datang kembali sayang, aku sudah menyiapkan makan untukmu" aku disambutnya oleh istriku.

Peluk mesra serta kucium bibirnya setiap berangkat dan pulang. Kurasa itu cukup untuk saat ini.